kaltimkece.id Malam sudah larut namun Sulaiman, 55 tahun, dan keluarganya masih terjaga di rumah mereka. Sebenarnya, mereka sangat ingin beristirahat. Hanya saja, suara keras dari tumbukan paku bumi itu memaksa mereka harus bersabar.
Peristiwa tersebut terjadi hampir setiap malam pada Oktober 2024. Suara tumbukan berasal dari pembangunan Rumah Sakit Umum Sayang Ibu Balikpapan di RT 16, Kelurahan Baru Ulu, Kecamatan Balikpapan Barat. Jarak proyek tersebut dengan kediaman Sulaiman hanya beberapa meter.
"Kami bingung jam operasional pekerjaan ini seperti apa. Sampai pukul 10 malam pun masih ada yang bekerja," ucap lelaki itu kepada kaltimkece.id, Selasa, 26 November 2024.
Pembangunan Rumah Sakit Umum Sayang Ibu Balikpapan bukan hanya menimbulkan polusi suara. Sulaiman mengatakan, sejumlah rumah warga, termasuk rumahnya, retak-retak akibat efek getaran pemasangan tiang-tiang pancang dari proyek tersebut. Sebuah jalan di dekat kediamannya pun ikut rusak.
"Saking kesalnya, warga pernah meneriaki pekerja untuk menghentikan aktivitasnya," katanya.
Upaya mencegah gangguan yang ditimbulkan proyek tersebut sebenarnya bukan tidak ada. Sulaiman mengaku pernah mengikuti sebuah sosialisasi pembangunan RSU Sayang Ibu Balikpapan. Dalam kegiatan tersebut, warga terdekat dengan pembangunan disebut akan dievakuasi sebelum pembangunan dimulai.
"Nyatanya, kami belum dievakuasi dan mereka sudah melakukan aktivitas pemancangan," sebutnya.
Kini, kata Sulaiman, suara bising dari proyek tersebut mulai berkurang. Akan tetapi, kerugian yang ditimbulkan belum sirna sepenuhnya. Sulaiman berharap, pemerintah memberikan kompensasi atas kerusakan rumahnya yang disebabkan proyek RSU Sayang Ibu Balikpapan.
Dikonfirmasi terpisah, Asisten Tata Pemerintahan Kota Balikpapan, Zulkifli, tak menampik bahwa pembangunan RSU Sayang Ibu Balikpapan telah merusak sejumlah rumah warga setempat. Ia pun menyatakan Pemkot Balikpapan akan memperbaiki rumah warga yang rusak akibat proyek ini. Perbaikannya dilakukan setelah pembangunan rumah sakit kelar.
"Kami perbaiki setelah proyek ini selesai," jelasnya.
Zulkifli juga membenarkan bahwa pemerintah punya rencana mengevakuasi sementara warga setempat. Hanya saja, rencana ini masih dalam kajian dan melihat kondisi di lapangan. Apabila dampak yang ditimbulkan pembangunan tidak begitu besar, warga disebut tak perlu direlokasi.
"Jika harus dipindah, kami siapkan rumah sewa. Kami yang tanggung biayanya," ucapnya.
Bukan kali ini saja pembangunan RSU Sayang Ibu Balikpapan menimbulkan gesakan dengan warga. Sebelumnya, warga sempat menolak pembangun rumah sakit tipe C itu karena lahannya bersengketa. Beberapa warga disebut mengklaim memiliki lahan yang digunakan rumah sakit tersebut. Zulkifli memastikan, masalah tersebut kini sudah selesai. Pemkot Balikpapan disebut telah memberikan kompensasi atas tanah yang diklaim warga.
"Masalah tanah sudah selesai. Mereka sudah paham yang bisa pemkot lakukan hanya memberikan uang kerohiman ke warga," sebutnya.
Janji Pemkot Balikpapan memperbaiki rumah warga yang rusak akibat pembangunan rumah sakit itu telah didengar anggota DPRD Balikpapan, Baharuddin Daeng Lala. Ia menyebut, warga, pemkot, dan kontraktor telah bersepakat memperbaiki kerusakan sekecil apapun setelah proyek selesai.
Daeng Lala berjanji mengawal kesepakatan tersebut. Di samping itu, ia meminta agar aktivitas pembangunan tidak dilakukan melewati pukul 18.00 Wita. Hal ini bertujuan supaya pembangunan tidak mengganggu istirahat warga.
"Pembangunan juga harus memahami kondisi di lapangan," ujarnya.
RSU Sayang Ibu Balikpapan mulai dibangun pada Juni 2024. Berdasarkan papan pengumuman, waktu pelaksanaannya selama 210 hari kalender. Dibangun oleh PT Ardi Tekindo Perkasa, proyek ini bernilai Rp106 miliar. Sumber dananya dari APBD Balikpapan. (*)