Pariwara

Melukis Batik, Mengukir Masa Depan setelah Era Tambang

person access_time 2 weeks ago
Melukis Batik, Mengukir Masa Depan setelah Era Tambang

Program CSR Community Based Business Insklusi Sosial BUMA. Diikuti 20 ibu dari Kampung Melati Jaya, Gunung Tabur, Berau. FOTO: BUMA

BUMA terus berkontribusi mempersiapkan ekonomi alternatif pascatambang. Pelatihan membatik bagi ibu-ibu Kampung Melati Jaya, Gunung Tabur, adalah satu di antara upayanya.

Ditulis Oleh: Fel GM
Rabu, 15 Maret 2023

kaltimkece.id Lembaran kain beraneka warna dan corak yang digantung di palang kayu melambai tertiup angin. Sudah empat hari belakangan, 20 ibu sibuk melukis batik di atas helai-helai kain tersebut. Pelatihan membatik dari Program CSR Community Based Business Insklusi Sosial PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) tersebut membawa hasil memuaskan. 

Senin, 13 Maret 2023, adalah hari terakhir pendampingan membatik BUMA di Kampung Melati Jaya, Gunung Tabur, Berau. Kegiatan yang berjalan sejak Jumat, 10 Maret 2023 tersebut sekaligus memperingati Hari Perempuan Internasional. Peserta pendampingan membatik adalah ibu-ibu dari Kampung Melati Jaya. 

BUMA berkolaborasi dengan pembatik dari Kampung Maluang, Putri Arofah, dalam pelatihan ini. Putri adalah pembatik yang bermitra dengan BUMA sejak 2021. Produk batiknya sudah dikenal di Berau bahkan nasional. Putri pun diminta menyebarluaskan keahlian membatiknya kepada para ibu di Kampung Melati Jaya.

Para peserta membatik di atas pola yang sudah dibuat. Kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi perusahaan bagi perempuan di lingkar tambang. FOTO: BUMA
 

Pelatihan tersebut terdiri dari dua bagian utama. Hari pertama di perpustakaan kampung. Setelah dibuka oleh Sutrimo selaku kepala Kampung Melati Jaya, peserta menerima materi membatik. 

“Kami menyambut baik dan berterima kasih atas pelatihan membatik dari BUMA. Semoga pelatihan ini memberdayakan ibu-ibu di kampung kami. Sekaligus membantu perekonomian masyarakat di lingkar tambang BUMA Lati,” jelas Sutrimo dalam pembukaan acara. 

Hari kedua sampai keempat adalah praktik. Kegiatan ini diadakan di workshop milik Putri di Kampung Maluang. Para peserta berlatih menggambar pola, memindah pola ke atas kain, dan mencanting. Setelah itu, mereka mempraktikkan cara mewarnai kain, fiksasi warna, dan pelorotan. Hasilnya luar biasa. Para peserta mampu memproduksi 40 batik yang terdiri dari 20 batik cap dan 20 batik tulis. 

“Antusias dan potensi ibu-ibu Kampung Melati Jaya sangat tinggi terhadap dunia batik. Mereka mampu mengekspresikan keunikan Kampung Melati Jaya,” jelas Putri yang mendampingi praktik para peserta. 

Setelah diwarnai, batik dijemur supaya lekas kering. Diharapkan menjadi produk ekonomi kreatif unggulan Kampung Melati Jaya. FOTO: BUMA
 

Business Support Manager PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Jobsite Lati, SG Rajagukguk, menjelaskan latar belakang kegiatan. Menurutnya, operasi perusahaan tambang batu bara akan berakhir suatu saat nanti. Masyarakat di sekitar lingkar tambang harus mempersiapkan diri mencari alternatif sumber perekonomian. Dengan demikian, kebergantungan ekonomi warga kepada industri pertambangan bisa berkurang.

“Oleh sebab itu, BUMA Lati sebagai salah satu kontraktor batu bara, berupaya mewujudkan kemandirian masyarakat Kampung Melati Jaya,” jelasnya. 

Para peserta pelatihan membatik bersama kain yang mereka hasilkan. Beragam corak dan warnanya. FOTO: BUMA 
 

Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi kreatif yang dipilih. Mereka dilatih agar memiliki keahlian membatik dan mampu mengembangkan produk batik. BUMA berharap, kemandirian ekonomi warga dapat terwujud ketika memasuki pascatambang. Produk batik adalah komoditas ekonomi kreatif yang membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat. Batik juga mendukung sektor kebudayaan dan pariwisata. 

“Ke depannya, BUMA ikut mendorong produk batik Kampung Melati Jaya menjadi produk unggulan. Batik tersebut akan dipasarkan kepada masyarakat umum,” tutup SG Rajagukguk. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar