• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • PARIWARA
  • PARIWARA DPRD KUKAR
  • Pemindahan Ibu Kota Negara, Momentum Pelestarian Budaya Kutai

PARIWARA

Pemindahan Ibu Kota Negara, Momentum Pelestarian Budaya Kutai

Banyak hal perlu dipersiapkan dalam pemindahan ibu kota negara. Persoalan budaya termasuk hal krusial.
Oleh Fachrizal Muliawan
12 September 2019 05:40
ยท
2 menit baca.
Foto bersama setelah Ngapeh Hambat di Pendopo Bupati Kukar. (Fachrizal Muliawan/kaltimkece)
Foto bersama setelah Ngapeh Hambat di Pendopo Bupati Kukar. (Fachrizal Muliawan/kaltimkece)

kaltimkece.id Coffee morning dengan kearifan lokal bertajuk Ngapeh Hambat (Bincang Pagi), dihelat di Pendopo Bupati Kutai Kartanegara (Kukar). Kamis, 12 September 2019. Dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar. Turut berpartisipasi raja-raja nusantara yang juga menghadiri rangkaian Erau Adat Kutai.

Pembahasan berbagai masalah pun mengemuka. Yang paling santer adalah mempertahankan adat dan budaya. Khususnya adat istiadat Kutai sebagai tuan rumah. Ternyata, delapan raja dan sultan nusantara yang hadir punya kekhawatiran sama. Yakni kelestarian adat istiadat dan budaya leluhur di tengah lajunya perkembangan zaman.

Dalam acara yang juga dihadiri Ketua Sementara DPRD Kukar Abdul Rasid tersebut, Bupati Edi Damansyah menuturkan bahwa ragam budaya di Kukar terjaga cukup baik. Tertuang dalam Peraturan Daerah Kukar 2/2016 tentang Pelestarian Adat Istiadat Kesultanan Kutai.

Edi pun mengaitkan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim. Pelestarian budaya mesti jadi fokus. Sebab, pelestarian kebudayaan adalah salah satu kekuatan yang dimiliki daerah. "Salah satunya akan dikenalkan lewat sektor pariwisata," terangnya.

Menurut dia, selain sebuah kekuatan, kebudayaan berarti memberi masyarakat kepada masyarakat. Terlebih Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang mengambil peran penting dalam mempertahankan adat istiadat. "Artinya pemerintah enggak sendiri," tuturnya.

DPRD Siap-Siap

Diwawancarai terpisah, Abdul Rasid mengatakan bahwa Ngapeh Hambat bisa memberikan gambaran terhadap legislatif tentang hal-hal yang mesti dilakukan ke depan. Soal pemindahan ibu kota, kata Rasid, pemerintah pusat sudah memukul gong tanda dimulainya proses pemindahan ibu kota. "Artinya, daerah harus siap. Termasuk kami dari legislatif," ujarnya.

Secara wacana, anggota DPRD Kukar periode 2019-2024 sudah mulai fokus ke sana. Terutama infrastruktur dan sumber daya manusia yang mesti disiapkan. "Kami sudah diskusikan, pasalnya sekarang belum ada unsur pimpinan definitif."

Selain itu, lanjut politikus Golkar tersebut, mereka belum melihat rencana besar pemindahan ibu kota secara terperinci. Bila sudah melihat rinciannya, DPRD Kukar akan mengambil andil sesuai porsi. Misal, soal daerah istimewa, semua nanti bakal dibahas. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Editor : Fel GM
ngapeh hambat dprd kukar kukar kaltim kaltimkece
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.