kaltimkece.id Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Bayur patut diacungi jempol. Meski baru beroperasi dua tahun, pabrik pengolah listrik di Kabupaten Berau itu meraih predikat biru dari program penilaian peringkat kinerja perusahaan (Proper) dalam mengelola lingkungan hidup tingkat Kaltim.
Penghargaan tersebut diserahkan Gubernur Kaltim, Isran Noor, kepada PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Tarakan saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di sebuah hotel di Samarinda Kota, Senin, 6 Juni 2022.
Di pengujung acara, Gubernur Isran mengucapkan selamat kepada seluruh perusahaan yang menerima penghargaan Proper. Ia memastikan, penghargaan ini telah melalui tahap seleksi yang objektif. “Semua sesuai fakta-fakta, murni dengan data dan bahan yang dinilai,” kata mantan Bupati Kutai Timur ini.
Proper digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) sejak 1995. Tugasnya menilai peran-peran perusahaan dalam mengelola lingkungan. Dari hasil penilaian, perusahaan diberi predikat dalam bentuk warna hitam, merah, biru, hijau, dan emas. Warna-warna tersebut mengindikasikan penilaian, dari terburuk (hitam) sampai terbaik (emas).
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Manajer PLN UPDK Tarakan, Marihot Hutapea, mengucapkan syukur PLTU Teluk Bayur meraih Proper biru. Baginya, penghargaan tersebut telah membuktikan bahwa PLTU Teluk Bayur telah memenuhi aspek-aspek pengelolaan lingkungan yang sehat dan keberlanjutan.
“Penghargaan ini sangat penting bagi PLN sekaligus menunjukkan komitmen kami dalam menjalankan transformasi PLN, yang mana salah satu pilarnya adalah ‘green’ atau bisnis yang ramah lingkungan,” ujar Marihot.
Capaian tersebut merupakan buah kerja keras PLTU Teluk Bayur. Selain menggunakan batu bara, PLTU Teluk Bayur juga menggunakan limbah cangkang sawit sebagai campuran batu bara yang menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Konsep ini diusung melalui program co-firing sejak Maret 2022.
Marihot menjelaskan, sebagai pembangkit listrik yang mulai beroperasi pada 2020, memiliki validasi pengelolaan lingkungan yang baik menjadi hal yang sangat penting bagi PLTU Teluk Bayur. “Dengan co-firing, kami berharap, emisi yang dihasilkan pembangkit dapat berkurang, termasuk mengurangi limbah dari perkebunan kepala sawit yang melimpah di Kalimantan,” ujarnya.
PLN UPDK Tarakan berharap, prestasi PLTU Teluk Bayur di bidang lingkungan dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Marihot juga menyerukan, seluruh unit pembangkit di bawah pengelolaan PLN UPDK Tarakan dapat memperoleh predikat Proper yang baik. Dengan begitu, kualitas pengelolaan lingkungan hidup di lokasi pembangkit dapat semakin baik sehingga memberikan dampak positif bagi ekosistem sekitar. (*)
Editor: Surya Aditya