kaltimkece.id Sepuluh perguruan tinggi, termasuk Universitas Mulawarman, terlibat dalam riset bertajuk Patriot Pangan 2022. Kolaborasi yang digagas platform Kedai Reka melalui program Matching Fund itu bertujuan meningkatkan dan menjamin ketersediaan pangan di seluruh Indonesia, termasuk ketersediaan pangan dari sektor perikanan.
Ke-10 universitas yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Mulawarman, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Gajahmada, Universitas Lampung, Universitas Pattimura, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Mataram, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Syiah Kuala.
Program Konsorsium Patriot Pangan Unmul 2022 mengusung tema ‘Skenario Pendampingan oleh Akademisi dan Pemerintah untuk meningkatkan peran strategis UMKM dan Pengelolaan Perikanan Budi Daya dalam Upaya Menciptakan Kawasan Mandiri Pangan di Kalimantan Timur dan Desa Penyangga IKN”.
Ketua kegiatan untuk program “Pengelolaan Perikanan Budidaya dalam Upaya Menciptakan Kawasan Mandiri Pangan di Kalimantan Timur dan Desa Penyangga IKN”, Profesor Esti Handayani Hardi, mengatakan, program ini bertujuan untuk memperkuat peran Desa dalam pengelolaan budi daya ikan yang safety and sustainable aquaculture, terstandar.
“Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unmul mendapat dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim untuk kegiatan ini,” jelas Prof Esti yang juga Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Akuakultur, FPIK, Unmul.
Kegiatan tersebut terbagi dalam tiga konsep utama. Konsep pertama adalah pemberdayaan masyarakat. Konsep kedua yaitu Edukasi dan sosialisasi. Konsep yang terakhir yaitu sosialisasi dan diseminasi kegiatan.
Konsep Pertama: Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan ini terdiri dari tiga kegiatan. Yang pertama yang diadakan pada 24 Oktober 2022 adalah pembangunan demonstration plot (demplot) hatchery pembenihan ikan air tawar dengan sistem RAS. Demplot tersebut untuk menghasilkan benih ikan yang unggul dengan menekankan konsep safety and sustainable aquaculture (SSA). Demplot Mini Hatchery ini dibangun di Desa Muara Badak Ulu, Muara Badak, Kukar.
Kegiatan kedua adalah pembangunan demplot pembesaran ikan air tawar menggunakan bak terpal dengan konsep SSA. Demplot itu dibangun pada 31 Oktober 2022 di Desa Bukit Raya, Samboja, Kukar. Demplot akan menyediakan benih ikan air tawar seperti lele, nila, dan gurami.
“Bibit unggul untuk ketiga jenis ikan tersebut masih sulit diperoleh di Kaltim. Banyak pembenihan mandiri dilakukan pembudi daya namun tingkat kelangsungan hidup yang masih rendah Selama ini, bahkan beberapa benih masih bergantung dari luar Kalimantan,” terang Prof Esti.
Kegiatan ketiga ialah pengelolaan diversifikasi produk olahan ikan dan penguatan produk. Dua lokasi dipilih yaitu di IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (2-3 November 2022 dan 9-10 Desember 2022) dan di Kukar (18-19 November 2022).
Konsep Kedua: Edukasi-Sosialisasi
Konsep kedua adalah edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman, memperkaya pengetahuan penyuluh, masyarakat, dan mahasiswa. Konsep ini terdiri dari tiga kegiatan. Yang pertama adalah kegiatan penyuluh go to campus pada 1-5 November 2022 dan 1-2 Desember 2022 di Kampus FPIK Unmul.
FPIK Unmul me-recharging para penyuluh yang mengelola perikanan budi daya air tawar. Para penyuluh kembali ke kampus untuk mempelajari ilmu-ilmu atau teknologi terbaru.
Kegiatan kedua yaitu sekolah lapang masyarakat yang membudidayakan ikan air tawar. Kegiatan ini berlangsung pada 19-20 November 2022 di Kukar, 26-27 November 2022 di PPU, dan 3-4 Desember 2022 di Paser. Di sekolah lapang ini, dibentuk kelompok belajar yang terdiri dari masyarakat, praktisi, dan warga yang memiliki keahlian atau pengetahuan pengelolaan perikanan.
Kegiatan terakhir dari konsep edukasi dan sosialisasi adalah kuliah umum penguatan bidang perikanan budi daya untuk ketahanan pangan. Lebih spesifik kepada pengendalian penyakit. Kegiatan ini diadakan pada 5, 12, 19, 26 Oktober, dan 2 November 2022.
Kuliah umum ini berkolaborasi dengan mitra industri seperti Charoen Pokphand Indonesia, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan. “Ada pula Kementerian Kelautan dan Perikanan; Universitas Diponegoro; serta Badan Riset dan Inovasi Nasional,” terang Prof Esti.
Konsep Ketiga: Sosialisasi-Diseminasi
Konsep ketiga atau yang terakhir adalah sosialisasi dan diseminasi kegiatan. Kegiatannya berupa diskusi kelompok terarah (FGD) bertajuk Pengelolaan Perikanan Budi Daya Dalam Rangka Ketahanan Pangan di Kalimantan Timur dan Desa Penyangga IKN. Diseminasinya mengundang pemerintah daerah, masyarakat, dan pemerintah pusat yang akan diselenggarakan pada 8 dan 15 Desember 2022 di Kampus FPIK Unmul. (*)