kaltimkece.id PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya untuk mendukung visi swasembada energi dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan hingga 75% pada tahun 2040. Langkah strategis ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan CEO Climate Talks di Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen penuh mengurangi emisi karbon melalui transisi energi. Hashim menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berupaya menyelaraskan seluruh kebijakan dan sumber daya dalam strategi transisi energi yang efektif dan efisien.
"Transisi energi bukan hanya tentang mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga tentang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Indonesia akan mencapai energi bersih, hijau, dan terjangkau, sambil mempercepat pertumbuhan ekonomi 8%," tegas Hashim dalam CEO Climate Talks dengan tema Enhancing Ambition on Renewable Energy di Baku pada Senin, 11 November 2024.
Hashim menjelaskan bahwa Indonesia menargetkan untuk meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 75 gigawatt (GW) pada 2040, yang akan berasal dari pembangkit listrik hidro, geotermal, bioenergi, surya, dan angin. Untuk mencapai target ini, Indonesia memerlukan investasi sekitar USD 235 miliar. Termasuk untuk membangun jalur transmisi hijau sepanjang 70.000 kilometer yang akan membentang dari barat hingga timur Indonesia.
"Perubahan iklim global membutuhkan solusi global. Tidak ada satu negara pun yang bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah ini sendirian. Satu-satunya cara untuk maju adalah melalui kolaborasi antarnegara. Saya yakin kita bisa melakukan ini. Bukan hanya karena perjanjian lingkungan internasional, seperti Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris. Tetapi karena kita benar-benar peduli untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang," tambah Hashim.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8% melalui swasembada energi yang berkelanjutan. PLN telah menyiapkan peta jalan yang konkret dan terus memperluas kolaborasi dengan mitra lokal dan global.
Saat ini, PLN sedang merancang ulang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Di mana hingga 2040, PLN akan menambah kapasitas energi listrik sebesar 100 GW, dengan mayoritas berasal dari energi terbarukan.
"Pak Hashim sudah mengumumkan bahwa 75% atau sekitar 75 GW dari kapasitas tambahan tersebut akan berasal dari pembangkit energi terbarukan. Artinya, ke depan kami akan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penambahan pembangkit berbasis energi terbarukan. Dengan rincian 25 GW dari tenaga air, 27 GW dari surya, 15 GW dari angin, 6 GW dari panas bumi, dan 1 GW dari bioenergi," urai Darmawan.
Untuk mencapai target 75% energi terbarukan tersebut, PLN akan membangun Green Enabling Transmission Line sepanjang 70.000 km untuk mengalirkan sumber energi terbarukan yang mayoritas berada di daerah terisolir ke pusat permintaan. Selain itu, PLN juga telah merancang pengembangan smart grid untuk mengatasi intermitensi pada pembangkit energi terbarukan. Sehingga energi bersih yang dihasilkan dapat masuk ke dalam sistem PLN secara stabil.
"Kami perlu membangun pembangkit listrik yang fleksibel. Kami perlu membangun smart grid, smart transmission, smart control center, dan smart distribution. Tanpa smart grid, kami hanya bisa menambah 5 GW. Tetapi dengan smart grid, kami bisa menambah pembangkit angin dan surya hingga 42 GW. Sehingga kami bisa menyeimbangkan antara suplai listrik dan permintaan," tambah Darmawan.
Darmawan juga menekankan bahwa berbagai inisiatif ini membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu, PLN terus menggalang kolaborasi untuk memastikan keberhasilan transisi energi dan mewujudkan swasembada energi berkelanjutan di Indonesia.
"Indonesia, bersama negara-negara lain, harus bekerja sama dalam merumuskan strategi, inovasi teknologi, dan investasi untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi, baik antara investor domestik, regional, maupun internasional, menjadi kunci untuk mencapai target besar ini," pungkas Darmawan.
Terpisah, Abdul Salam Nganro, General Manager PLN UIP3B Kalimantan, menekankan pentingnya dukungan teknologi modern, seperti smart grid. Untuk menjaga stabilitas sistem ketika energi terbarukan ditambahkan ke jaringan.
"Kami percaya, teknologi smart grid merupakan salah satu faktor utama untuk mendukung integrasi energi terbarukan. Dengan adanya smart grid, kami dapat memaksimalkan distribusi energi bersih, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini juga menjadi bagian dari komitmen PLN dalam mendukung upaya Indonesia menuju kemandirian energi yang berkelanjutan," kata Salam.(*)