kaltimkece.id Pendidikan menjadi hal krusial dalam setiap negara. Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Pujianto, menjelaskan bahwa pendidikan di Jakarta tertinggal 126 tahun dari negara-negara maju dunia, lantas bagaimana dengan pendidikan di Kutai Kartanegara?
Pujianto menjadi narasumber dalam sebuah diskusi publik yang mengangkat tema Pendidikan Ideal vs Realita. Diskusi tersebut digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kutai Kartanegara (BEM FKIP Unikarta). Selain narasumber dari Disdikbud Kukar, Rektor Unikarta Erwinsyah dan anggota DPRD Kukar Sopan Sopian turut mengisi materi dalam diskusi tersebut.
Aswindra Hidayat, Ketua BEM FKIP Unikarta berharap, ada embrio kebijakan baru yang bisa dihasilkan dari diskusi pada Senin sore, 7 Oktober 2019 tersebut. "Apalagi diskusi kali ini juga dihadiri oleh legislatif pemerintah dalam hal ini DPRD," terangnya. Dia berharap diskusi itu bisa memberi solusi mengenai dana pendidikan di Kukar. Menurut dia, anggaran pendidikan di kukar dari APBD bisa dianggarkan lebih dari 20 persen.
Dia melihat, dari 20 persen anggaran pendidikan tersebut 80 persen digunakan untuk belanja pegawai. Sisanya baru digunakan didistribusikan ke berbagai instansi pendidikan.
Hal tersebut dibenarkan Sopan Sopian. Dari 20 persen anggaran pendidikan yang dialokasikan, hanya sebagian kecil yang terdistribusi untuk infrastruktur dan instansi pendidikan. Termasuk Dinas Pendidikan sendiri. "Karena itulah, masih sangat minimnya perbaikan infrastruktur sekolah di Kukar karena dana yang tersisa di Disdikbud tidak banyak," tuturnya.
Sopian mengharapkan adanya kemajuan dalam pendidikan di Kukar. Dalam hal anggaran dia berharap ada penambahan dana untuk pendidikan "Kami harapkan ke depannya ada tambahan anggaran untuk pendidikan. Dan anggaran tersebutkan di khususkan untuk perbaikan sistem pendidikan di Kukar," tutupnya. (*)