kaltimkece.id “Tut... tut.. tut... Ya, halo?”
Panggilan telepon kaltimkece.id akhirnya dijawab. Di ujung sambungan, Ganit Mirabeth Sonia dengan suara nan indah menyapa begitu hangat. Perempuan 24 tahun itu lantas memenuhi janji wawancara jarak jauh pada Sabtu malam, 23 November 2019.
Sebagaimana peserta Indonesian Idol yang lain, Mirabeth harus melewati masa karantina sejak kompetisi adu suara ini memasuki babak 23 besar. Ia hanya boleh memegang telepon seluler pada Sabtu. "Halo, Mbak. Maaf, saya baru bisa dihubungi,” tutur perempuan ini dengan ramah menjawab salam reporter kaltimkece.id.
Mirabeth Sonia, demikian nama populernya, lahir pada 19 Juni 1995 di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Ia memiliki kulit sawo matang. Rambutnya yang hitam berkilau tergerai indah hingga menyentuh pinggang. Postur tubuhnya ramping, ideal untuk ukuran perempuan Indonesia. Tingginya 170 sentimeter dengan berat badan 57 kilogram. Mirabeth mengaku, dia seorang vegetarian.
Mirabeth adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara. Ayahnya, Merkurius Ukung, adalah seorang pilot. Ibunya bernama (mendiang) Gene Paula Makagiansar. Ketika Mirabeth baru berusia dua tahun, ayah dan ibunya pindah ke Kaltim, tepatnya Samarinda.
Mirabeth pun tumbuh besar di Kota Tepian. Nama kecilnya adalah Abe. Ia tercatat lulus dari TK Pembina I Samarinda di Jalan Kedondong dan SD Advent Samarinda di Jalan Danau Jempang. Pendidikannya berlanjut ke SMP dan SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda di Jalan Belatuk. Lulus dari sekolah menengah pada 2014, Mirabeth kuliah di Jakarta. Ia masuk ke The London School of Public Relation di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, dan lulus pada 2017.
Putri Duyung
Lulus kuliah, Mirabeth menjadi penyanyi lepas (freelance) di berbagai kafe hingga acara pernikahan. Bernyanyi memang sudah mendarah-daging di keluarga Mirabeth. Sedari kecil, ia gemar bersenandung karena seluruh keluarganya pun demikian. Terlebih mendiang sang ibunda, Gene Paula Makagiansar.
"Keluarga kami lebih sering bernyanyi di gereja. Saya belajar bernyanyi secara autodidak sejak usia empat tahun. Sempat ikut les tapi sebentar sekali," jelas penganut Advent ini --Advent adalah salah satu aliran dalam Kristen Protestan.
Selain gemar melantunkan kidung, Mirabeth suka sekali menyelam. Ia bahkan telah mengantongi diving license atau sertifikat menyelam dari Scuba Schools Internasional. Tak heran jika Mirabeth sangat menyukai pekerjaan sampingannya; menjadi mermaid atau putri duyung. Bekerja di Jakarta Aquarium, kemampuan menyelam Mirabeth sangat berguna.
"Dua pekerjaan ini (penyanyi lepas dan mermaid) mempunyai tantangan berbeda. Aku suka," ucap pencinta warna biru ini.
Dari menyelam pula, Mirabeth --sebagaimana diakui para juri Indonesian Idol-- memiliki napas panjang. Ia mampu menahan napas hingga satu menit. Kemampuan itu menunjang keahliannya bernyanyi.
Ketika masuk Indonesian Idol, Mirabeth memang membawa banyak kejutan. Bukan saja menguasai alat musik seperti gitar, ia memiliki suara, ekspresi wajah, dan gerak tubuh yang khas. Bahkan, seorang Anang Hermansyah menyebut Mirabeth sebagai “penyanyi paling ekspresif.”
Ari Bernardus Lasso, juri Indonesian Idol yang lain, menganggap Mirabeth begitu brilian membawakan lagu-lagu bertema suram. Adapun Bunga Citra Lestari, Maia Estianty, dan Judika, sepakat bahwa suara Mirabeth mampu membuat orang tersentuh hingga menangis. Kelebihan ini membuat beberapa kekurangan Mirabeth, seperti suara yang sedikit goyah di nada-nada tinggi dan panjang, akhirnya tertutupi.
Mirabeth berkali-kali mendapat standing applause. Ia menaklukkan hati para juri ketika membawakan Di Belakangku dan Tak Ada yang Abadi-nya Peterpan. Begitu juga ketika ia menyanyikan Say Something (A Great Big World dan Christina Aguilera) di babak Showcase. Penampilannya dianggap sedikit menurun di babak Spekta ketika menyenandungkan Pelangi di Matamu milik Jamrud.
Ajakan Teman
Tak terbersit sedikit pun niat Mirabeth mengikuti audisi ketika kompetisi Indonesian Idol mulai dibuka pada Juli 2019. Yang ada, beberapa teman Mirabeth yang tertarik mengadu nasib. Merekalah yang mengajak Mirabeth turut serta.
"Tahun ini, aku mau ikut audisi (Indonesian Idol) tapi enggak mau sendirian. Mau temanin, enggak, Be (Abe, panggilan Mirabeth)?” Mirabeth menirukan perkataan temannya. Ia pun mulai tertarik dan mendaftar audisi.
"Eh, malah dia yang mengajak enggak jadi ikut," tutur Mirabeth.
Sekarang ini, Mirabeth telah melewati babak audisi yang diikuti puluhan ribu orang. Ia juga lolos dari babak eliminasi dan tampil di panggung Spektakuler bersama 23 kontestan. Mirabeth tak henti-hentinya bersyukur. Dukungan teman-teman, saudara, dan sang ayah, disebut sangat berarti baginya. Mirabeth bahkan tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata ketika ditonton berjuta-juta pasang mata. Pertama kali naik panggung Spekta Indonesian Idol, kata dia, penonton sangat banyak.
“Saya jadi lebih gugup dan tertekan," celetuk Mirabeth.
Mirabeth berharap, Indonesian Idol menjadi jalan membangun karier di dunia musik. Dari kompetisi ini, Mirabeth ingin menyentuh hati banyak orang melalui suaranya.
"Bersyukur sampai di sini karena dukungan semua orang. Orang-orang Samarinda dan Kaltim juga pasti senang dengan adanya wakil di sini (Indonesian Idol). Semoga semua orang Samarinda dukung aku. Amin," harapnya.
Selamat berjuang, Mirabeth! (*)
Editor: Fel GM