kaltimkece.id Nelayan Berau sedang bersuka cita. Hasil tangkapannya di laut tahun ini dilaporkan meningkat. Walau begitu, ketersediaan bahan bakar minyak atau BBM dan cuaca buruk menjadi momok bagi para nelayan.
Berdasarkan catatan Dinas Perikanan Berau, total tangkapan ikan laut sepanjang Januari-Juni 2022 mencapai 10.795 ton. Rinciannya, Januari seberat 1.554 ton, Februari 1.287 ton, Maret 1.416 ton, April 2.213 ton, Mei 2.181 ton, dan Juni 2.144 ton.
Kepala Bidang Tangkapan dan Nelayan Usaha, Dinas Perikanan Berau, Jen Mohamad, mengatakan, hasil tangkapan nelayan itu naik tujuh persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 dan 2021, hasil tangkap tak pernah menembus 10 ribu ton.
“Data itu belum valid. Dalam waktu dekat, kami rapatkan data-data validnya. Tetapi, yang jelas, memang ada kenaikan,” jelas Jen, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, kenaikan hasil tangkapan itu didorong dari peningkatan daya beli masyarakat. Sejak pembatasan mobilitas dilonggarkan seiring terkendalinya kasus Covid-19, aktivitas perekonomian dilaporkan menggeliat. Melihat peluang itu, Jen optimistis, kenaikan hasil tangkapan nelayan di laut akan terus berlanjut.
“Tangkapan ikan nelayan pasti meningkat karena dibarengi dengan pemulihan ekonomi. Dengan begitu, penghasilan nelayan juga akan meningkat,” ucapnya.
Meski demikian, bukan berarti aktivitas nelayan lancar-lancar saja. Jen mengatakan, cuaca kerap tidak menentu, kadang-kadang cerah lalu tiba-tiba hujan. Saat ini, hujan lebih sering turun. Kondisi ini membuat nelayan enggan melaut karena khawatir terjadi bahaya.
“Kami selalu memberi imbauan agar selalu waspada dengan cuaca saat ini,” ucapnya. Masalah lainnya adalah BBM. Jen menyebut bahwa solar, yang menjadi bahan bakar kapal, sulit ditemukan nelayan. “Kalau cuaca, itu masih bisa diprediksi nelayan. Yang jadi permasalahan adalah stok BBM,” pungkasnya. (*)
Editor: Surya Aditya