• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • PARIWARA
  • PARIWARA DPRD KUKAR
  • Cara Muara Muntai Ulu Cegah Kebakaran Saat Kemarau

PARIWARA

Cara Muara Muntai Ulu Cegah Kebakaran Saat Kemarau

2004 Silam Muara Muntai dihajar si jago merah. Ratusan rumah terbakar. Tak ingin terulang, warga melakukan pendinginan sebagai langkah antisipasi. 
Oleh Fachrizal Muliawan
17 September 2019 09:41
ยท
2 menit baca.
Proses penyemprotan rumah warga sebagai antisipasi kebakaran di Kecamatan Muara Muntai. (istimewa)
Proses penyemprotan rumah warga sebagai antisipasi kebakaran di Kecamatan Muara Muntai. (istimewa)

kaltimkece.id Hujan tak kunjung mengguyur Desa Muara Muntai Ulu sejak 2019 lalu. Kekhawatiran terjadinya bencana kebakaran mulai menggelayuti warga. Apalagi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karhutla) mulai menyelimuti daerah tersebut. Meski begitu, dibanding karhutla, ketakutan warga di sana adalah kebakaran pemukiman penduduk. 

Meski berada di atas piggir Sungai Mahakam, Muara Muntai rentan mengalami musibah kebakaran. Pasalnya, mayoritas bangunan di sana terbuat dari kayu ulin. Tak hanya bangunan, infrastruktur seperti jalan dan jembatan juga masih menggunakan kayu. Dan, masih jelas dalam ingatan warga, musibah kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah di Kecamatan Muara Muntai pada 2004 lalu. Desa dengan bangunan khas terbuat dari kayu ulin itu luluh lantak dilalap si jago merah. Antisipasi pun dilakukan. Tak ingin kejadian serupa terulang, warga secara swadaya melakukan penyemprotan rumah-rumah dan infrastruktur. Satu per satu rumah warga dan jalan pun didinginkan. 

Tokoh masyarakat sekaligus legislator DPRD Kukar dari fraksi Gerindra Sopan Sopian menuturkan, saat ini pendinginan dilaksanakan minimal sepekan sekali. "Hal ini biasa dilaksanakan saat kemarau seperti sekarang," terangnya. Selain menggunakan pompa air, proses pendinginan juga menggunakan air dari hidran. “Hidran biasanya dimanfaatkan untuk menyiram lahan kering dan rumah warga saat kemarau seperti ini,” ujarnya. Rumah-rumah yang diberi perhatian lebih dalam proses pendinginan adalah yang atapnya berbahan sirap --kayu ulin tipis yang disusun bertingkat--. Menurut Sopian, sirap semakin kering semakin mudah terbakar. “Makanya disiram agar menimbulkan efek hujan buatan agar kayunya tetap mengandung air,” terangnya.

Sejak tahun 2015 telah dibentuk relawan pemadam kebakaran. Kini sudah ada lima titik hidran. Langkah antisipatif untuk menanggulangi bencana kebakaran seperti 2004 lalu. Secara teknis hidran merupakan langkah praktis karena memangkas kebutuhan selang yang panjang karena jauhnya dari ketersediaan air. Karenanya hidran dipasang di beberapa titik strategis. “Meski saban pekan kami bisa lakukan pendinginan, kami berharap hujan segera turun,” terangnya. (*)

Editor : Fel GM
dprd kukar kukar muara muntai kaltim kece kaltim
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.