kaltimkece.id PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) berkomitmen membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul dan kompeten. Khususnya dibidang otomotif. Agar terus menghadirkan produk berkualitas dan memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya.
Melalui program pelatihan intensif bagi lulusan SMU dan SMK jurusan Teknik Bisnis dan Sepeda Motor (TBSM). Namanya adalah Yamaha Engineering School (YES). Diperuntukkan bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan setelah 3 tahun lulus. Atau mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Program ini terbuka dan tanpa biaya untuk seluruh masyarakat Indonesia yang ingin menjadi calon teknisi sepeda motor andal.
Assistant General Manager Servis & Motorsport, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Frengky Rusli, mengatakan program YES adalah bentuk tanggung jawab sosial Yamaha. Atas keberhasilannya membantu mempersiapkan masa depan anak bangsa.
“Kami berharap, YES tetap eksis dan terus mendukung perkembangan kualitas generasi muda Indonesia. Baik soft skill maupun hard skill. Terutama pada bidang otomotif,” tutur Frengky Rusli.
Yamaha Engineering School (YES) berjalan mulai 1990. Angkatan pertama YES diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja Indonesia, Cosmas Batubara dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Michihiko Kunihiro yang saat itu menjabat. Era 80an krisis ekonomi di Indonesia mengakibatkan pengangguran dari anak putus sekolah setingkat SLTA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi semakin meningkat.
Melihat kondisi tersebut, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) yang merupakan produsen sepeda motor di Indonesia turut mengambil peran. Teknologi dan fasilitas dikerahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ilmu pengetahuan dan keahlian dibagi melalui pusat pelatihan. Namanya Yamaha Engineering Training Center (YTC) yang kemudian dikenal Yamaha Engineering School (YES). Seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan pelatihan, kurikulum YES mengalami pembaharuan di 2020.
Untuk menjadi peserta YES, calon peserta harus mengikuti proses seleksi masuk. Untuk mengetahui minat calon peserta di dunia otomotif. Mulai pengetahuan dasar teknik otomotif, psikotes, dan wawancara. Setelah dinyatakan lolos, peserta akan menempuh pendidikan 4,5 bulan di YES.
“Peserta akan mendapat materi pelatihan secara intensif. Meliputi teori teknik sepeda motor, pengelolaan bengkel, dan kewirausahaan. Serta praktik di bengkel resmi Yamaha,” jelas Frengky Rusli.
Saat ini ada 15 YES di Indonesia. Yaitu di Jakarta, Medan, Makassar, Semarang, Pontianak, Bandung, Surabaya, Padang, Lampung, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Pekanbaru, Palu, dan Jambi. Mulai 1990 sampai 2022 ada 5.000 orang lulusan YES.
Pada 2023 YES menggelar kompetensi. Diikuti 39 lulusan terbaik dari 15 YES yang ada. Untuk menguji kualitas lulusan. Kompetisi YES dilakukan 2 tahap, yaitu teori dan praktik. Untuk tahap teori, terpilih 7 lulusan terbaik dan ke tahap praktik. Nantinya dipilih 1 sebagai lulusan YES terbaik nasional.
7 peserta kompetisi YES terbaik di Indonesia adalah Roy Anju Tumangger (Medan), Glaudio Ilyanov (Pekanbaru), Awan Kurniawan (Bandung), Muhammad Ibnu Shaleh (Palembang), Andreas Wahyu Sugiarto (Surabaya), Maulia Firman Hidayat (Medan), dan Rahmat Salman (Medan).
Dari 7 peserta kompetisi, 3 diantaranya dinyatakan sebagai pemenang. Mereka adalah Awan Kurniawan (Bandung), Muhammad Ibnu Shaleh (Palembang), dan Andreas Wahyu Sugiarto (Surabaya).
“Dibandingkan pelatihan sejenisnya, YES memiliki banyak keunggulan karena dibina dan dikelola langsung oleh produsen sepeda motor besar di Indonesia. Dipastikan memiliki fasilitas dan teknologi terkini,” tutup Frengky Rusli.(*)