kaltimkece.id Menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020, sederet nama bermunculan. Tak ketinggalan seperti halnya di Kota Tepian. Nama-nama populer turut meramaikan. Termasuk yang belum begitu dikenal. Namun dari kesemuanya, ada sosok anyar yang cukup menarik. Ialah Apri Gunawan.
Pria kelahiran Samarinda tahun 1980 tersebut dinilai cukup berani.Ketua IPDP Samarinda tersebut baru kali pertama melenggang menuju panggung demokrasi. Meski demikian, kehadirannya tidak ala kadarnya. Kendati minim pengalaman, Apri tetap percaya diri.
Mulanya tak sedikit pun niat maju dalam ajang demokrasi tersebut. Dorongan itu mulanya muncul saat pemilihan legislatif (pileg) periode sebelumnya. Tapi ia tak menggubris.
Namun ia terus meningkat kegiatan sosial untuk memajukan kota kelahirannya ini. Tanpa sedikitpun label dengan jalur politik. Tapi dorongan itu kembali muncul dan semakin menguat. Momentum Pilwali Samarinda 2020 jadi gerbangnya. Selama di lapangan dan sibuk berdiskusi dengan masyarakat, Apri mendengarkan keinginan sosok baru memimpin Samarinda. "Dari situ keinginan saya menguat. Karena ingin membuat sesuatu secara nyata," ungkapnya.
Setahun setelahnya, Apri melakukan survei-survei kecil di lapangan. Dan benar saja, namanya muncul meski persentasenya kecil. Pada Juli 2019, survei kembali dilakukan. Namanya bertahan seperti survei sebelumnya. "Dengan hal tersebut kami coba memberanikan diri. Pergerakan awal hanya memperkenalkan diri. Ternyata yang kami dapatkan, kenapa tidak maju sekalian?"
Di saat situ Apri semakin membulatkan tekad. Maju dalam ajang Pilwali 2020. Kepada kaltimkece.id, ia membocorkan sedikit tentang kesiapannya.
Bersama tim pemenangan, Apri telah menyusun beberapa tahapan strategi. Mulai dari pendekatan kaum milenial, kegiatan keagamaan, hingga diskusi terbuka kepada masyarakat. Ia juga turun dalam persoalan lingkungan. Salah satu agendanya juga adalah menjadikan Samarinda sebagai kota pelajar. Yang termasuk dalam golnya adalah menyejahterakan pedagang ekonomi menengah ke bawah.
Dimulai dari kaum milenial. Sebagai calon penerus bangsa, Apri mengaku para kaum muda memiliki peranan kunci. "Berbicara tentang mereka, ini adalah saat di mana mereka merasa bebas dan tidak terikat. Sehingga, kami harus menyentuhnya dengan apa yang menjadi kegandrungan mereka. Kemudian diiringi dengan edukasi politik yang positif," ungkap Apri saat dijumpai di ruang kerjanya.
Pendekatan yang dilakukannya, agar para kaum milenial tidak menjatuhkan pilihan dengan golput. Maka dari itu, sejumlah event bertema kegiatan dan kegandrungan kaum milenial dihelat Apri beberapa waktu belakangan. Contohnya, kejuaraan game Mobile Legend dan Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) yang diikuti 156 tim. Pesertanya kaum milenial dari hampir seluruh penjuru Kaltim. Digelar pada 17-19 Juni 2019.
"Yang kami cari adalah kedekatan dengan kaum milenial dan terus akan kami tingkatkan. Karena dari awal kami juga mendapat dorongan besar dari mereka untuk maju," paparnya.
Selanjutnya dari segmen kegiatan agama. Di sisi ini, Apri menegaskan jika kepentingan politik tidak boleh berada di atas nilai keagamaan. Yang dilakukannya sebatas menjalin silaturahmi dan penguatan jiwa spiritualitas belaka. Jauh sebelumnya, sekitar empat hingga lima tahun lalu, Apri acap mengikuti pengajian, salawat, dan tabligh akbar. Seperti memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1441 Hijriah yang jatuh 1 September 2019, Apri bersama Habib Jindan menggelar tabligh akbar dengan tema “Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Umat Muslim”. Digelar di lingkungan Masjid Jami' Ash Shabirin, Sungai Keledang, Samarinda Seberang, Selasa malam, 3 September 2019.
"Kegiatan keagamaan bukan hanya semata saat saya maju dalam kontestasi Pilwali. Kegiatan rutin ini tetap kami lakukan tanpa adanya paksaan untuk memilih," tegasnya.
