kaltimkece.id Dalam dua tahun terakhir, produksi perikanan di Kabupaten Berau menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Tahun 2023 mencatat angka produksi sebesar 28.836,97 ton, dan naik menjadi 29.793,81 ton pada 2024.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, menyampaikan bahwa sektor perikanan menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten Berau. Kenaikan hasil tangkapan ikan laut pada 2024 menjadi indikator positif di tengah upaya memperkuat ketahanan pangan serta memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Produksi perikanan laut dan perikanan umum mengalami peningkatan. Sementara itu, sektor budidaya tahun ini ditargetkan menyumbang 3.459,88 ton," kata Sri pada, 25 April 2025.
Namun, Sri mengakui bahwa masih ada sejumlah tantangan dalam produksi, terutama di perikanan tangkap. Cuaca, pasokan bahan bakar minyak (BBM), serta fluktuasi harga menjadi kendala utama yang dihadapi para nelayan.
"Kesulitan memperoleh BBM di lapangan sering kali menghambat aktivitas penangkapan ikan," jelas Sri.
Untuk itu, Pemkab Berau terus berupaya memaksimalkan potensi sektor perikanan dengan mendorong program pemberdayaan serta peningkatan fasilitas produksi. Fokus tak hanya diberikan pada penangkapan, tapi juga pengembangan sektor budidaya yang berkelanjutan.
Senada dengan itu, Sekretaris Dinas Perikanan (Diskan) Berau, Yunda Zuliarsih, menyebutkan bahwa sektor perikanan tangkap masih menjadi penyumbang terbesar dalam kenaikan produksi tahun ini.
"Kondisi ekosistem laut Berau yang masih terjaga turut mendorong peningkatan hasil tangkapan," tutur Sri.
Sementara itu, sektor budidaya belum memberikan kontribusi maksimal. Budidaya air tawar masih dianggap sebagai kegiatan tambahan, bukan sumber penghasilan utama. Budidaya tambak juga masih terbatas pada komoditas seperti udang windu dan bandeng, dengan hasil yang belum optimal.
"Untuk budidaya laut, ada kerapu dan lobster, tapi volumenya masih kecil. Produk ini pun lebih banyak diekspor langsung ke Hong Kong ketimbang dijual di pasar domestik," tambahnya.
Yunda menjelaskan bahwa perairan Berau kaya akan keanekaragaman hayati karena berada di kawasan segitiga terumbu karang dunia dan termasuk dalam jalur migrasi laut di ekoregion Selat Makassar. Meski jenis ikan beragam, jumlah populasinya tidak melimpah.
"Kita punya banyak jenis ikan, tapi tidak dalam jumlah besar. Ini penting untuk dipahami agar bisa melihat potensi perikanan secara tepat. Itulah mengapa perikanan tangkap masih mendominasi," jelas Sri.
Ia juga menyambut baik berkurangnya praktik penangkapan ikan secara merusak (destructive fishing). Menurutnya, hasil edukasi dan sosialisasi mulai terlihat.
"Alhamdulillah, sekarang praktik tersebut sudah jauh menurun. Artinya kesadaran masyarakat meningkat dan hal ini berdampak positif terhadap kelestarian sumber daya ikan," pungkas Sri.(*adv/pemkabberau)