kaltimkece.id Nama Rizki Juniansyah semakin merekah setelah atlet cabang olahraga (cabor) angkat besi itu menjadi kampiun meraih medali emas di Olimpiade Paris kelas 73 kilogram. Dia pun memecahkan rekor olimpiade clean and jerk dengan angkatan 199 kg.
Ditemui kaltimkece.id di kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim, pada Rabu, 16 Oktober 2024, laki-laki berusia 21 tahun itu berbagi cerita keberhasilannya bisa berlaga di titik tertinggi impian para lifter dunia. Mengenakan kaos berwarna merah, anak ketiga dari empat bersaudara itu menjawab sejumlah pertanyaan dengan ramah.
Kehadiran Rizki di Kaltim diundang sebagai bintang tamu pada Open Turnamen Angkat Besi Piala Gubernur Kaltim, kategori under 14-17 tahun. Kejuaraan itu digelar di Arena Angkat Besi, area GOR Kadrie Oening pada 16-20 Oktober 2024.
"Memotivasi adik-adik, junior-junior saya, agar lebih semangat dan bisa mengikuti jejak-jejak senior yang telah berhasil," ucap Rizki penuh senyum.
Rizki berasal dari keluarga atlet angkat besi. Ayahnya bernama Muhammad Yasin adalah atlet angkat besi nasional yang pernah berlaga di SEA Games. Sementara sang ibu bernama Yeni Rohaeni, atlet angkat besi dari Banten. Kakak perempuannya, Riska Anjani Yasin juga atlet angkat besi, menikah dengan Triyatno yang juga atlet angkat besi.
Rizki yang lahir di Serang, Banten pada 17 Juni 2003 mengatakan bahwa dirinya sudah dilatih angkat besi oleh sang ayah sejak usia 7 tahun. Sedini itu, Rizke kecil telah termotivasi memiliki impian menjadi atlet angkat besi dan meraih medali emas. Motivasi itu terus bertambah ketika kakak iparnya, Triyatno, meraih medali perak di Olimpiade London 2012.
Selain fisik, Rizki membeber, mental adalah satu yang utama dilatih, tidak lepas dari sikap disiplin. Dia menggambarkan, jika tidak memiliki tujuan, mental akan rusak. Anggap tujuan yang ingin dicapai adalah olimpiade, ia menekankan altet harus tahu bahwa sampai ke tahap itu tidak mudah.
"Mental harus 100 persen, disiplin juga harus 100 persen. Harus disiapkan tahapan-tahapannya, mengetahui yang harus dilakukan" jelas pencinta motor trail itu.
Rizki juga berbagi tips mengatur waktu latihan dan makan. Waktu istirahatnya sama seperti atlet lain. Begitu juga saat latihan, sama kerasnya. Namun, ia berbeda saat mengatur pola makan. Ia mengklaim pola makannya lebih baik dibanding teman-temannya yang lain. Tambahan asupan makanan dari luar adalah rahasianya.
"Makanan di mes tetap saya makan. Tambahan di luar bisa saya dapat dari makan masakan mama, seperti rendang, ayam suir. Selebihnya, bisa nasi padang, sate kambing, soto atau sup. Alhamdulillah itu membuat latihan tetap bagus, porsi lebih banyak, lebih tahan lama, dan lebih keras lagi latihannya," urainya.
Di tengah karir yang moncer sebagai lifter, Rizki menargetkan ikut dua olimpiade lagi, Olimpiade Los Angeles 2028 dan Olimpiade Brisbane 2032. Raihan emas dan memegang rekor olimpiade di Olimpiade Paris tak menjadikan Rizki berpuas diri. Terdekat di akhir 2024, Rizki akan mengikuti kejuaraan dunia di Bahrain.
Di balik sederet cerita keberhasilan, Rizki mengakui banyak godaan ketika tengah mempersiapkan diri ke Olimpiade Paris. Godaan terberat hobi trabas menunggangi motor trail.
"Kalau saya jatuh dari sepeda motor lalu lecet atau terjadi apapun, itu berpengaruh ketika di angkat besi. Jadi saya harus berhati-hati, harus profesional, harus tahu kapan naik motor, kapan latihan. Saya harus bertanggung jawab," kata Rizki.
Saat ini dia memiliki 17 unit koleksi sepeda motor. Satu motor berada di kamar tidurnya, lima ada di ruang tamu, dan sebelas lainnya tersimpan di garasi rumahnya.
Rizki berharap angkat besi bisa sepopuler cabor lainnya di Indonesia. Saat ini angkat besi mendapatkan dukungan dari pemerintah dan federasi, sehingga para atlet memiliki motivasi yang baik. "Para atlet sudah banyak yang berhasil meraih medali dan itu adalah pembuktian bahwa atlet angkat besi tidak bercanda, tidak main-main," tutupnya. (*)