kaltimkece.id Manusia masih berperang melawan pandemi Covid-19. Para tenaga medis berjuang di garda terdepan. Sebagai bentuk dukungan, BUMA Job Site IBP, menyalurkan bantuan untuk para dokter dan perawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Paket-paket alat pelindung diri (APD) dari baju hazmat, face shield, hand sanitizer, desinfektan hingga masker N95, diserahkan kepada perwakilan rumah sakit pelat merah tersebut pada Jumat siang, 29 Mei 2020. “Bantuan kita hari ini merupakan salah satu value dari BUMA yaitu caring. Dalam rangka BUMA Peduli, memberikan bantuan alat kesehatan untuk tim medis, sebagai garda paling depan dalam pencegahan Covid-19,” sebut External Relation (Humas) BUMA Job Site IBP, Hotmaringan Tua Silaban.
Selain di Samarinda, kegiatan serupa juga dilakukan BUMA di seluruh Indonesia. Bentuk kepedulian BUMA yang hadir untuk masyarakat. Membantu pemerintah memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Di Kaltim, ini sudah yang kedua. Kami sebelumnya memberikan bantuan kepada RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong. Di sana diterima langsung oleh Bupati. Dan yang kedua di RSUD Abdul Wahab Sjahranie sekarang ini,” terangnya.
Tujuan penyaluran bantuan memang diprioritaskan kepada rumah sakit rujukan Covid-19. Meski demikian, fasilitas kesehatan lain juga tak luput dari target. Misalnya Puskesmas Loa Janan dan dua desa lingkar tambang yakni Tani Bakti dan Purwajaya. Bantuan bakal diturunkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat kampung yang memang telah ditunjuk pemerintah. “Bantuan berupa Masker N95, disinfektan, juga hand sanitizer untuk pencegahan di tingkat kampung. Selain itu ada juga yang berbentuk sembako,” lanjut Hotmaringan.
BUMA Job Site IBP beroperasi di Kilometer 11, Jalan Poros Loa Janan Samarinda-Balikpapan. Berisi sekitar 380 karyawan. Selama pandemi, operasional perusahaan pun dijalankan dengan berbagai penyesuaian. Menerapkan physical dan social distancing sebagai pencegahan penularan Covid-19 di lingkup perusahaan.
Agar makin efektif, operasional karyawan juga dijalankan dengan metode grouping. Yang mana dalam satu grup dan grup lain, tak diperkenankan untuk saling bertemu. Serta ketika ada karyawan tiba dari luar daerah atau kembali masuk bekerja setelah cuti, mesti melewati karantina selama 14 hari. “Setiap pagi dan sore juga ada pengecekan dari tim dokter perusahaan terhadap suhu tubuh karyawan. Jika ditemukan indikasi Covid-19, maka dilakukan tindak lanjut,” urainya.
Setiap pagi, karyawan juga diwajibkan mengisi screening daily secara online yang mesti dijawab dengan jujur. Merincikan setiap riwayat dalam 24 jam terakhir. Mulai riwayat kontak, hingga keluhan atau gejala yang tengah dirasakan. Sebagai langkah memastikan karyawan siap bekerja setiap harinya dalam kondisi sehat.
“Dengan pembatasan seperti grouping memang sangat berpengaruh terhadap operasional perusahaan. Namun kami mengutamakan safety. Karyawan dapat bekerja dengan sehat dan terhindar dari wabah.”
Apresiasi RSUD AWS
Mulyati, kepala Bagian Keuangan RSUD AWS, mengapresiasi penyaluran bantuan dari BUMA. Sebagai pusat rujukan pasien Covid-19 di Kaltim, peralatan seperti APD dan penunjang lainnya, memang sangat dibutuhkan. “Ketersediaan APD memang kami juga mendapat sumbangan dari Kemenkes. Tapi itu juga stok terbatas. Sehingga jika ada sumbangan seperti ini, kami memang sangat membutuhkan,” terangnya.
Sebagai bentuk transparansi, RSUD AWS lewat situs resminya, rutin mengekspos data-data bantuan yang diterima dari masyarakat maupun perusahaan. Dapat diakses secara terbuka oleh publik. “Saya atas nama RSUD AWS mengucapkan banyak terima kasih kepada BUMA untuk bantuan yang diberikan,” pungkasnya. (*)
Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: