kaltimkece.id Tak sedikit warga desa di Kalimantan Timur mengandalkan usaha kelapa sawit sebagai mata pencarian utama. Hal ini mendapat perhatian Kawal Borneo Community Foundation atau KBCF. Yayasan ini mendampingi sejumlah petani sawit. Berbagai pelatihan diberikan agar para petani sawit dapat berkembang dan maju.
Rabu, 24 Agustus 2022, di sebuah hotel di Paser, KBCF mengadakan workshop konsultasi publik dan evaluasi perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Kegiatan bertema Mendorong Kolaborasi dan Integrasi Program Para Pihak dalam Dokumen Rencana Aksi Daerah Kebun Sawit Berkelanjutan di Kabupaten Paser ini, mendapat dukungan dari Yayasan Kehati melalui program Strengthening Palm Oil Sustainability (SPOS) Indonesia.
Manajer Program SPOS, Hendra Putra, membeberkan agenda dalam kegiatan tersebut. Yaitu mengevaluasi dan menyosialisasikan hasil kinerja KBCF dalam mengembangkan dan mengelola kelapa sawit berkelanjutan setelah memberikan pendampingan sekitar tiga tahun di Paser. Salah satu yang dibahas adalah progres penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B) sebanyak 1.109 persil dengan luasan 1.861 hektare dari enam desa. Termasuk hasil pemetaan sawit rakyat persil seluas 2.325 hektare.
Hendra turut membeberkan capaian KBCF selama memberikan pendampingan. Selain berkonsentrasi dalam administrasi pengelolaan perkebunan, KBCF juga memberikan pelatihan. Tujuannya meningkatkan kapasitas petani kelapa sawit. Sebanyak 226 petani kelapa sawit telah mendapatkan pelatihan tentang praktik bertani yang baik atau good agriculture practice. Pelatihan ini melibatkan pemerintah daerah dan desa.
Capaian lainnya, Kawal Borneo memfasilitasi terbentuknya enam kelompok tani kelapa sawit dan koperasi. Agar kelompok tersebut semakin kuat, KBCF menyediakan satu lembaga koperasi untuk memberikan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
“Di beberapa desa, kelapa sawit menjadi sektor utama pendapatan masyarakat sehingga penting untuk mengintegrasikan pengelolaan sawit berkelanjutan masuk dalam rencana pembangunan desa,” kata Hendra.
Adapun upaya yang dilakukan Kawal Borneo untuk mendukung pengelolaan sawit berkelanjutan yaitu memfasilitasi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa sebanyak sembilan dokumen yang diintegrasikan dengan pengelolaan sawit. Dokumen-dokumen ini diperlukan agar pembangunan desa dapat memperhatikan potensi yang dapat dikelola dan dikembangkan warga desa.
“Kami berharap, para stakeholder dan beberapa perwakilan OPD yang hadir di sini dapat memberikan masukan mengenai proses dan hasil pendampingan kami di Kabupaten Paser,” ujar Hendra.
Workshop konsultasi publik dan evaluasi dihadiri sejumlah perwakilan Pemkab Paser, beberapa lembaga desa, serta CSO dari Paser. Kepala Bagian Sumber Daya Alam Pemkab Paser, Usma, mengapresiasi Kawal Borneo atas upayanya mendampingi pengelolaan sawit di Paser. Menurutnya, Kawal Borneo telah banyak membantu Pemkab Paser dalam mengembangkan pertanian sawit.
“Alhamdulillah, kami merasa sangat terbantu dari kehadiran Kawal Borneo dalam membangun dan mengelola sawit berkelanjutan di Paser. Dokumen rencana aksi daerah sebelumnya tidak ada dalam rencana. Berkat teman-teman Yayasan Kawal Borneo, dokumen itu kini ada. Semua dikerjakan dengan baik dan cepat oleh mereka,” ucap Usma. (*)