kaltimkece.id Hari lepas hari, perasaan Reknowati makin tak enak. Perutnya terus dan terus membesar. Memang, usia kandungannya sudah memasuki bulan ketujuh. Namun, yang kali ini tidak seperti dua kehamilannya terdahulu. Perut perempuan berusia 34 tahun itu kelewat besar.
Dengan hati gundah, Rekno mendatangi dokter kandungan. Rekno, bersama suaminya, Sujito, 40 tahun, terkejut luar biasa. Selepas melihat citra ultrasonografi (USG), dokter mengatakan bahwa berat janin di perutnya sudah 3 kilogram. Padahal, usia kandungan baru tujuh bulan.
Sebulan kemudian, perut Rekno makin membesar. Keadaan itu menimbulkan masalah baru. Rekno kesulitan berjalan. Pekerjaan rumah tangga pun banyak terbengkalai. Ia kembali ke dokter kandungan. Berat kandungannya (janin dan air ketuban) bertambah hingga 2,5 kilogram sehingga totalnya menjadi 5,5 kilogram.
“Dokter menyarankan operasi sesar saat bersalin,” kisah Rekno ketika ditemui kaltimkece.id di kediamannya, Gang 3, Jalan Lubuk Sawa, Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda.
Selasa, 30 Juli 2019, Rekno sedang menidurkan bayi besarnya ketika melayani wawancara media ini. Suaminya, Sujito, tengah bekerja. Di rumah beton berukuran 50 meter persegi itu, Rekno ditemani ibunya bersama anak keduanya yang bernama Ahmad. Perempuan muda itu belum bisa banyak bergerak. Dia hanya duduk di atas tempat tidur ketika sang bayi terlelap dengan wajah yang menggemaskan.
Kembali ke cerita Rekno, hari-hari persalinan sudah dekat. Kontraksi bukaan pertama mulai dirasakan pada Jumat sore, 26 Juli 2019. Hanya dalam beberapa jam, kontraksi semakin sering datang. Waktu persalinan rupanya telah tiba. Didampingi suaminya, Rekno berangkat ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Quratta A'yun di Jalan DI Pandjaitan.
Sejam di dipan persalinan, Rekno harus melewati operasi sesar di bawah pengawasan dr Ahsan Azis. Bayi besar Rekno pun untuk pertama kalinya menghirup udara dunia pada pukul 20.26 Wita. Bayi perempuan dengan berat, jangan kaget, 5,2 kilogram! Panjang tubuh bayi itu 56 sentimeter. Bayi mungil itu punya pipi yang montok. Kulitnya cerah sedikit kemerahan. Rambutnya lebat dan sangat hitam.
Anggota keluarga yang memenuhi ruang tunggu rumah sakit segera bergembira. Apalagi Sujito, sang suami. Sebelumnya, suami dan sanak famili sangat tegang menunggu detik-detik kelahiran. Semuanya hilang begitu melihat bayi yang normal dan sehat. Bayi perempuan itu kemudian diberi mana Asya Aqila Sari.
"Kata dokter, semua baik-baik saja. Alhamdulillah, anak ketiga kami sehat. Kalau kakak-kakaknya, rata-rata 3 kilogram saat dilahirkan. Sebelumnya, memang tidak pernah melahirkan bayi sebesar ini," tutur Rekno sembari mengusap-usap bayinya yang masih terlelap.
Reknowati adalah perempuan berperawakan biasa. Bentuk tubuhnya ketika tidak hamil tidaklah gemuk, lebih tepatnya langsing. Tinggi tubuhnya 150 sentimeter. Sanak-famili Rekno tidak ada yang memiliki riwayat melahirkan bayi besar. Demikian halnya keluarga sang suami, Sujito. Suami Rekno itu sebenarnya juga bukan pria yang bertubuh besar. Ketika melahirkan dua anak sebelumnya, Andika Kisna Wanto Eko Saputro, 14 tahun, dan Ahmad Fitria Putra Setiawan, 9 tahun, semua beratnya normal di kisaran 3 kilogram.
Penyebab Giant Baby
Secara ilmiah, Rekno baru saja melewati fenomena yang disebut dengan bayi raksasa atau giant baby. Demikian diterangkan dokter Asa Muqarrib Hidayat, MMR, direktur utama Rumah Sakit Ibu dan Anak Quratta A'yun, kepada kaltimkece.id. Asa membenarkan bahwa bayi yang dilahirkan Rekno dikategorikan giant baby. Sejauh ini, bayi tersebut adalah yang terbesar yang lahir di rumah sakit tersebut.
