kaltimkece.id Sama sekali tak keliru bila Pemkab Kutai Kartanegara menjadikan sektor pertanian sebagai penopang ekonomi masa depan. Dalam satu dasarwarsa terakhir, sektor tersebut menggeliat luar biasa. Sumbangsih komoditas pertanian terhadap ekonomi Kukar adalah kedua tertinggi setelah sektor pertambangan dan penggalian.
Mengacu kepada data Badan Pusat Statistik Kukar, produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian terus naik sejak 2010. PDRB dari sektor ini sebesar Rp 7,79 triliun pada 2010 dan meningkat dua kali lipat menjadi Rp 20,84 triliun pada 2018. Peningkatan tersebut juga diiringi dengan naiknya sumbangsih sektor pertanian terhadap total PDRB Kukar. Pada 2010, sektor ini hanya memberi andil 6,42 persen, sementara pada 2018 menjadi 12,98 persen (Kukar dalam Angka 2019, hlm 474-477).
Sektor pertanian dalam menyumbang PDRB Kukar hanya kalah dari sektor penggalian. Sudah jamak diketahui, Kukar sebagaimana daerah lain --dengan sumber daya alam besar-- sangat menggantungkan perekonomian dari sektor pertambangan dan penggalian. Namun demikian, kebergantungan terhadap sektor pertambangan itu pelan-pelan makin berkurang. Masih menurut BPS Kukar, sektor pertambangan menyumbang 81,67 persen dari total PDRB pada 2010. Jumlahnya berkurang drastis pada 2018 yang tinggal 64,91 persen.
Perubahan struktur ekonomi tersebut sesuai dengan visi-misi kabupaten ini. Butir keempat misi pemimpin daerah adalah meningkatkan pengelolaan pertanian dan pariwisata untuk percepatan transformasi struktur ekonomi daerah. Singkatnya, Kukar berupaya melepaskan kebergantungan terhadap sumber daya alam tak terbarukan. Sektor pertanian dalam arti luas dan pariwisata bisa menjadi pengganti fondasi ekonomi daerah.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Sutikno, membenarkan bahwa pemkab telah memberi dukungan masif kepada sektor pertanian. Langkah itu selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) Kukar.
“Lagi pula, potensi lahan pertanian di Kukar masih sangat luas. Pemkab sangat serius mendukung sektor pertanian tersebut,” jelasnya.
Dukungan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk. Pemkab senantiasa memberikan bantuan bibit dan alat mesin pertanian kepada kelompok tani. Sarana penunjang infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani, embung, dan jaringan irigasi terus dibangun. Pemkab juga mendorong pembukaan sawah baru untuk meningkatkan produksi pangan.
“Bentuk keseriusan yang lain, selama pandemi Covid-19, tidak ada pemotongan anggaran untuk sektor pertanian,” tegas Sutikno. Berkat dorongan pemkab tersebut, sektor pertanian di Kukar terus tumbuh. BPS mencatat, pertumbuhan positif sektor ini rata-rata 5,3 persen dalam sepuluh tahun belakangan. (*)