kaltimkece.id Bandara yang sedang dibangun di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, disebut hanya bersifat sementara. Landasan pacunya tidak diaspal melainkan hanya tanah yang dipadatkan. Bandara ini diperuntukkan buat pesawat grand caravan seperti Susi Air dengan kapasitas 10-12 penumpang.
Sekretaris Dinas Perhubungan Mahulu, Ferry Marpaung, mengatakan bahwa landasan pacu bandara panjangnya 850 meter dan lebarnya 23 meter. Nilai kontrak proyeknya sekitar Rp 2,3 miliar.
"Jika pembangunan ini selesai sesuai rencana pada akhir 2023, tahun depan akan ada penerbangan perdana," kata Ferry Selasa, 10 Oktober 2023.
Ferry melanjutkan, apabila Bandara Ujoh Bilang masuk RPJMN 2024-2029, ada kucuran dana dari pemerintah pusat. Uang tersebut bakal digunakan untuk mengembangkan bandara seperti pengaspalan dan pemanjangan landasan pacu menjadi 1.600 meter. Luasan ini dapat didarati pesawat ATR 72 yang memiliki kapasitas hingga 78 penumpang.
"Tetapi, (pesawat jenis) Boeing belum bisa mendarat karena Boeing dapat mendarat di runway yang panjangnya minimal 2.250 meter," jelas Ferry.
Bandara Ujoh Bilang disebut menjadi kunci bagi Mahulu untuk keluar dari ruang yang penuh keterbatasan. Selama ini, sebut Ferry, hanya Sungai Mahakam dan jalan darat yang paling sering diandalkan penduduk Mahulu untuk bepergian dan mendistribusikan barang.
Akan tetapi, kedua jalur tersebut memiliki kekurangan. Biaya transportasi sungai cukup mahal. Ongkosnya semakin tinggi apabila air sungai surut. Durasi perjalanannya pun bisa berhari-hari. Sementara itu, jalan darat belum semua beraspal. Waku perjalanan darat semakin lama apabila hujan turun.
"Dengan begitu, jalur sungai dan darat tidak efisien dan menguras tenaga. Kalau pakai pesawat, tentu bisa memangkas waktu perjalanan," tuturnya.
Kabupaten berjuluk Bumi Urip Kerimaan ini sebenarnya sudah punya bandara perintis. Namanya Bandara Datah Dawai di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai. Hanya saja, kata Ferry, bandara ini jarang digunakan oleh warga Long Bagun, Laham, dan Long Hubung. Persoalannya, jarak Bandara Datah Dawai dengan ketiga kecamatan tersebut cukup jauh. Jadwal kedatangan pesawat pun sangat minim.
"Dalam seminggu, hanya dua kali bandara di Long Lunuk beroperasi," bebernya.
Ia pun menjelaskan mengenai tujuan Bandara Ujoh Bilang didaftarkan melalui RBU. Hal ini agar bandara tersebut dinyatakan layak didarati pesawat grand carava. Ketika beroperasi, Dishub akan melakukan kajian mengenai pergerakan orang dan barang di Bandara Ujoh Bilang. Dari kajian ini akan ditentukan kebutuhan pesawat untuk Mahulu.
"Kami akan mengupayakan penggunaan pesawat ini disubsidi menggunakan APBD," kuncinya.(*adv/prokopimmahulu)