"Bayi yang lahir seberat 5,2 kilogram itu sangat jarang. Berat ideal bayi itu antara 2.500 gram hingga 4.000 gram," jelas dokter yang memegang gelar master of hospital management ini. Menurut dokter Asa, bayi yang lahir dengan berat di atas 4 kilogram dikategorikan sebagai giant baby. Dalam dunia kedokteran, giant baby disebut macrosomia.
Merujuk sejumlah sumber, bayi terbesar yang pernah dilahirkan di Indonesia seberat 8,6 kilogram. September 2009, pasangan Ani dan Hananudin dari Sumatra Utara dikaruniai bayi laki-laki yang mereka beri nama Akbar. Adapun menurut catatan Guinness World Records, bayi terbesar yang pernah dilahirkan di dunia seberat 10,2 kilogram. Anak tersebut dilahirkan Carmelina Fedele pada 1955 di Italia.
Kembali ke dokter Asa, kemunculan bayi raksasa disebabkan beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya diduga penyebabnya. Sebagai contoh, orangtuanya memang bertubuh besar atau karena faktor gizi yang memungkinkan bayi berbadan besar. Faktor kedua adalah ibu yang sedang hamil menderita diabetes mellitus. Kemudian yang ketiga, faktor ibu yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Faktor terakhir adalah ibu mengalami kehamilan lebih bulan.
“Yang bermasalah dan sering terjadi adalah faktor kedua. Ibu mengalami diabetes mellitus atau disebut diabetes gestasional, diabetes yang disebabkan kehamilan,” jelas Asa. Namun, sambung dokter kandungan berusia 29 tahun itu, Rekno ternyata tak memiliki riwayat diabetes maupun melahirkan bayi besar sebelumnya. Penyebab Rekno melahirkan giant baby pun diduga kuat karena faktor nutrisi saat kehamilan.
Bagi ibu yang dipastikan melahirkan bayi raksasa, metode operasi sesar paling sering dianjurkan. Operasi adalah jalan yang paling aman bagi ibu dan juga bayi. Masalahnya, berbagai risiko mengintai ketika sang ibu melahirkan secara normal. Mulai robekan jalan lahir yang luas hingga peregangan tulang simfisis yang berlebihan di panggul. Hal ini disebabkan oleh suatu kondisi yang disebut cephalopelvic disproportion, yakni kondisi saat kepala atau tubuh bayi tidak muat melewati panggul ibu.
Nyawa sang bayi juga terancam ketika melewati persalinan normal. Bayi bisa mengalami patah tulang akibat kemacetan bahu bayi saat melewati jalan lahir. Cerebralpalsy atau kelumpuhan saraf otak karena cedera kepala saat melewati jalan lahir menjadi risiko berikutnya. Pada saat di luar rahim, bayi lebih mudah mengalami penurunan kadar gula darah berlebihan atau hipoglikemia. Bayi besar juga beresiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan, terutama bayi besar yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Mengingat risiko akan kehamilan giant baby, dr Asa memberikan saran kepada semua calon ibu untuk menghindari fenomena giant baby. Sebaiknya, ibu hamil menjaga kenaikan berat badan. Ini sangat penting bagi ibu hamil yang mengidap diabetes dan obesitas (kelebihan berat badan). Untuk ibu hamil dengan obesitas, kenaikan berat badan yang normal adalah 10 kg hingga 13 kg, atau sesuai anjuran bidan atau dokter masing-masing.
“Ibu hamil juga disarankan berolahraga. Kurang bergerak saat hamil membuat kalori tubuh menumpuk dan tersimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan kalori tubuh,” lanjut dokter Asa. Senam hamil dan jalan pagi yang teratur amat disarankan untuk mencegah kenaikan berat badan berlebih saat hamil. Ditambah pula memperbanyak konsumsi buah dan sayuran memasuki usia kehamilan trimester III. Disarankan pula menghindari junk food dan kudapan yang mengandung banyak gula seperti es krim dan puding berkadar gula tinggi. Sirup manis sebaiknya dikurangi bila kenaikan berat badan telah melewati batas normal. (*)
Editor: Fel GM