kaltimkece.id PT PLN (Persero) meningkatkan penggunaan komponen buatan dalam negeri di berbagai kegiatan operasional. Langkah PLN ini mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Menurutnya, upaya PLN meningkatkan realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sejalan dengan kampanye yang digaungkan pemerintah yakni Bangga Buatan Indonesia.
“Pemerintah akan terus mendorong dan evaluasi agar pelaku dalam negeri bisa mendukung ekosistem PLN. Dengan begitu kita mendukung pendalaman value chain di sektor ketenagalistrikan,” jelas Airlangga.
Dalam setahun, PLN menganggarkan paling sedikit Rp 300 triliun untuk belanja operasional (OPEX) dan belanja modal (CAPEX). Anggaran ini dinilai masih wajar karena PLN menjadi garda terdepan dalam peningkatan bauran energi baru terbarukan untuk mencapai target net zero emission pada 2060. Nilai investasi yang besar ini tak hanya dialokasikan untuk investasi di luar negeri saja tetapi juga untuk belanja dalam negeri.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, membeberkan dukungan yang diberikan PLN untuk industri nasional. Hingga 20 November 2022, PLN telah memberikan kontribusi pembelanjaan dalam negeri (PDN) sebesar Rp 201 triliun dari total belanja tahun ini sebesar Rp 288,4 triliun.
“PLN berkontribusi sebesar 84 persen ke produk dalam negeri demi mengembangkan industri nasional berkualitas global,” kata Darmawan.
Menurut Darmawan, PLN telah melakukan sejumlah inisiatif untuk memenuhi ketentuan TKDN. Beberapa di antaranya yakni membuat regulasi tentang pemenuhan TKDN, mengembangkan infrastruktur pelaporan dan pemantauan TKDN lewat aplikasi e-TKDN. “PLN menargetkan, pada 2024, realisasi TKDN kami mencapai 50 persen,” ucapnya.
Adapun TKDN PLN hingga Oktober 2022 sudah mencapai 46,95 persen. Capaian ini sudah melebih target tahun ini yakni sebesar 42 persen. Porsi TKDN ini terus tumbuh sejak 2019 sebesar 36,8 persen dan tahun 2020 sebesar 40,1 persen.
“Atas saran Pak Menko, kami diarahkan untuk membangun ekosistem ketenagalistrikan terutama kapasitas nasional. Kami petakan semua, dan dalam proses ini, membangun kapasitas nasional berarti membangun ekosistem yang lebih kuat,” pungkas Darmawan. (*)