Hobi
Ketika Mercy Samarinda Wakili Indonesia untuk Keluar Masuk Hutan Kalimantan

foto: fachrizal muliawan (kaltimkece.id)
Samarinda mewakili Indonesia dalam ajang otomotif bergengsi di Malaysia dan Brunei Darussalam. Dua kendaraan siap menembus hutan Kalimantan.
Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Minggu, 09 September 2018
kaltimkece.id Deru mesin diesel dua kendaraan penerabas medan berat mulai meraung-raung hebat. Suwandi Tandrin dengan seksama memeriksa satu per satu kendaraan berlainan merek itu. Setelah selesai dengan Mercedes-Benz 280 GE keluaran 1985, lelaki berkulit cerah itu mengutak-atik Toyota Land Cruiser buatan 1995. Tidak ada masalah. Kedua mobil bercat hitam itu siap mengarungi perjalanan panjang mulai September hingga Desember 2018 mendatang.
Kamis, 6 September 2018, Suwandi pamit kepada Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, untuk memulai tur panjangnya. Dia ditunjuk sebagai pemimpin tim yang mewakili Indonesia dalam tiga event internasional di Sarawak dan Sabah, Malaysia, serta Brunei Darussalam. Event pertama adalah Sarawak Jambore 2018 pada 13-16 September. Dilanjutkan Borneo Safari 2018 pada 28 Oktober sampai 4 November. Terakhir adalah Borneo Adventure Off-road 2018 pada 8-14 Desember 2018.
Dari ketiganya, Borneo Safari di Sabah adalah yang paling istimewa. Event off-road internasional itu merupakan pengganti Camel Trophy Kalimantan yang terakhir diadakan pada 2000. Setelah pelarangan perusahaan rokok menjadi sponsor olahraga, namanya diganti. Adapun Camel Trophy, adalah event off-road yang dimulai sejak 1980. Indonesia empat kali menjadi tuan rumah yakni pada 1981, 1985, 1988, dan 1996. Tahun ini adalah perhelatan ke-28 Borneo Safari.
Seluruh event diikuti tim yang terdiri dari Suwandi, Fazri Rahman, Isma Suhada, Gunawan, dan Firmansyah. Selama empat bulan, mereka akan memangsa jarak 7.500 kilometer. Perjalanan tersebut memerlukan persiapan fisik, perbekalan, dan kendaraan, selama 10 bulan. Dari hasil persiapan, Suwandi membawa dua mobil yang disesuaikan dengan jumlah anggota tim dan perbekalan.
“Kami seperti pindah rumah,” ucap pengusaha kuliner yang tenar di Samarinda ini. Tahun lalu, dia dinobatkan sebagai peserta yang membawa mobil paling jauh, di atas 5.000 kilometer. Ia juga menjadi orang pertama di Asia Tenggara yang menggunakan G class dalam event off-road internasional.
Sepanjang mengarungi 7.500 kilometer, kira-kira 75 kali pergi-pulang Balikpapan-Samarinda, Suwandi dan kedua mobilnya akan melewati rute-rute berat nan menantang. Lebatnya belantara Kalimantan ditembus karena anggota tur bertualang tanpa selalu melewati jalan umum. Mereka memilih jalur alternatif yang tak beraspal sekaligus singgah di desa-desa terpencil di Kalimantan dan Malaysia. “Makanya, persiapan untuk berkemah di dalam hutan juga penting,” jelas Suwandi yang menjadi anggota Indonesia Off-road Federation, IOF, Samarinda, kepada kaltimkece.id.
Rute yang diambil adalah Samarinda menuju Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah-Kalimantan Barat-perbatasan Indonesia dan Malaysia. Suwandi dan kolega sebagai wakil resmi dari Indonesia akan melewati pos lintas batas di Entikong, Kalimantan Barat. Jalur tadi juga menjadi rute kepulangan mereka. Jumlah biaya yang dikeluarkan sangat besar. Sebagai gambaran, untuk anggaran bahan bakar saja, mencapai Rp 23 juta.
Tubuh Jerman, Dalaman Jepang
Mercy 280 GE yang dipakai Suwandi dibuat oleh Mercedes-Benz, jenama otomotif papan atas asal Jerman. Selama ini, Mercy memang lebih akrab dikenal sebagai mobil kota dengan segala kemewahannya. Namun, Mercy yang dipakai Suwandi bukan sedan apalagi city car. Mercy 280 GE adalah mobil gahar berkaki kokoh yang dilapisi bodi sekeras besi. Perawakannya serupa kendaraan tempur pada masa Perang Dunia II.
Di Indonesia, Mercy 280 GE mulai dipakai pada 1970-an oleh pasukan pengawal presiden. Dalam artikel Kompas berjudul Mercedes G Class dan Kisah Raja Iran yang Dikudeta (2017), mobil seri G class keluaran Mercedes-Benz dipopulerkan presiden kedua RI, Soeharto. Aksara G diambil dari bahasa Jerman, Gelandewagen, yang berarti mobil lintas alam. Mercy G class kemudian dibagi dua yakni long wheel base atau LWB dan short wheel base atau SWB. Keduanya berbeda dalam ukuran. LWB lebih panjang dengan lima pintu. Sementara ukuran SWB lebih pendek dan hanya memiliki tiga pintu (Publikasi Mercedes-Benz G-Wagen, 2016, hlm 17). Kendaraan yang dipakai Suwandi adalah jenis LWB.
Mercy G class 280-GE adalah mobil olahraga multiguna atau SUV. Ia meminum premium sebagai bahan bakar. Namun, atas pertimbangan efisiensi, Suwandi mengganti dapur tenaga mobil dengan mesin diesel. “Pertimbangan lain adalah ketersediaan suku cadang,” paparnya. Apabila memakai premium, rasio konsumsi adalah 3 kilometer untuk 1 liter bahan bakar. Sedangkan ketika menggunakan mesin diesel, rasionya menjadi 6 kilometer untuk 1 liter solar.
Suwandi lantas memilih mesin buatan Jepang, Toyota Mega Cruiser, yang berkapasitas lebih besar. Mesin asli 280-GE hanya 2.800 cc sedangkan Mega Cruiser berbobot 4.200 cc. Seperti kebanyakan mobil sejenis, Toyota Mega Cruiser dahulunya adalah kendaraan militer Jepang sebagaimana Amerika memiliki Hummer H-1. Sekarang, setelah melewati berbagai modifikasi, jenis kendaraan tempur tersebut lebih banyak digunakan untuk kepentingan olahraga. Ehem, olahraga yang berbiaya luar biasa. (*)
Editor: Fel GM
Senarai Kepustakaan
-
Kompas.com, 2017. Mercedes G Class dan Kisah Raja Iran yang Dikudeta, artikel.
-
Long, Brian, 2016, Mercedes-Benz G-Wagen, Veloce Publishing.
Artikel Terkait
Pariwara Pemkab Kukar
Rendi Solihin Serahkan Bantuan untuk Pembudidaya Perikanan
Pariwara Pemkab Kukar
BBM Subsidi untuk Petani dan Nelayan di Kukar
Pariwara Mahakam Ulu
Pentingnya Data Untuk Pembangunan Mahulu
Pariwara Pemkab Berau
Pemkab Siapkan Speedboat untuk Pelajar dan Orang Sakit
Pariwara Pemkab Berau