kaltimkece.id Tenda biru tua berukuran enam meter persegi itu berdiri di tepi Jalan Mayjen Sutoyo, Balikpapan Tengah. Tiang-tiangnya hanya terbuat dari kayu ringan yang diikat dengan beberapa tali. Di bawah tenda tersebut, sebuah lemari kaca berisi makanan ringan sebagai etalase utama. Orang-orang pun silih berganti membeli takjil tersebut. Makin mendekati waktu berbuka, kian ramai pula pembelinya.
Yuni, 33 tahun, adalah penjual takjil di bawah terpal tersebut. Tangannya seperti tak pernah beristirahat melayani para pembeli. Ia juga cekatan menghitung setiap belanjaan, menerima pembayaran, termasuk memberi uang kembalian.
"Saya berjualan mulai jam tiga sampai jam enam sore," tuturnya kepada kaltimkece.id, Rabu, 20 Maret 2024.
Yuni membangun tenda untuk berjualan takjil pada awal ramadan. Tenda tersebut akan dibongkar menjelang Idulfitri nanti. Ia menjual berbagai aneka takjil seperti lumpia, kue lapis, dadar gulung, tahu isi, bakwan, dan pastel.
"Yang paling laris itu lumpia. Setiap hari, kami buat 800 buah lumpia," terangnya.
Harga penganan itu berbeda-beda. Mulai dari Rp 2.500 hingga yang termahal Rp 13.000 per buah. Yuni membuat takjil setiap hari mulai pukul tiga dini hari hingga pukul dua siang. Dalam sehari, ia mengaku, menghabiskan sekarung tepung terigu berukuran 25 kilogram.
"Macam-macam (penganan) yang dibuat. Kebanyakan jumlah 200 sampai 300 buah. Yang paling banyak, ya, lumpia karena paling laris," ucapnya.
Yuni membuat takjil dibantu beberapa orang. Ibu dan suaminya juga ikut serta membuat adonan. Ketika sedang menjual takjil, ia juga masih menggoreng. "Apalagi kalau masih sore, sudah kelihatan (dagangan) sudah mau habis," ujarnya.
Modal awal usahanya ini Rp 10 juta. Ia memakainya untuk membeli beberapa karung tepung terigu, minyak goreng, dan beberapa bahan yang lain. Ia membeli dengan jumlah besar supaya bisa dapat harga lebih murah. Cara itu akan memperbesar keuntungannya. Saban hari, Yuni mengaku, omzetnya sekitar Rp 4 juta.
"Kalau keuntungan bersihn, kira-kira setengahnya, Rp 2 jutaan," ucapnya.
Yati, 39 tahun, adalah penjual takjil di tepi Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan. Berbeda dengan Yuni, ia hanya menjualkan takjil titipan dari sejumlah orang. Ia melakoni pekerjaan ini setiap Ramadan.
Hari itu, sebanyak 13 orang yang menitipkan aneka takjil untuk ia jual. Jumlahnya berbeda-beda. Paling sedikit 130 buah penganan dan yang terbanyak 600 kue berupa risoles. Ia menjual makanan ringan itu mulai Rp 2.500 hingga Rp 6.000 per buah.
"Habis terus. Kalaupun sisa, sedikit saja," tuturnya.
Yati mengambil keuntungan Rp 500 per satu penganan. Ia pun setiap hari bisa memperoleh keuntungan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Yuni dibantu tiga orang untuk menjual takjil. Mereka akan membagi penghasilan selepas Ramadan nanti. (*)