kaltimkece.id Jalan protokol di dua kota utama di Kaltim, Balikpapan dan Samarinda, sudah ramai kembali sejak sebulan belakangan. Sejumlah kedai, kafe, hingga restoran, mulai banyak menerima pengunjung. Pertanda bahwa aktivitas penduduk bergerak semakin nampak.
Pemandangan “kenormalan baru” itu sesungguhnya bertolak belakang dengan angka penyebaran Covid-19 di Bumi Etam. Faktanya adalah rata-rata orang yang terkonfirmasi positif virus corona setiap hari semakin tinggi.
kaltimkece.id mengolah data harian Covid-19 yang terkonfirmasi positif dari Dinas Kesehatan Kaltim. Pada Maret 2020, sejak kasus pertama pada tanggal 18 hingga akhir bulan, terdapat 20 kasus. Dengan demikian, rata-rata kasus sepanjang Maret adalah 1,42 orang positif setiap hari.
Selanjutnya ada 114 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi positif sepanjang April 2020. Itu berarti, rata-rata ada penambahan 3,8 kasus positif setiap hari pada bulan tersebut. Penyebaran virus pada bulan selanjutnya, Mei 2020, semakin ganas. Sepanjang Mei, masih menurut data Dinas Kesehatan, terdapat 161 kasus atau rata-rata 5,19 orang di Kaltim terkonformasi positif setiap harinya.
Bulan ini, Juni 2020, rerata itu lebih tinggi lagi. Sampai 18 Juni saja, sudah 110 orang yang terkonfirmasi positif virus SARS-Cov-2. Dengan demikian, rata-rata 6,11 orang di Kaltim terkonfirmasi positif setiap harinya sepanjang bulan ini. Bandingkan lonjakannya dengan Maret 2020, ketika awal pandemi yang reratanya hanya 1,42 orang per hari.
Secara keseluruhan, pandemi di Kaltim sudah mencapai 405 kasus dalam 93 hari. Sepanjang tiga bulan ini, rata-rata konfirmasi positif adalah 4,35 orang per hari. Sementara itu, dilihat dari jumlah orang yang dites PCR, ada 1.568 orang negatif. Artinya, 20 persen sampel dari Kaltim terkonfirmasi positif.
Dari pengolahan data di atas, grafik pandemi di Kaltim jelas belum melandai. Pada sebulan terakhir, manakala aktivitas penduduk nampak makin normal, penyebaran virus justru semakin meningkat.
Dalam artikel The Washington Post berjudul Why outbreaks like coronavirus spread exponentially and how to 'flatten the curve', dijelaskan mengenai tampilan kurva. Penyebaran virus dianggap berbahaya ketika pertumbuhan kasus membentuk kurva eksponensial. Bentuk kurva ini menjulang seperti membentuk sisi gunung. Semakin terjal berarti semakin banyak kasus terjadi. Artinya, para penderita semakin sulit tertangani. Penularan pun semakin sulit dimonitor.
Kurva eksponensial ini pernah berlaku di Kota Wuhan, Tiongkok. Selepas beragam kebijakan seperti karantina massal hingga pembangunan rumah sakit khusus, kurva tersebut mulai melandai. Pada akhirnya, Wuhan berhasil melewati hari-hari tanpa penambahan pasien positif pada Maret silam. (*)