kaltimkece.id Sejak 14 tahun silam, Federasi Cheerleading Seluruh Indonesia (FCSI) resmi didirikan. Organisasi tersebut bergerak menaungi olah raga cheerleading yang kerap dipandang biasa. Kendati demikian, FCSI terus bergerak konsisten dan semakin melebarkan sayap ke berbagai daerah di Tanah Air.
Jumat, 15 November 2019, sekitar pukul 21.00 Wita, FCSI Kaltim resmi dibentuk. Anna Ira menjadi ketua. Cheerleading atau biasa dikenal sebagai pemandu sorak, telah masuk berbagai ajang perlombaan. Baik di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional.
Di Kaltim, bertepatan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas), Cheerleading masuk salah satu kategori yang ikut bertanding.
Pengukuhan FCSI Kaltim dilakukan Oki Trihartono sebagai ketua umum FCSI. Kepada para pengurus, ia menyampaikan setelah kegiatan Fornas V, daerah bisa dengan cepat mencari bibit cheerleader baru untuk mengikuti sejumlah rangkaian event selanjutnya di DKI Jakarta.
"Kejurnas nantinya menjadi ajang yang sangat baik bagi para atlet daerah. Banyak hal bisa didapatkan. Dan saat kembali nanti bisa digunakan untuk membangun daerahnya sendiri," terang Oki.
Meski baru dibentuk, kata Oki, besar harapan bagi FCSI Kaltim terus berkembang. Ia bahkan menegaskan jika cheerleader saat ini masih berstatus olahraga rekreasi, sedang berproses menuju ke arah prestasi.
"Potensinya besar sekali bahkan di luar negeri sudah diadakan kejuaraan dunia dan regional Asia pun sudah ada," ungkapnya.
Karena potensi yang besar, ia sangat mengharapkan setiap daerah bisa segera mencetak atlet-atlet terbaiknya. Sebagai bentuk dukungan nyatanya agar olahraga ini terus berkembang. Para pelatih profesional dari pusat akan diturunkan ke setiap daerah.
"Dua minggu ke depan kami akan mengirim dua tim nasional untuk bertanding di Jepang," imbuhnya.
Anna Ira yang telah dilantik sebagai ketua FCSI Kaltim, mengungkapkan organisasi tersebut merupakan wadah yang menaungi bakat setiap anak agar bisa mencetak prestasi dan menorehkan nama baik Kaltim ke depan. Terutama di bidang cheerleading.
Sejatinya gerakan cheerleader bukan ala kadarnya. Gerakan yang ditampilkan setiap kelompok sudah mengarah ke gymnastics. Suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan keserasian gerakan fisik teratur.
"Jadi kita harus bisa dari sekarang. Harapannya tentu saja bisa dijadikan profesi juga," jelasnya.
Di Benua Etam sendiri, Anna mengakui perkembangan cheerleading kian meredup. Minim wadah dan pembinaan lanjutan. Akan tetapi, dengan adanya FCSI Kaltim, besar harapan cheerleading bisa kembali tumbuh dan berkembang.
"Kami akan lakukan penyuluhan pelan-pelan lewat guru dan sekolah-sekolah. Karena cheerleader bukan sekadar pemandu sorak. Gerakannya juga menuju seperti cabang olahraga," bebernya.
Turut menambahkan, sekretaris FCSI Kaltim Siti Fatimah, sebagai bentuk nyata jika cheerleading akan menjadi sesuatu yang memiliki masa depan cerah, karena turut sertanya pemerintah memberikan dukungannya. Salah satunya pada ajang Fornas V. "Insya Allah akan ada bonus sebagai motivasi kepada para atlet dari pemerintah," ucapnya.
Ia juga memberikan pandangannya, jika potensi berkembang olahraga ini sangat menjanjikan. Terlebih dengan dikukuhkannya FCSI Kaltim yang sudah diikuti FCSI Balikpapan. Dan selanjutnya dengan pembentukan FCSI Samarinda.
"Meski saat ini atlet kita sangat terbatas. Tapi dengan semua dukungan ini secepatnya harus bisa berkembang dan menorehkan prestasi," pungkasnya. (*)
Editor: Bobby Lolowang