Pariwara
Upaya Direktur Utama PLN Memimpin Transformasi Hijau

PLN memetakan dan melakukan berbagai upaya extraordinary yang akan mereduksi emisi sebesar 98 juta ton pada 2030.
Di kepemimpinan Darmawan Prasodjo, PLN menjadi perusahaan hijau dan adaptif.
Ditulis Oleh: PARIWARA
Sabtu, 31 Desember 2022
kaltimkece.id Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, dianugerahi penghargaan Green Leadership Utama 2022. Penghargaan tertinggi di bidang lingkungan ini diserahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Negara, Jakarta, pada 29 Desember 2022. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menjadi saksinya.
Anugerah Green Leadership Utama diberikan kepada pimpinan tertinggi perusahaan berpartisipasi aktif menjaga lingkungan hidup. Ada tujuh kriteria untuk menentukan green leadership. Empat di antaranya yakni penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam yang ramah, dan penghilangan limbah industri. Tiga kriteria yang lain yakni lingkungan bebas dari pencemaran, memenuhi kebutuhan kehidupan, dan infrastruktur fisik menjaga ekosistem dan komunitas.
Darmo, demikian Darmawan Prasodjo disapa, mendapatkan penghargaan tersebut berkat upayanya menjadikan PLN sebagai perusahaan hijau dan adaptif menjawab tantangan perubahan zaman. Ia dinilai berhasil mengubah cara pandang proses bisnis, dari yang tadinya statis dan backward looking diubah menjadi dinamis dan forward looking. Proses bisnis yang dulunya manual, kini serba digitalisasi secara end to end. PLN melakukan digitalisasi di beberapa bidang, mulai dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi sebagai bagian dalam mendukung transisi energi.
“PLN merombak tata kelola kelistrikan dengan digitalisasi end to end. Dari pasokan energi, pembangkitan, transmisi, distribusi sampai ke rumah-rumah pelanggan, semua sudah dikelola secara terintegrasi,” kata Darmawan.
Di sektor energi, Darmawan gencar menerapkan berbagai program untuk mengimplementasikan peta jalan NZE 2060. Upaya deklarasi NZE 2060 juga berhasil dibawa PLN dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) 26 pada 2021 di Glasgow, Skotlandia dan COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir. Keberhasilan ini tak terlepas jiwa kepemimpinan dan navigasi kokoh yang dimiliki Darmawan.
“PLN memiliki program-program inisiatif transisi energi yang mengonsolidasi dukungan berbagai pihak, baik entitas bisnis maupun lembaga pendanaan, yang didukung pemerintah untuk mencapai NZE 2060,” tbeber Darmawan.
Untuk menyukseskan transisi energi, PLN menandatangani 45 nota kesepahaman (MoU) dan letter of intent (LOI). Dalam upaya menurunkan emisi, Darmawan mengawal penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Rencana ini disebut yang paling hijau sepanjang sejarah Indonesia. Dalam RUPTL, terdapat 50,6 persen pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). PLN pun menginisiasi penghapusan PLTU dengan kapasitas 13 GW dari perencanaan dan menambah kapasitas EBT hingga 20,9 GW tanpa menambah PLTU baru.
PLN memetakan dan melakukan berbagai upaya extraordinary yang akan mereduksi emisi sebesar 98 juta ton pada 2030. Di bawah kepemimpinan Darmawan, PLN tidak hanya menjadikan transisi energi sebagai tantangan tapi juga menjadi peluang untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat, salah satunya melalui co-firing.
PLN sudah mulai mengimplementasikan program co-firing di puluhan pembangkit sejak 2021. Melalui co-firing, PLN menggantikan konsumsi batubara dalam jumlah signifikan dengan bahan baku biomassa, hidrogen dan amonia. Selain pengurangan emisi, implementasi co-firing ini sukses menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat dalam penyediaan bahan bakunya.
