kaltimkece.id Langit masih gelap ketika Muhammad Yusuf mendengar ponselnya berdering-dering. Sambil menahan kantuk, Ketua RT 41, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat, itu menjawab panggilan telepon. Di ujung sambungan, seseorang mengabarkan, salah seorang warga Yusuf berinisial IR, 19 tahun, tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Jenazahnya berada di Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu.
Ahad, 9 Juni 2024, sekira pukul 03.00 Wita, Yusuf segera mempersiapkan pemakaman IR. Apabila ada warganya yang meninggal dunia, ia kerap dipercaya memandikan jenazah. Akan tetapi, saat ambulans yang membawa jenazah IR tiba di depan kediamannya, Yusuf tercengang. Ia melihat luka goresan di leher IR mengeluarkan darah tanpa henti.
"Kalau luka itu tidak dijahit, proses pemandian jenazah bisa tidak maksimal," kata Yusuf kepada kaltimkece.id, Kamis, 20 Juni 2024.
Setelah berdiskusi dengan pihak keluarga IR, luka tersebut diputuskan untuk dijahit terlebih dulu sebelum dimakamkan. Pada subuh itu juga, jenazah IR dibawa ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo. Akan tetapi, luka di leher jenazah membuat tim medis tak berani segera mengambil tindakan sebelum ada perintah dari kepolisian. Jasad IR, menurut tim medis, mesti diautopsi.
Setelah menunggu berjam-jam atau pada pukul 13.00 Wita, proses autopsi dan menjahit luka tersebut rampung. Mengingat hari sudah siang dan jenazah mesti dikebumikan sebelum matahari tenggelam, keluarga meminta pihak rumah sakit memandikan dan mengafani jenazah IR. Setelah permintaan tersebut dikabulkan, jenazah IR dibawa ke rumahnya menjelang sore.
"Begitu datang, kami langsung menyalati dan memakamkan korban," cerita Yusuf.
Berdasarkan informasi yang diterima Yusuf, pada Ahad dini hari itu, IR menguji coba laju sepeda motor di Jalan Letjen Suprapto, Baru Ilir. Persisnya dari kantor Bank Mandiri sampai kantor BNI. Kendaraan yang dipakai IR disebut milik temannya. Beberapa saat kemudian, IR dilaporkan mengalami kecelakaan di depan Pasar Inpres. Ia kemudian dibawa teman-temannya ke RS Bersalin Sayang Ibu.
Yusuf menyebut, IR merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Di lingkungan tempat tinggalnya, IR dikenal sebagai orang yang baik dan ramah. "Orangnya mau kerja apa saja. Disuruh orang tuanya enggak pernah melawan," jelasnya.
dr Heri SpFM adalah dokter forensik yang megautopsi jenazah IR di RSUD Kanujoso Djatiwibowo. Ia membeberkan hasil pemeriksaan. IR dilaporkan sudah tak bernyawa sesampainya di rumah sakit tersebut. Kaki kanannya patah. Wajahnya penuh luka goresan. Beberapa organ di dalam tumbuhnya sudah mulai memucat.
Adapun luka di leher IR, sebut Heri, panjangnya delapan sentimeter dan diduga akibat benda tajam. Luka itu disebut mengenai pembuluh darah. Hal inilah yang membuat IR mengeluarkan darah terus-menerus hingga berujung kematian. Dari hasil pemeriksaan, Heri berasumsi, luka tersebut muncul sebelum IR terjatuh dari sepeda motor dan menghantam median jalan.
"Luka di leher itu memungkinkan korban hanya bisa bertahan satu sampai dua menit sebelum kehilangan kesadaran," urainya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Balikpapan, Komisaris Polisi Teguh Sanyoto, membenarkan bahwa luka di leher IR membuat penyebab kematian remaja tersebut terasa janggal. Oleh sebab itu, kepolisian mengambil tindakan dengan menggelar penyelidikan kematian IR. Hanya saja, hasil penyelidikan tersebut belum rampung.
"Sehingga belum bisa disimpulkan penyebab pasti kematian korban," kata Teguh.(*)