kaltimkece.id Pemkab Kutai Kartanegara tengah mengembangkan program inseminasi buatan (IB) atau perkawinan sapi menggunakan teknologi. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak. Dari program ini pula, stabilitas harga pangan di pasar diyakini bisa terjaga.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Nor Hapsoro, menjelaskan, program IB adalah menyuntikkan sperma sapi jantan unggulan seperti Bos taurus ke saluran reproduksi sapi betina. Keunggulan program ini, 10 mililiter sperma sapi jantan bisa ‘membuahi’ puluhan ekor sapi betina.
“Tanpa IB, sapi jantan hanya bisa membuahi satu sapi betina,” jelas Nor kepada kaltimkece.id, Selasa, 19 Oktober 2021.
_____________________________________________________PARIWARA
Kualitas sapi juga menjadi lebih baik. Sapi dari hasil IB disebut memiliki badan lebih besar sehingga bobotnya menjadi tinggi. Jika sapi dari perkawinan alami dijual Rp 15 juta, sapi hasil IB bisa dijual Rp 20–25 juta. Nor menerangkan, program ini sebagai tindak lanjut perintah Bupati Kukar, Edy Damansyah, pada 2020 lalu. Saat itu, Bupati Edy meminta mutu dan kuantitas sapi di Kukar ditingkatkan.
“Ini untuk menjaga stok daging sapi sehingga harga pangan di pasar tetap terjaga,” terang lelaki 56 tahun itu.
Meski memberi dampak positif, bukan berarti tidak ada kendala melaksanakan IB. Nor menyebut, timnya masih kekurangan sumber daya manusia. Saat ini, tim pelaksana IB hanya 18 orang. Padahal, idealnya melaksanakan program tersebut adalah 28 orang. “Perlu 10 orang lagi untuk mengoptimalkan program ini,” sebutnya.
Sejak dimulai pertengahan 2020, program IB telah dilaksanakan para perternak di lima kecamatan di Kukar. Kelimanya yakni Samboja, Loa Kulu, Tenggarong Seberang, Kota Bangun, dan Muara Jawa. Total, sebanyak 1.223 ekor sapi telah menjalani program tersebut. Di antaranya, 103 ekor di Loa Kulu dan 704 ekor di Samboja. Sapi betina jenis bali atau Bos javanicus menjadi yang paling banyak menjalani IB. “Saat ini, kurang-lebih ada 5.000 peternak sapi di Kukar,” beber Nor.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Kepala Seksi Budidaya Ternak dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Distanak Kukar, Moch Indra Wijaya, menyampaikan, program IB telah meningkatkan produktivitas sapi. Pada 2020, sapi di Kukar hanya ada 30.030 ekor. Sedangkan tahun ini terdapat 31.000 ekor. Artinya, ada penambahan 970 ekor sapi. Sebanyak 906 ekor di antaranya dipastikan hasil program IB. “Jumlah tersebut terlepas dari hewan yang sudah mati atau dipotong,” beber Indra.
Dia menjelaskan, sperma sapi jantan yang diikutkan program IB berasal dari balai penelitian IB di tiga daerah yaitu Kabupatan Malang, Kabupaten Bandung Barat, dan Semarang. Untuk membawanya, sperma sapi dimasukan ke wadah khusus berisi nitrogen cair. Kemudian disimpan di mesin pendingin bersuhu minus 0 derajat celsius.
Indra memastikan, daging sapi dari hasil IB halal dikonsumsi karena tak ada senyawa kimia apapun yang dicampurkan. “Program ini hanya perkawinan genetika untuk mendapatkan keturanan sapi yang unggulan,” tutupnya. (*)
Editor: Surya Aditya