kaltimkece.id Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh bersama Uskup Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto, MSF meresmikan gereja Katolik Kampung Datah Bilang Ilir, Kecamatan Datah Bilang, Minggu, 21 November 2021. Warga terlihat bersuka-cita dan antusias mengikuti peresmian dan pemberkatan gereja yang dibangun kembali secara gotong royong 11 tahun terakhir ini.
Kondisi ini terlihat mulai dari proses penyambutan bupati dan uskup. Di sepanjang jalan dekat dermaga, bupati dan uskup yang datang berjalan kaki disambut puluhan warga yang berjejer di kiri dan kanan jalan. Warga dan tamu kehormatan saling menyapa dengan ramah. “Selamat hari minggu,” sapa bupati kepada puluhan warga yang telah berjejer menyambutnya sambil menundukkan setengah bahu.
Berjalan kaki beberapa ratus meter di bawah terik matahari rombongan kembali disambut umat yang mengenakan pakaian adat khas etnis Dayak Kenyah. Bupati yang datang didampingi wakilnya, Yohanes Avun bersama Sekretaris Kabupaten Stephanus Madang disambut ritual adat penyambutan tamu sesuai adat Kenyah yakni Menyelama Sakai.
Ritual ini adalah manifestasi rasa syukur karena bupati berserta uskup agung tiba dengan selamat. Sekaligus memberikan doa agar keduanya beserta rombongan terhindar dari segala hambatan dan membawa kebaikan di kampung. Ritual dipimpin oleh Amai Pelamun mewakili para tetua adat.
Usai mencipratkan air dan memanjatkan doa, rombongan dipersilahkan memasuki lokasi peresmian. Sebagai wujud terima kasih, masyarakat adat di Dayak Kenyah memakaikan berbagai atribut adat kepada rombongan pembesar itu. Di antaranya, Sapai atau pakaian adat berbentuk rompi dengan sulaman manik. Lekoq atau gelang. Tapai – topi anyaman dari rotan. Dan terakhir, Uleng atau kalung sebagai alat pelindung diri dan pengikat tali persatuan dan kesatuan.
Usai beristirahat sebentar di ruang pertemuan, tiba giliran bupati didampingi uskup agung memotong pita peresmian gereja. Prosesi dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti peresmian oleh bupati dan uskup agung.
Dalam sambutannya, Bupati mengapresiasi kerja sama, kegotong-royongan masyarakat yang telah bahu membahu berhasil membangun gereja sepanjang 11 tahun ini. Gereja yang dibangun dengan kayu itu begitu nyaman dipandang mata. Ornamen Katolik berpadu dengan hiasan khas etnik Dayak Kenyah.
“Gereja ini bukan sekedar bangunan rumah ibadah. Namun, harus diingat, gereja ini berdiri atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk itu, gunakan gereja ini dengan sebaik-baiknya," kata bupati kepada ratusan umat yang mengikuti peresmian.
Pembangunan gereja, ujar Bonifasius, sebagai sarana memberikan pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ajaran agamanya. Hal itu sejalan dengan visi dan misi Pemkab Mahulu, yakni membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta memiliki daya saing tinggi untuk membangun Mahulu.
“Bangunan gereja ini sangat mendukung dalam mewujudkan visi misi pemerintah daerah. Melalui gereja ini, Keuskupan Agung dan seluruh jajaran pastor dan akan suster mengimplementasikan kegiatan atau visi misi tersebut melalui kegiatan-kegiatan gerejawi yang sudah disusun dan direncanakan melalui struktur yang ada,” terangnya.
Ditambahkan Bupati, pembangunan gereja yang disertai fasilitas-fasilitas penunjang diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan partisipasi umat dalam kegiatan pelayanan kehidupan beragama. Karena dukungan masyarakat diperlukan dalam bersinergi bersama Pemkab untuk mendukung program yang menjadi visi dan misi Pemkab Mahulu.
Bupati berharap, dengan diresmikannya Gereja ini dapat memperkokoh iman umat Katolik, dan selalu mengamalkan serta menebar cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
"Semoga apa yang telah kita upayakan bersama ini dapat meningkatkan semangat hidup serta menunjang pertumbuhan religius masyarakat di tempat ini," ungkapnya