kaltimkece.id Pemkot Bontang diprediksi kembali mengalami defisit anggaran hingga ratusan miliar rupiah pada 2022 nanti. Hal ini membuat sejumlah satuan kerja perangkat daerah Bontang cemas. Masalahnya, defisit membuat anggaran untuk SKPD ikut dipangkas.
Satu di antara SKPD yang bakal terkena imbas defisit tersebut adalah Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar)Bontang. Senin, 15 November 2021, Komisi II DPRD Bontang mengadakan rapat kerja dan anggaran (RKA) bersama dinas tersebut. Agendanya membahas pemangkasan anggaran Dispopar Bontang.
“Dari yang sebelumnya Rp 24 miliar lebih, kini menjadi Rp 21 miliar. Jumlah itu dibagi untuk tiga bidang,” terang ketua Komisi II DPRD Bontang, Rustam, usai rapat.
Jumlah tersebut dinilai tidak cukup menggerakkan operasional Dispopar Bontang. Rustam menyebut, dinas tersebut butuh anggaran sekitar Rp 8,6 miliar untuk menjalankan program-programnya seperti membayar gaji pegawai sebanyak 94 orang. Selain itu membagi anggaran untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bontang.
Dari rasionalisasi Rp 21 miliar, KONI Bontang hanya akan mendapat Rp 1,5 miliar. Jumlah tersebut turun drastis dengan anggaran KONI Bontang yang diterima pada tahun ini yakni sebesar Rp 3 miliar. Imbasnya, kata Rustam, tidak ada anggaran untuk pekan olahraga provinsi Kaltim.
“Setelah ini saya akan rapat bersama Banggar (Badan Anggaran). Kalau ini dianggap penting, akan dibuatkan kesepakatan bersama dan dianggarkan melalui pergeseran anggaran mendahului perubahan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dispopar Bontang, Ahmad Aznem, mengaku tidak bisa berbuat banyak mengatasi masalah ini. Pasalnya, mengenai anggaran merupakan kewenangannya kepala daerah. “Kalau ada aspirasi teman-teman dewan, mungkin nanti bisa kami sesuaikan dengan rencana kerja kami, dan seperti apa nomenklaturnya,” ucap Aznem. (*)
Editor: Surya Aditya