kaltimkece.id Kasus gondongan di Balikpapan meningkat drastis dalam tiga bulan terakhir. Dinas Kesehatan Balikpapan mencatat, pada Juli 2024 terdapat 19 kasus gondongan, Agustus 2024 38 kasus, dan September 2024 72 kasus. Anak-anak disebut menjadi yang paling banyak terserang penyakit bernama medis parotitis atau mumps ini.
Selasa, 22 Oktober 2024, Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati, menjelaskan bahwa gondongan berbeda dengan gondok. Gondok disebut mengganggu kelenjar tiroid sehingga penderitanya harus diperiksa secara diagnostik oleh dokter spesialis. Sementara itu, gondongan disebabkan oleh infeksi virus bernama Paramyxovirus yang menyerang kelenjar penghasil air liur di bagian rahang.
Gondongan dan gondok sama-sama menimbulkan bengkak di leher. Bedanya, bengkak yang ditimbulkan gondongan terletak di leher atas hingga pipi sedangkan bengkak gondok di leher bagian bawah. Umumnya, bengkak dari gondok disebut tak mengeluarkan nyeri sementara bengkak dari gondongan mengeluarkan rasa hangat dan nyeri.
"Penderita gondongan dapat kesulitan berbicara atau sakit saat menelan sesuatu," jelas Alwiati.
Ia menyebut, gondongan adalah penyakit menular. Penularannya dapat melalui percikan air liur atau cairan hidung. Apabila terserang Mumps, penderita akan mengalami gejala bengkak di leher, ludah terasa nyeri, demam, sakit kepala, kelelahan, hingga nafsu makan berkurang.
Walau demikian, Alwiati mengimbau warga tetap tenang. Gondongan disebut bukan penyakit berkategori berbahaya. Penyakit ini pun tak tergolong penyakit luar biasa seperti demam berdarah dangue (DBD).
Penanganannya pun cukup mudah. Penderita gondongan, kata Alwiati, cukup istirahat dengan melakukan isolasi mandiri selama minimal enam hari, serta mengonsumsi parasetamol, makanan bergizi, vitamin, dan banyak minum air hangat. Penderita juga tidak dianjurkan mengoleskan cuka dan blau ke bagian bengkak.
"Kalau ada yang merasakan gejala-gejala gondongan, ya, sudah, tidak usah sekolah. Istirahat dulu. Gondongan bisa sembuh sendiri dengan isolasi mandiri," ujarnya.
Adapun upaya pencegahannya, warga diminta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti rutin mencuci tangan serta menggunakan masker. Para anak juga diimbau segera mendapatkan vaksin measles, mumps, rubella atau MMR.
Diberitakan sebelumnya, pada September 2024 hingga awal Oktober 2024, sejumlah 26 puskesmas di Samarinda menangani 309 pasien kasus mumps. Semuanya adalah anak usia sekolah. Eskalasi kasus melonjak drastis pada 25 September, dalam sehari 90 anak terkena mumps dan seluruhnya dilarikan ke fasilitas kesehatan di sekitar Samarinda.
Setelah kasus pertama muncul, Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Samarinda, mendatangi sekolah dan memberikan edukasi kepada seluruh jajaran sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan. Bagi siswa yang didiagnosis gondongan, diarahkan isolasi mandiri di rumah. Klaim dinkes, upaya itu menurunkan jumlah kasus dari 309 menjadi 22 kasus di 1 Oktober 2024.
Di Sangatta, Kutai Timur, kasus mumps ditemukan di Puskesmas Sangatta Utara sejumlah 4 kasus pada pekan ketiga September. Kasus ini meningkat menjadi 14 kasus di pekan terakhir September, seluruhnya menyerang anak usia sekolah. (*)