Pariwara

Kerja Sama PLN dan DLH Balikpapan Menciptakan Energi Baru Terbarukan

person access_time 3 months ago
Kerja Sama PLN dan DLH Balikpapan Menciptakan Energi Baru Terbarukan

PLN dan Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan bekerja sama memproduksi bahan bakar jumputan padat dari sampah.

Usia TPA Manggar diprediksi hanya bertahan sampai 2026. Berkolaborasi dengan lembaga lain pun menjadi penting.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Kamis, 22 Desember 2022

kaltimkece.id PLN dan Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan bekerja sama mengolah sampah menjadi pellet atau bahan bakar jumputan padat (BBJP). Bahan bakar energi baru terbarukan (EBT) ini digunakan sebagai bahan bakar alternatif PLTU Teluk Balikpapan. Kerja sama ini merupakan bagian dari program co-firing yang digagas PLN.

Manager Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Balikpapan, Otniel Marrung, menjelaskan, program co-firing di PLTU Teluk Balikpapan dilaksanakan sejak 2021. Dalam pelaksanaannya, ditemukan berbagai tantangan seperti sulit mencari alternatif biomassa untuk co-firing yang sesuai spesifikasi. Kalaupun ada, harganya relatif mahal dan tidak sesuai dengan ketetapan Perdir PLN.

“Namun, melalui kerja sama dengan Pemkot Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup, kami punya produk baru,” kata Otniel.

Kerja sama yang dilakukan adalah memanfaatkan sampah di TPA Manggar sebagai BBJP dan wood chip. Bahan bakar alternatif inilah yang kini menjadi bahan bakar co-firing di PLTU Teluk Balikpapan. Otniel memberikan apresiasi kepada Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, yang berkontribusi menyukseskan misi ini.

“(Kerja sama) ini sangat positif bagi PLN maupun Pemkot Balikpapan karena memang Balikpapan sangat concern terhadap pengolahan sampah demi terciptanya kota yang bersih dan indah,” ucap Otniel.

Ia berharap, kerja sama ini terus berlanjut demi keberlangsungan PLTU Teluk Balikpapan untuk memproduksi tenaga yang ramah lingkungan. Ia juga berharap, lahan tidur di Kota Minyak juga dapat dimanfaatkan untuk menyuplai bahan bakar melalui program pohon energi.

“Misalnya, bekerja sama dengan masyarakat Balikpapan. Kami beri bibitnya, masyarakat yang menanam, dan kita (PLN) yang membeli hasil tanamnya,” imbuh Otniel.

Sementara itu, Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menyebutkan bahwa kerja DLH dengan PLN adalah capaian yang luar biasa. Melalui program ini, DLH juga mendapat benefit dari sisi-sisi lainnya seperti tugas-tugas mengolah sampah yang menjadi ringan. Mengingat, volume sampai di kota ini cukup banyak.

“Kalau sebelumnya kami harus mengolah, mengumpulkan, menimbun dan lain sebagainya, kini bisa lebih ringan dengan inovasi. Paling tidak, jumlah sampah kita berkurang,” kata Dirman, panggilannya.

Tidak hanya mengurangi sampah di TPA Manggar, sambung dia, memproduksi BBJP dan wood chip juga menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi energi yang dibutuhkan masyarakat. Upaya ini juga untuk menjawab dua tantangan Pemkot Balikpapan menghadapi sampah.

Tantangan pertama, sebut Dirman, usia TPA diprediksi hanya sampai 2026 dengan jumlah sampah 350 sampai 400 ton per hari. Kedua, regulasi membebankan seluruh tanggung jawab pengelolaan sampah dan limbahnya kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu, untuk menjawab semua tantangan ini, pemerintah daerah mesti gencar melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan daur ulang sampah. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar