kaltimkece.id Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry, menegaskan perlunya penanganan serius terhadap masalah polusi plastik yang kian membebani lingkungan. Hal ini disampaikan saat dirinya menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Kegubernur Kaltim, Senin, 23 Juni 2025. Acara tahun ini mengangkat tema global "Hentikan Polusi Plastik". Tema ini sejalan dengan tantangan lingkungan yang semakin kompleks di tingkat lokal maupun nasional.
Sarkowi menilai, pengelolaan sampah plastik tidak bisa hanya dibebankan pada sektor tertentu. Dibutuhkan pendekatan lintas sektor dan kesadaran kolektif dari seluruh elemen masyarakat. Ia menyebut, salah satu strategi penting adalah melalui edukasi publik secara masif agar masyarakat memahami dampak jangka panjang dari penggunaan plastik sekali pakai.
"Tanpa kesadaran dari masyarakat, kebijakan sebesar apa pun akan sulit diimplementasikan. Edukasi harus menyentuh rumah tangga, sekolah, komunitas hingga industri," ungkap pria berusia 52 tahun ini.
Politisi Partai Golkar ini juga mendorong pemerintah daerah untuk lebih berani mengadopsi kebijakan ekonomi sirkular, yakni sistem produksi dan konsumsi yang meminimalkan limbah dan memaksimalkan daur ulang. Menurutnya, ini adalah solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan-bahan sekali pakai.
"Ekonomi sirkular harus kita dorong melalui regulasi dan insentif. Kita perlu memikirkan kebijakan yang mendorong pelaku usaha untuk mengubah pola produksi dan distribusi mereka," ungkapnya.
Sarkowi juga menyoroti hasil evaluasi lingkungan terhadap perusahaan-perusahaan di Kaltim. Di mana masih ada 40 perusahaan yang mendapatkan predikat merah dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja (PROPER) karena belum memenuhi standar pengelolaan lingkungan.
Ia menegaskan bahwa DPRD Kaltim akan terus menjalankan fungsi pengawasan secara ketat. Jika ditemukan pelanggaran berulang, DPRD tidak segan untuk mendorong pemerintah provinsi mengambil langkah tegas, termasuk pencabutan izin usaha.
"Kita harus tegas. Kalau ada perusahaan yang tidak peduli pada lingkungan, itu ancaman bagi masa depan kita. DPRD akan bersikap dan mendesak agar penindakan dilakukan secara konsisten," jelas Sarkowi.
Sarkowi juga menyampaikan apresiasi terhadap 15 perusahaan yang meraih PROPER Emas dan 39 perusahaan yang meraih predikat Hijau. Ia berharap keberhasilan ini menjadi contoh positif bagi perusahaan lain dalam menjalankan praktik usaha yang ramah lingkungan.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini juga dirangkaikan dengan penyerahan piagam Adiwiyata kepada 54 sekolah di Kaltim. Sekolah-sekolah tersebut dinilai berhasil menerapkan prinsip pendidikan lingkungan hidup secara konsisten. Bagi Sarkowi, ini merupakan cerminan bahwa pelestarian lingkungan harus dimulai sejak dini, termasuk dari bangku pendidikan.
"Anak-anak kita harus dibekali kesadaran lingkungan sejak awal. Sekolah punya peran penting menanamkan nilai cinta lingkungan," pungkas Anggota Badan Anggaran DPRD Kaltim itu.(*adv/dprdkaltim)