Balikpapan

Kisah Chandra Jatuh Bangun Mendirikan Warkop Mr Daeng

person access_time 3 weeks ago
Kisah Chandra Jatuh Bangun Mendirikan Warkop Mr Daeng

Warung kopi di Jalan Mayjend Sutoyo, Balikpapan Kota, ini merupakan salah satu cabang Warkop Mr Daeng. Hampir sepanjang waktu selalu ramai. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID

Warung kopi di Balikpapan ini nyaris tak pernah sepi sepanjang waktu. Strategi apa yang digunakan pemiliknya membangun usaha yang sempat punya delapan cabang ini?

Ditulis Oleh: Septianus Hendra
Minggu, 14 Mei 2023

kaltimkece.id Riuh suara orang terdengar di sebuah kedai kopi di Jalan Mayjend Sutoyo, Balikpapan Kota. Orang-orang itu tengah asyik berbincang dan bermain gim online melalui gadgetnya. Sesekali mereka menyeruput kopi. Sayup-sayup alunan musik juga terdengar.

Seorang karyawan kedai tersebut terlihat sibuk mondar-mandir mengantarkan pesanan kopi dan makanan ringan yang dipesan. Ia juga kerap meladeni para pengunjung yang hendak menambah pesanan. Hingga larut malam, keramaian di kedai tersebut masih bertahan.

Kedai di samping RSUD Beriman itu bernama Warkop Mr Daeng 7. Di Kota Minyak, warung kopi ini punya beberapa cabang. Buka selama 24 jam, semua cabang Warkop Mr Daeng nyaris tak pernah sepi sepanjang waktu. Para pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari yang muda hingga tua, silih berganti berdatangan.

Jumat malam, 12 Mei 2023, reporter kaltimkece.id berkunjung dan bertemu dengan owner warkop tersebut, Chandra M. Di sela-sela kesibukannya, pria berusia 36 tahun itu menceritakan awal mula mendirikan usahanya.

Chandra adalah orang yang gemar menyeruput kopi. Dulu, ia dan teman-temannya kerap nongkrong di warung-warung kopi. Dari kunjungan ini, ia dapat mengamati usaha-usaha kopi milik orang lain.

Warkop-warkop dulu, kata Chandra, memiliki sejumlah kekurangan. Salah satunya tak menyediakan terminal listrik. Padahal, fasilitas tersebut amat penting bagi banyak orang. Mengingat, pada zaman modern ini, hampir semua orang memiliki gadget.

“Dari sini, lah, ide mendirikan Warkop Mr Daeng muncul,” kata Chandra.

Bermodalkan Rp 50 juta, Chandra memberanikan diri membuka kedai kopi di Jalan Gajah Mada, Balikpapan Kota pada pertengahan Juli 2018. Di setiap mejanya terdapat terminal listrik gantungan. Dilengkapi pula dengan WiFi. Inilah Warkop Mr Daeng pertama di Balikpapan.

Konsep tersebut sukses menarik perhatian warga kota. Sejak dibuka, kata Chandra, Warkop Mr Daeng sudah ramai. Hal ini menjadi angin segar baginya. Tak ingin membuang kesempatan, pada tahun itu juga, ia membuka delapan cabang Warkop Mr Daeng di Kota Minyak.

“Waktu itu, cuma kami yang punya ide menyedikan terminal listrik gantung di warkop. Sekarang, sudah banyak yang mengikuti,” ucap ayah empat anak itu sambil tersenyum.

Chandra M, pemilik Warkop Mr Daeng. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID

Usaha warkop milik Chandra mendapat cobaan berat ketika terjadi pandemi Covid-19 pada 2020. Kebijakan yang dibuat pemerintah untuk membendung Covid-19 memaksa Chandra mengurangi aktivitas usahanya. Kondisi ini membuat bisnisnya kacau balau. Pemasukan yang didapat, kata Chandra, tak pernah sebanding dengan biaya operasi Warkop Mr Daeng. Untuk menutupi kekurangannya, ia menjual sejumlah asetnya dan menutup beberapa cabang Warkop Mr Daeng.

“Saat Covid-19 sedang meledak-meledaknya, saya sempat menjual mobil dan perhiasan untuk menggaji karyawan-karyawan saya,” ucapnya.

Upaya Chandra itu berhasil mempertahankan lima cabang Warkop Mr Daeng. Kini, setelah pemerintah melonggarkan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat seiring melandainya kasus Covid-19, kelima cabang tersebut kembali ramai. Chandra menyembutkan, pada Sabtu malam pengunjung warkopnya mencapai 140 orang. Di luar hari itu, pengunjung Warkop Mr Daeng berkisar 80 orang.

Untuk mengoperasikan kelima cabang Warkop Mr Daeng, Chandra memperkerjakan 35 orang. Masing-masing cabang terdapat lima hingga delapan karyawan dengan konsep kerja dibagi menjadi dua sif. Sif pertama berlangsung dari pukul 8 pagi hingga pukul 6 sore. Sif kedua dari pukul 6 sore sampai pukul 4 subuh. “Dari pukul 4 subuh sampai pukul 8 pagi, warungnya tetap buka, cuma close order saja,” bebernya.

Hiburan musik kerap meramaikan Warkop Mr Daeng. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID

Warkop Mr Daeng menyajikan kudapan dan minuman ringan seperti kopi kemasan. Ada pula kopi Toraja. Chandra mengatakan, kopi tersebut didatangkan dari Toraja, Sulawesi Selatan. Harga sajian di warkop tersebut terbilang murah, mulai dari Rp 7 ribu hingga Rp 15 ribu. Selain menyediakan teriminal listrik, Warkop Mr Daeng juga membebaskan pengunjungnya duduk tanpa batasan waktu. “Jadi, mau nongkrong berapa lama, ya, terserah mereka,” ujarnya.

Omzet setiap cabang Warkop Mr Daeng berbeda-beda setiap bulannya. Chandra enggan menyebutkan omzet usahanya. Hanya saja, pendapatan Warkop Mr Daeng disebut mengalamai penurunan ketimbang pada awal buka. Penyebabnya karena warkop yang mengusung konsep seperti Warkop Mr Daeng semakin banyak. “Sekarang sudah banyak saingan. Enggak kayak dulu lagi,” ucapnya.

Chandra mengaku sering mendapat tawaran dari sejumlah orang untuk mengembangkan Warkop Mr Daeng. Akan tetapi, ia belum mau menjalin kerja sama dengan pihak lain karena merasa masih mampu menjalankan roda bisnisnya. Sejumlah rencana pun dibeberkannya. “Ke depan, saya berencana membuka cabang Warkop Mr Daeng di Samarinda dan Penajam,” tutupnya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait

Pariwara Pemkab Kukar

Pemkab Kukar Bangun Dua TPA Baru

access_time3 days ago

Pariwara Mahakam Ulu

KPK Nilai Pembangunan Mahulu Relatif Baik

access_time3 days ago

Pariwara Mahakam Ulu

Pentingnya Data Untuk Pembangunan Mahulu

access_time4 weeks ago

Pariwara Mahakam Ulu

Membina Umat, Membangun Rumah Ibadat

access_time3 days ago

Pariwara Pemkab Kukar

Pembangunan Pertanian Tanjung Batu

access_time1 week ago

Tinggalkan Komentar