kaltimkece.id Pengunjung baru saja berdatangan ketika Frans, 60 tahun, memberi sambutan hangat di muka pintu. Pemandu sekaligus pengawas pembangunan Bukit Doa Kalimantan itu kemudian berbincang sebentar dengan wisatawan. Dengan cakap, ia menjawab semua pertanyaan dari para pelancong.
Frans—namanya memang hanya satu kata—menjelaskan sejumlah bangunan sembari terus melangkah. Ia bersama pengunjung kini memasuki sebuah rumah bernama Padang Gembala. Dinding di bangunan tersebut dihiasi ukiran dan lukisan berukuran besar. Karya tersebut menggambarkan beberapa malaikat bersayap yang membawa terompet. Para malaikat sedang mendatangi sejumlah penggembala.
“Lukisan ini dibuat dan diukir oleh Bapak Hery, seorang muslim dari Makassar,” tutur Frans kepada kaltimkece.id, Rabu, 1 Maret 2023. Karya seni itu dikerjakan di lokasi Bukit Doa yaitu Jalan Bhineka I, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan.
Tak jauh dari Padang Gembala, sebuah tembok berwarna krem terang berdiri. Namanya Tembok Doa Bapa Kami. Doa yang diajarkan Yesus Kristus itu ditulis dalam 33 bahasa. Ada bahasa Inggris, Mandarin, Hokkien, Ibrani, Batak Toba, Batak Karo, Sunda, Sansekerta, Dayak, Poso, Toraja, Nias, Ambon, Latin, Aram, dan Yunani.
Frans bersama pengunjung kini sudah di Goa Doa. Ada beberapa bangunan menyerupai mulut terowongan yang ditutupi pagar besi. Para wisatawan bisa berdoa di setiap terowongan tersebut. Kaki Frans kemudian membawa para pelancong ke Bait Salomo dan Gedung Bethlehem.
Bukit Doa Kalimantan dibangun Yayasan Bethany Kalimantan. Pekerjaannya dimulai pada 2016 selepas memperoleh izin pembangunan. Konsepnya ialah miniatur Yerusalem. Yayasan menyiapkan lahan 5,6 hektare. Sampai 2023, progres pembangunannya sudah 20 persen dengan lahan yang terbangun yaitu 1,6 hektare.
Kevin Lemuel Kusuma adalah pengurus Yayasan Bethany Kalimantan. Ia menjelaskan bahwa Bukit Doa Kalimantan merupakan wisata rohani bagi kaum Nasrani. Yayasan memang bertujuan membangun Bukit Doa sebagai tempat berdoa dan berwisata rohani dengan konsep miniatur Yerusalem.
Sebagai informasi, Yerusalem adalah ibu kota bangsa Israel kuno sejak 1070 Sebelum Masehi. Kota ini dianggap suci oleh umat Yahudi, Kristen, dan Islam. Bagi umat Kristiani, Yerusalem merupakan lokasi Yesus menyebarkan ajaran-Nya. Sebuah bangunan bernama Gereja Makam Kudus di Yerusalem adalah tempat ziarah orang Kristen di seluruh dunia. Makam Kudus tak lain tempat Yesus disalibkan, mati, dan bangkit, tepatnya di Bukit Golgota.
“Pembangunan Bukit Doa Kalimantan terdiri dari dua hingga tiga tahap,” tutur Kevin. Ia menguraikan bahwa biaya pembangunan untuk tahap pertama saja menelan biaya Rp 250 miliar. Tahun ini, sambungnya, progres yang ditargetkan adalah 60 persen sampai 70 persen. Dana pembangunan Bukit Doa ini bersumber dari sumbangan umat.
Kevin menguraikan perencanaan wisata rohani tersebut. Sebanyak 30 bangunan yang menyerupai bangunan di Yerusalem akan didirikan. “Selanjutnya kami membangun Danau Galilea, Bukit Doa, Bahtera Nuh, dan sebagainya,” tuturnya.
Pengunjung Bukit Doa berasal dari berbagai kalangan. Kebanyakan umat Kristen, ada juga umat dari agama lain yang ingin melihat bangunan tersebut. Para wisatawan datang dari luar Balikpapan juga banyak. Ada yang dari Jakarta, Medan, dan Bandung.
Menurut catatan pengelola, setiap hari sekitar 50 orang yang berkunjung. Kevin mengatakan, pada awal wisata rohani ini dibuka pada 2021, sudah ribuan orang yang datang. Sampai hari ini, angka kunjungan tertinggi pada Sabtu dan Minggu. “Kalau Sabtu dan Minggu, bisa 100 sampai 200 keluarga yang datang,” katanya.
Kevin meminta doa dan dukungan masyarakat Kaltim. Ia berharap, Bukit Doa Kalimantan bisa menjadi satu dari antara ikon wisata Bumi Etam khsususnya di Balikpapan.
Monika Manik, 49 tahun, adalah pengunjung Bukit Doa Kalimantan yang baru pertama kali datang ke sana. Perempuan itu mengatakan, tempat ini merupakan hal yang baru. Ia dapat melihat bangunan-bangunan yang menyerupai bangunan di Yerusalem.
“Tempatnya bagus. Bisa buat rekreasi sambil berdoa,” jelasnya. (*)