kaltimkece.id Para petinggi provinsi berkumpul di ruang rapat paripurna Gedung DPRD Kaltim. Gubernur Isran Noor juga hadir dalam peringatan HUT ke-66 provinsi Kalimantan Timur tersebut. Sebagaimana hari jadi provinsi sebelumnya, gubernur rutin memberikan penghargaan. Ada 23 tokoh berprestasi dan berjasa yang menerima penghargaan tahun ini.
Kamis, 5 Januari 2023, seorang di antara para figur tersebut adalah Rahmad Azazi Rhomantoro. Pemuda 28 tahun tersebut didapuk sebagai tokoh pemuda berprestasi di bidang seni budaya. Azazi adalah seorang penulis, pelaku seni, dan pegiat literasi.
Bungsu dari lima bersaudara ini lahir di Kampung Baru Ujung, Balikpapan, 26 Februari 1994. Ayahnya bernama Sutoro Tirtorahardjo, kepala Taman Budaya Kaltim periode 2009-2011. Ibunya adalah Aidil Fitriaty (alm). Kedua orangtua Azazi adalah guru. Mereka tinggal di Jalan Gerilya Solong, Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda.
Azazi mulai memasuki dunia seni ketika menjadi siswa di MAN 2 Samarinda pada 2009. Ia terlibat dalam organisasi, kegiatan kesenian, kebudayaan, maupun pertunjukan. Selulus sekolah, Azazi sempat berencana melanjutkan pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Akan tetapi, ayahnya tidak mengizinkan karena diminta fokus ke pendidikan.
"Akhirnya, saya ikut privat musik, orkestra, dan masuk beberapa sanggar seni. Sampai akhirnya, saya mendirikan sanggar pada 2014,” urai Azazi kepada kaltimkece.id.
Sanggar Seni Perintis atau Sasentis. Demikian bengkel seni yang ia bangun. Kegiatan di situ beragam. Ada tari, teater, hingga musik tradisional dan modern. Sasentis sudah beberapa kali mengikuti event internasional seperti South Borneo Art Festival dan Lanjong Art Festival.
Tiga tahun kemudian, pada 2017, Azazi menggagas Tirtonegoro Foundation. Yayasan ini lebih universal. Kepakan sayapnya lebih lebar. Tirtonegoro Foundation bergerak di bidang pendidikan, seni, budaya, hingga UMKM. Setiap bidang tersebut dipimpin seorang kepala bidang.
Sepanjang di yayasan tersebut, Azazi terus menelurkan karya. Ia terlibat dalam 28 pertunjukan baik sebagai sutradara, asisten sutradara, maupun aktor. Beberapa karyanya lolos dalam kurasi sebagai arranger di festival seni International South Borneo Art Festival di Bukit Kiram dan Lanjong Art Festival. Judul karya tersebut yakni Butir-butir Emas, Taman Budaya Solo, dan Kartini Berdarah.
“Dari semua naskah teater yang saya tulis, yang paling menarik bagi saya adalah Opera Hasma dan Tanah Pesakitan (2021),” terang Azazi yang akan mengikuti sidang terbuka untuk gelar doktornya pada Maret 2023.
Azazi juga seorang musikus. Ia memainkan aliran musik tradisi dan modern. Lelaki berdarah Purworejo, Jawa Tengah, itu menguasai sape, gambus, tambur, jimbe, karinding, drum, keyboard, gitar, bas, biola, saxophone, dan suling.
Selain itu, Azazi tergolong produktif sebagai penulis. Ia telah menyusun 25 buku ilmiah dan kumpulan sajak. Beberapa di antara pustaka yang ia tulis berjudul Sajak Cinta Sang Durjana, Fajar bagi Si Rhoman, Lukito, Tirtonegoro, termasuk Manajemen Kehumasan, dan Manajemen Perpustakaan.
“Hampir tidak ada orang yang tidak menyukai seni. Ada kebanggaan ketika membuat karya ketimbang hidup biasa saja,” tutur pemimpin Komunitas Muda Mengajar Malang dan Sasentis Indonesia itu.
Azazi memilih berkarya untuk membahas suatu fenomena khususnya di Kaltim. Lewat karya, sebutnya, sebuah fenomena bisa didramatisasi dalam sebuah pertunjukan. Orang akan memahami fenomena tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.
“Inspirasi saya adalah mendiang Norbertus Riantiarno atau Nano Riantiarno untuk seni teater. Lalu Afrizal Malna untuk literasi, serta Peri Sandi dan Sapardi Koko Dasmono untuk puisi,” sambungnya.
Azazi mengatakan, seni budaya kini dianggap sesuatu yang “kuno” di tengah gempuran teknologi digital. Antusias masyarakat kian berkurang sejak pandemi Covid-19. Walaupun demikian, ia tidak ingin berhenti. Menurutnya, karya-karya seni harus lebih terbuka terhadap kepentingan masyarakat dan membaca fenomena.
“Kerja-kerja seni juga membuka peluang dan kesempatan agar orang tidak lagi berorientasi kepada pekerjaan tertentu. Ada peluang pekerjaan yang bisa dibaca pada masa depan," tutupnya. (*)