kaltimkece.id Persiapan jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara yang direncanakan pada September 2024 terus digenjot. Salah satunya adalah mempersiapkan seluruh pelatih cabang olahraga (cabor) yang ada dibawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim.
Selasa, 6 Februari 2024 adalah hari pertama pelaksanaan pelatihan bagi para pelatih. Narasumber utama adalah Konsultan Teknik KONI Kaltim, Profesor Dikdik Jafar Sidik yang merupakan akademisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Ketua KONI Kaltim, Rusdiansyah Aras, menyampaikan rasa terima kasih dan hormatnya kepada para pelatih. Pada babak Kualifikasi (BK) PON XXI 2023, Kaltim berhasil berada di peringkat keempat, setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta dengan raihan 88 medali emas, 70 medali perak, dan 90 medali perunggu.
"Capaian ini adalah hasil kerja bersama, salah satunya peran penting para pelatih. Untuk terus mempertahankan dan meningkatkan pagi prestasi Kaltim pada PON mendatang," ucapnya.
Dalam paparannya, Profesor Dikdik Jafar Sidik, menjelaskan lima kompetensi yang harus ada pada diri seorang pelatih. Pertama adalah Knowledge (pengetahuan). Pengetahuan tentang olehraga, yakni seorang pelatih perlu memiliki pemahaman mendalam tentang olahraga yang ia latih.
"Ini mencakup aturan permainan, strategi, dan taktik yang relevan," tutur Dikdik.
Pengetahuan kesehatan dan kebugaran artinya memahami prinsip-prinsip kesehatan dan kebugaran sangat penting. Ini termasuk pemahaman tentang latihan fisik, nutrisi, pemulihan, dan aspek kesehatan lainnya.
Pengetahuan psikologi olahraga berarti pelatih harus memahami psikologi atlet, termasuk motivasi, manajemen stres, dan cara memberikan dukungan mental kepada atlet.
Kedua, Ability (kemampuan) mencakup kemampuan berkomunikasi. Pelatih harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk dapat menjelaskan konsep, memberikan umpan balik, dan memotivasi atlet.
"Selain itu ada kemampuan analisis yang artinya pelatih dapat menganalisis permainan dan kinerja atlet untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta merancang program latihan yang sesuai," urainya.
Kemampuan manajemen waktu yang baik membantu pelatih mengatur jadwal latihan, pertandingan, serta memberikan perhatian yang cukup pada aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaannya.
Ketiga, Skill (keterampilan). Ada berbagai keterampilan yang harus dimiliki pelatih, seperti keterampilan demontrasi. Pelatih perlu memiliki keterampilan fisik dan teknis yang baik untuk dapat memperagakan teknik-teknik olahraga kepada atlet. Ada keterampilan pengajaran agar pelatih mampu mengajar dengan efektif, memecah instruksi menjadi langkah-langkah yang dapat dicerna atlet, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Serta keterampilan motivasi untuk mendorong dan memotivasi atlet untuk mencapai potensi maksimal mereka adalah keterampilan kunci bagi seorang pelatih.
Keempat, Experience (pengalaman). Pengalaman bermain di level yang relevan dalam olahraga yang diinginkan akan memberikan pelatih pemahaman yang lebih baik tentang perspektif atlet.
"Pengalaman kepelatihan yang luas dalam melatih atlet dari berbagai tingkatan kemampuan membantu pelatih mengembangkan pendekatan yang lebih adaptif dan fleksibel," jelasnya.
Kelima, Attitude dan behavior. Seorang pelatih harus memiliki sikap positif yang dapat memotivasi atlet dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang. Pelatih harus memiliki etika profesional, seperti sikap etis, integritas, dan tanggung jawab adalah kunci dalam mendidik atlet tidak hanya sebagai pemain, tetapi juga sebagai individu yang baik. Memiliki kemampuan adaptasi harus memiliki sikap yang terbuka terhadap perubahan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah membantu pelatih menjadi lebih efektif dalam menghadapi tantangan.
Dalam pengembangan kompetensi ini, seorang pelatih harus berfokus pada peningkatan pengetahuan, pengembangan keterampilan, penerimaan pengalaman sebagai peluang pembelajaran, dan pembentukan sikap serta perilaku yang mendukung pengembangan atlet secara holistik.(*)