kaltimkece.id Alunan musik khas Dayak mulai terdengar di permukiman RT 3 Kampung Long Isun, Mahakam Ulu, Minggu 4 Juni 2023. Tetabuhan gong dan tawaq yang mengiringi tamu undangan berhenti tepat di depan bangunan kayu berkelir putih gading. Di sana, sudah menanti ratusan warga.
Suasana hening berganti suka cita dan riuh tepuk tangan ketika Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh dan Uskup Agung Samarinda, Mgr Yustinus Harjo Susanto membuka tirai papan nama Gereja Stasi Santa Maria Magdalena.
"Saya menyerahkan bangunan gereja ini kepada bapa uskup," ucap Bupati Bonifasius menyerahkan kunci gereja secara simbolis kepada pimpinan umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Samarinda ini.
Pintu terbuka lebar. Ratusan umat berbondong-bondong memasuki gereja. Misa ekaristi perdana dan upacara pemberkatan gereja dipimpin langsung uskup. Merdunya lantunan koor dan tarian Dayak Busang membuat prosesi semakin berkesan.
"Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat tuhan, Gereja Stasi Santa Maria Magdalena, kampung Long Isun, RT 3, saya nyatakan resmi digunakan," kata Bonifasius meresmikan gereja disambut tepuk tangan meriah.
Kehadiran gereja yang baru saja diresmikan ini berhasil mengobati kerinduan rohani umat Katolik khususnya di Kampung Long Isun. Bangunan gereja baru itu menggantikan gereja lama yang kondisi atap dan lantai kayunya jebol di makan usia. Bangunan gereja lama masih berdiri persis bersebelahan.
Gedung lama Gereja Stasi Santa Maria Magdalena di Kampung Long Isun dibangun tahun 1945. Lokasinya di pinggir anak Sungai Meraseh -- anak Sungai Mahakam. Berjarak sekitar 1 jam perjalanan menggunakan perahu ces dari Kecamatan Long Pahangai.
Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh dan Uskup Agung Samarinda, Mgr Yustinus Harjo Susanto membuka tirai papan nama Gereja Stasi Santa Maria Magdalena. FOTO: MIKA SUHENDRA-KALTIMKECE.ID.
Gereja Santa Maria Magdalena lama juga menjadi salah satu saksi sejarah kelanjutan karya misi para misionaris perintis gereja Katolik di Kalimantan Timur. Persisnya di hulu Sungai Mahakam, Kecamatan Long Pahangai.
Setelah sebelumnya di tahun 1907 tiga biarawan Katolik menginjakkan kaki di Kampung Laham, kini di Kabupaten Mahulu. Ketiga biarawan itu berhasil mendirikan stasi di Kampung Laham. Kelak, di Laham pula, gereja Katolik pertama di Kalimantan Timur berdiri.
Ketua Panitia Pemberkatan Gereja, Gawing Luhat bercerita, permukiman RT 3 -- tempat gereja itu berdiri merupakan kampung awal warga Long Isun. Di tahun 1990an, atas prakarsa pemerintah, para warga bermigrasi ke hamparan Datah Suling agar memudahkan akses fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Para warga berterima kasih atas dukungan anggaran dari Pemkab Mahulu menyelesaikan pembangunan gereja di tahun 2021 lalu. Bupati Bonifasius berharap kehadiran gereja ini terus meningkatkan semangat menggereja serta menunjang pertumbuhan religius masyarakat setempat.
"Hal ini merupakan salah satu bukti betapa pemerintah Mahulu serius dalam memperhatikan kebutuhan rohani masyarakat, untuk menunjang pembekalan nilai-nilai luhur keagamaan di kabupaten Mahulu," tuturnya.
Bonifasius juga mengajak masyarakat untuk bersama menjaga dan merawat fasilitas yang sudah dibangun. Tidak hanya pada bangunan gereja saja, namun juga pada seluruh fasilitas-fasilitas umum yang telah dibangun Pemkab Mahulu.
"Saya berterima kasih kepada Pemkab Mahulu yang dikomandani bapak bupati yang sungguh memperhatikan umat dan masyarakatnya, terlebih yang diperhatikan dari segi rohani," ucap, Uskup Agung Samarinda Mgr. Yustinus Harjo Susanto di sela acara.
Selain mengapresiasi umat Katolik di Long Isun yang rajin beribadah, uskup juga menitipkan pesan penting. Gereja bukan sekedar bangunan saja. Melainkan rumah ibadat untuk memenuhi kebutuhan rohaninya.
Turut hadir pula Kepala Dinas Diskominfo Mahakam Ulu, Markus Wan, Camat Long Pahangai, Lorensius Liah, Pastor Paroki Ujoh Bilang, RD. Yohanes Ding Jenau, Pastor Paroki Long Pahangai, RD. Yustinus Trisno Yuwono dan beberapa tokoh besar Katolik di Kalimantan Timur.(adv/prokopimmahulu)