kaltimkece.id Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, dinobatkan sebagai CEO of The Year dalam ajang CNBC Indonesia Awards 2022. Penghargaan ini diberikan atas kerja keras Darmawan Prasodjo melakukan transformasi layanan di PLN melalui digitalisasi, strategi pertumbuhan bisnis dan keuangan, serta orientasi di sustainabilitas sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dalam ajang CNBC Indonesia Awards 2022, PLN juga meraih penghargaan Excellent Service and Digital Transformation 2022. Penghargaan ini sebagai apresiasi terhadap transformasi bisnis yang dilakukan PLN sehingga mampu memberikan kontribusi yang besar kepada negara. Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, juga mendapatkan penghargaan The Best Minister CNBC Indonesia Award 2022.
Senin, 12 Desember 2022, di Jakarta, pemimpin redaksi CNBC Indonesia, Wahyu Daniel; dan CEO Detik Network, Abdul Aziz, menyerahkan kedua penghargaan tersebut kepada Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. Menteri Erick Thohir dan CEO CT Corp, Chairul Tanjung, menjadi saksinya.
Dalam siaran pers yang diterima kaltimkece.id, Menteri Erick Thohir mengatakan bahwa semua penghargaan merupakan hasil kerja keras dari para komisaris dan direksi BUMN. Ia yakin, tidak mungkin semua berjalan baik tanpa manusia dan sistem yang mumpuni.
“Tidak mungkin transformasi BUMN akan terjadi jika manusia dan sistemnya tidak baik. Ini merupakan langkah yang baik untuk kita terus menjaga transformasi BUMN ini,” kata Erick.
Dalam kesempatan yang sama, Darmawan Prasodjo mengucapkan terima kasih atas dua penghargaan yang diberikan dalam ajang tersebut. Penghargaan ini, kata dia, berkat arahan yang diberikan oleh Menteri BUMN untuk melakukan terobosan berbasis digitalisasi dalam proses bisnis PLN.
“Sepertinya penghargaan ini salah alamat. Harusnya ditujukan kepada Menteri BUMN, Pak Erick, karena kami mendapat arahan dari beliau yang luar biasa. Berkat arahan dan leadership beliau untuk mengkomandoi BUMN dan mengorkestrasikan langkah strategis, maka PLN bisa mendapatkan apresiasi ini,” ucap Darmawan.
Di tengah pandemi, PLN melakukan transformasi. Proses bisnis yang tadinya statis dan backward looking diubah menjadi dinamis dan forward looking. Proses bisnis yang dulunya manual, kini didigitalisasi secara end to end. PLN melakukan digitalisasi di sektor pembangkitan, transmisi, hingga distribusi. Digitalisasi juga dilakukan di sistem perencanaan, sistem keuangan, sistem pembayaran, sistem pengadaan, hingga sistem pelayanan pelanggan.
"PLN hari ini jauh lebih sehat dibanding dengan PLN pada tiga tahun yang lalu. Sistem kelistrikan jauh lebih andal. Sistem keuangan jauh lebih sehat,” beber Darmawan.
Ia menyebutkan, ketika banyak perusahaan bertumbangan, PLN justru berhasil meraih kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah. Bahkan, PLN berhasil melakukan pembayaran utang lebih cepat sehingga menghasilkan cost saving yang signifikan dari tahun ke tahun.
Transformasi besar-besaran turut dilakukan di tubuh PLN yang mengedepankan aspek service excellent. Dulu, layanan pelanggan PLN berbelit, manual, dan lambat. Aplikasi PLN Mobile versi sebelumnya hanya mendapatkan rating 2,5. Jumlah unduhnya hanya 500 ribu sementara uninstall-nya 450 ribu.
“Sekarang, silakan cek di playstore. PLN Mobile ratingnya 4,8, dengan downloader 35 juta. Kolom komentarnya penuh pujian dan apresiasi. Ini berhasil kami capai kurang dari satu tahun. Perjuangan ini kami lakukan all out hanya demi satu tujuan yaitu layanan terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutur Darmawan.
Dengan arahan Menteri BUMN, transformasi juga dilakukan dengan mengubah struktur organisasi perusahaan melalui holding-subholding. Langkah ini membuat proses bisnis PLN menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Utilisasi aset menjadi jauh lebih optimal.
“Aset-aset PLN yang tadinya berserak, kini dikonsolidasikan. Proses bisnis pengelolaan pembangkitan kami sederhanakan. Utilisasi aset yang tadinya belum maksimal, kami optimalkan. Pengelolaan energi primer juga kami konsolidasikan. Pengadaan energi primer tidak hanya meningkatkan keandalan tetapi sekaligus membangun value creation yang besar bagi PLN,” pungkas Darmawan. (*)