kaltimkece.id PT PLN (Persero) terus berupaya mencari energi baru terbarukan atau EBT untuk menggantikan batu bara sebagai penghasil listrik. Serpihan kayu disebut-sebut sebagai biomassa yang paling sepadan menggantikan emas hitam. Ini diketahui setelah dilakukan uji coba penggunaan biomassa di PLTU Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, pada akhir Juli 2022.
Uji coba tersebut adalah yang kesekian kalinya. Sebelumnya, PLN telah menggunakan biomassa dengan porsi lima persen sebagai bahan bakar PLTU Pulang Pisau. Dalam uji coba pada Juli itu, porsinya ditambah menjadi 20 persen.
General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan, Daniel Eliawardhana, mengatakan, uji coba tersebut berjalan sempurna. PLN pun mendapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara biomassa dengan batu bara secara umum.
“Parameter teknis menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan 100 persen batu bara dengan pencampuran biomassa,” ungkap Daniel.
Pencarian EBT ini merupakan bagian dari program co-firing yang digagas PLN. Program ini merupakan rencana penggantian batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa seperti wood chip (serpihan kayu), cangkang sawit, dan sawdust (serbuk gergaji). Di PLTU Pulang Pisau, biomassa yang digunakan adalah wood chip.
“Secara kualitas bahan bakar, kalori yang dimiliki wood chip cukup tinggi yakni hampir 4.000 kcal/kg,” sebut Daniel.
Sejak pertama kali program co-firing dijalankan, sambung dia, PLTU Pulang Pisau telah membakar lebih dari 2.000 metrik ton wood chip untuk menghasilkan listrik. Dari jumlah itu menghasilkan 2.437 megawatt hour (MWh) energi listrik. PLTU Pulang Pisau juga disebut berhasil mereduksi lebih dari 3.000 ton karbon dioksida dalam program co-firing.
“Dengan melaksanakan program co-firing, kami dapat meningkatkan efisiensi pengoperasian sekaligus menekan emisi karbon yang dihasilkan PLTU,” jelasnya.
Program co-firing di PLTU Pulang Pisau telah menciptakan ekonomi kerakyatan karena memanfaatkan limbah perkebunan. Desa Buntoi, Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang, menjadi salah satu pemasok wood chip ke pembangkit berkapasitas 90 megawatt itu.
“Adanya kebutuhan limbah kayu di PLTU Pulang Pisau menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat desa kami,” jelas Kepala Desa Buntoi, Markirius. (*)