Dari sektor ekonomi, khusus bagi pedagang kecil, Apri juga memiliki latar belakang sebagai wirausaha. Menginginkan agar kemajuan Kota Tepian diiringi kebangkitan kelas ekonomi pedagang kecil. Dengan cara mempermudah suplai penyediaan bahan bakunya. Selain itu, ekspor dari luar juga harus dikurangi. Agar daya saing bagi masyarakat kecil bisa lebih menguntungkan.
Yang tidak kalah penting, sebagai Ibu Kota Kaltim, tingkat pendidikan juga masuk kajiannya. Agar menciptakan daya saing SDM, Apri ingin membuat Samarinda sebagai kota pendidikan. Karena melihat letak geografis, Samarinda merupakan titik tujuan bagi anak muda di daerah. Seperti Kutai Timur (Kutim), Kutai Barat (Kubar), Mahakam Ulu (Mahulu), dan Berau.
"Kita harus diskusikan agar Samarinda mempunyai peran lebih. Untuk memenuhi syarat ketentuan menjadi sekolah yang memenuhi keinginan orangtua," harap Apri.
Sedangkan dari sisi lingkungan, segmen ini menjadi salah satu fokus utama. Terlebih mengingat momok banjir terus menghantui warga. Kalau berbicara hal ini, Apri mengakui letak geografis permukaan tanah di Samarinda, sebagian besarnya nyaris sejajar permukaan sungai. Terlebih saat musim penghujan, dan ditambah air laut mengalami pasang besar, kemungkinan peristiwa banjir sulit terelakkan.
"Sehingga kami harus mematangkan konsep dan kajiannya. Kemudian juga menyatupadukannya dengan kajian Pemkot Samarinda yang sudah ada. Untuk membuat satu terobosan menemukan solusi penanganan banjir," tegasnya.
Meski persoalan tersebut menjadi penyakit menaun, tak dipungkirinya jika Pemkot Samarinda sudah berupaya keras. Apri mengaku jika sejauh ini timnya terus melakukan diskusi. Kepada penggiat lingkungan, termasuk di dalamnya para akademisi.
"Semakin maju teknologi, tentunya semakin punya peranan memajukan dan mengatasi persoalan di daerah," jelasnya.
Jaga Komunikasi
Apri diketahui mendaftarkan diri di semua partai politik sebagai bakal calon wali kota. Sebagai pendatang baru, dirinya menyadari betul jika semua hal tidak bisa dilakukan secara instan. Dan di sisi lain juga, mengingat usianya yang masih tergolong muda dan untuk melangkah sebagai wali kota, dirinya masih harus banyak belajar.
"Kalau berbicara kebijakan strategis, itu memang masih sangat minim sekali. Tetapi saya akan melangkah dan mencari pasangan yang memiliki satu pemikiran dengan saya. Mudah-mudahan konsisten sampai seterusnya. Bisa mengusung visi misi yang sama," paparnya.
Saat ini, ia terus meningkatkan komunikasi dengan seluruh tokoh yang akan maju. Agar nantinya bisa mengerucutkan nama yang memenuhi kriterianya. Selain itu, dari bulan Juni lalu hingga pekan ini, timnya terus melakukan survei kecil-kecilan untuk melihat tolok ukur dengan target Desember atau Januari tahun depan, pihaknya kembali melakukan survei lapangan.
"Ternyata di luar dugaan, September-Oktober ini sudah tercapai. Karena beberapa tokoh elite politik saat ini mulai intens membangun komunikasi dengan saya. Yang membuat saya cukup percaya diri karena jika elektabilitas dan popularitas kita tidak ada, tidak mungkin rasanya mereka mau menghubungi saya," ungkapnya.
Penjaringan memang tidak hanya dilakukan parpol kepada para bakal calon yang akan maju. Bahkan bersama timnya, Apri melakukan hal serupa. Yakni, melakukan penjaringan kepada parpol yang memiliki visi misi sejalur dirinya. Namun, tidak menghilangkan kepatuhan untuk memenuhi semua syarat dan prasyarat yang diinginkan parpol. Dan tentunya patuh kepada setiap peraturan di dalamnya. Baik secara tertulis maupun tidak.
"Sejauh ini saya sudah siap 100 persen. Psikologi, mental, finansial, perencanaan kerja, kami sudah siap sedini mungkin. Tinggal komunikasi ke perahu-perahu partai saja lagi," tandasnya. (*)
Editor: Bobby Lolowang