"Program co-firing ini sudah berhasil mengurangi emisi lebih dari 800 ribu ton CO2. Dalam prosesnya PLN memberdayakan masyarakat seperti BUMDes, Kelompok Tani, dan berbagai UMKM. Ini adalah komitmen PLN bertransisi energi sekaligus membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan," ucap Darmawan.
Selain itu, Darmawan juga memulai tata kelola baru limbah pembangkit dengan pemanfaatan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLTU. Potensi FABA dari seluruh PLTU PLN di Indonesia, sangat besar. Sehingga selain mengurangi emisi, pemanfaatan FABA akan memunculkan berbagai usaha baru dan penyerapan tenaga kerja di masyarakat.
"Menurunkan emisi gas rumah kaca, mendorong pemanfaatan limbah, dan menciptakan ekosistem ekonomi baru yang berbasis kerakyatan. FABA yang sebelumnya tak dimanfaatkan kini digunakan membangun jalan, jembatan, tempat ibadah, dan berbagai infrastruktur desa lainnya," imbuh Darmawan.
Sepanjang tahun 2022, FABA PLN telah berhasil dimanfaatkan menjadi 20 kilometer jalan, 157 unit rumah, dan 1,86 juta buah paving block, batako, tetrapod untuk pemecah ombak, juga untuk menyuburkan kembali lahan kritis. Lebih dari 300 UMKM ikut serta dalam pemanfaatan FABA.
PLN secara aktif juga memastikan ekosistem sumber daya alam di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik. Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove.
"Pada tahun ini, penanaman mangrove sudah dilakukan untuk 248 Ha lahan, dan ke depan akan terus kami kembangkan. Semua kami berdayakan,” ucap Darmawan.
PLN juga melakukan upaya-upaya terukur untuk menggunakan sumber daya air secara efisien. PLN memonitor serta mengevaluasi penggunaan air dan penggunaan energi pada instalasi pembangkit listrik PLN Grup melalui dashboard digital. Dengan upaya tersebut, PLN berhasil menurunkan konsumsi air sebesar 23,4 persen atau setara dengan 745 ribu m3 sepanjang tahun 2022. Ini merupakan kegiatan beyond compliance sebagai bagian dari komitmen kami terhadap Environment Social Governance.
Dalam kepemimpinannya, Darmawan juga membenahi organisasi perusahaan dan sistem kepegawaian untuk membuat pegawai lebih nyaman dalam bekerja. Langkah ini sekaligus menjadi upaya membuat proses bisnis PLN menjadi jauh lebih efektif dan efisien, serta siap mendukung transisi energi.
“Ini kami lakukan agar PLN lebih gesit dan tanggap merespons perkembangan teknologi dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Ini dilakukan agar core competency dan technical skills jauh lebih fit dan relevan, dalam menghadapi tantangan zaman. Corporate culture juga akan menjadi jauh lebih produktif dan profesional dalam menghadapi transisi energi,” pungkas Darmawan.
PLN melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) juga menunjukkan kehadirannya dalam mengembangkan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. Lebih dari 286 ribu orang terlibat dalam berbagai program yang dibuat oleh PLN.
"Infrastruktur, khususnya pembangkit PLN kini menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat," imbuh Darmawan.
Tidak hanya penghargaan CEO Green Leadership Utama, buah dari kepemimpinannya membuat Darmawan juga dinobatkan sebagai CEO of The Year oleh CNBC Indonesia. Di bawah kepemimpinan Darmawan, sepanjang tahun 2022, PLN juga mendapat berbagai apresiasi dari berbagai pihak. Total 314 penghargaan dianugerahkan kepada PLN, mulai dari penghargaan soal digitalisasi, transisi energi, lingkungan dan CSR, hingga layanan pelanggan.
"Seluruh Direksi PLN Grup, para Senior Leader dan seluruh kekuatan PLN dalam satu semangat yang sama. Membawa PLN menjadi perusahaan energi masa depan yang ramah lingkungan," pungkas Darmawan. (*)