kaltimkece.id Setelah menunggu dua hari, Dessy Astriana akhirnya menerima kabar mobilnya yang diperbaiki di sebuah bengkel di Balikpapan telah rampung. Mobil berjenama Honda Brio keluaran 2019 itu disebut mengalami kerusakan sensor. Dessy, warga Penajam Paser Utara, bergegas menyeberangi Teluk Balikpapan untuk menjemput kendaraannya.
Dessy tiba di Kota Minyak pada Senin pagi, 5 Mei 2025. Seusai memastikan sensor mobilnya telah pulih, ia segera pulang. Seabrek pekerjaannya di Dinas Perikanan PPU sudah menunggunya. Hanya saja, hujan deras yang mengguyur Balikpapan membuat perjalanan Dessy jadi lamban.
Dessy tiba di Pelabuhan Ferry Kariangau, Balikpapan Barat, pada pukul 11.30 Wita. Sekitar 10 menit kemudian, ia memasukkan mobilnya ke Kapal Motor Penumpang Muchlisa. Feri berkelir putih-biru tersebut, kata Dessy kepada kaltimkece.id, tampak sepi.
"Masih banyak ruang kosong di area parkir kendaraan," cerita perempuan berusia 35 tahun itu, Selasa, 6 Mei 2025.
Pelayaran semula berjalan mulus. Sekira pukul 13.00, dari lantai dua kapal, Dessy melihat daratan PPU sudah sangat dekat. Ia pun bergegas turun dan masuk mobil. Akan tetapi, sembari memanaskan kendaraan, Dessy menyaksikan para kru kapal berlari-lari tak keruan tanpa memberikan penjelasan. Pada saat bersamaan, sirene darurat kapal berdengung kencang. Jantung Dessy mulai berdebar tak beraturan.
Sudah lebih satu jam Dessy di mobil namun KMP Muchlisa tak kunjung menepi. Sekitar pukul 14.10, jendela mobil milik Dessy digedor-gedor. Ia diminta keluar dan pindah kapal. Mengenakan sepatu heels dan tanpa jaket pelampung, Dessy bergerak cepat menuju lantai dua. Dari situ, ia melingkahi pagar pembatas dan masuk KMP 3 Anugerah yang sudah menempel ke badan KMP Muchlisa. Aksi Dessy itu diikuti para penumpang lain termasuk sejumlah kru kapal.
Setelah KMP 3 Anugerah menjauh, Dessy baru mendapat kabar bahwa KMP Muchlisa akan karam karena mengalami kerusakan. Dari kejauhan, ia menyaksikan kapal yang membawa mobilnya itu perlahan-lahan ditelan lautan. Setelah tiba di Penajam, sekitar pukul 15.17, Dessy tak lagi melihat tubuh KMP Muchlisa. Berkali-kali ia mengelus-elus dadanya sembari menghela napas.
Tak hanya mobil. Laptop, tablet elektronik, barang-barang titipan, dokumen-dokumen pekerjaan, hingga pakaian dinas milik Dessy yang tertinggal di mobil juga ikut tenggelam. Ia memperkirakan rugi Rp250 juta atas peristiwa mengerikan ini. Ia pun mengeluhkan proses penanganan para korban yang jauh dari kata memadai.
"Seandainya kami diberi tahu lebih awal jika kapal akan karam, mungkin, saya bisa menyelamatkan barang-barang penting yang bisa dibawa," ucapnya.
Dessy mengaku sudah mendapat penjelasan dari pihak Jasa Marga mengenai ganti-rugi. Hanya saja, ia merasa ganti-ruginya tak adil. Masalahnya, yang diganti-rugi hanya mobilnya. Itupun hanya berdasarkan harga beli pada 2019. Padahal, menurutnya, nilai mobilnya telah mengalami kenaikan karena ada tambahan aksesori.
"Sementara barang-barang lainnya yang ada di mobil, tidak diganti," sebutnya.
KMP Muchlisa dimiliki oleh PT Sadena Mitra Bahari. Pada hari itu, berdasarkan informasi yang dihimpun kaltimkece.id, feri ini mengangkut 23 penumpang, 18 kru kapal, dan 13 kendaraan terdiri dari tujuh mobil kecil, satu mobil dobel kabin, satu truk fuso, dua tronton, dan dua sepeda motor.
Seluruh penumpang dan 16 kru kapal dinyatakan selamat. Sementara itu, dua kru kapal bernama Kahayu Mutiara dan Ilham Suharto, 25 tahun, dilaporkan hilang. Di KMP Muchlisa, Kahayu bertindak sebagai mualim 1 dan Ilham sebagai anak buah kapal. Sejumlah instansi telah memulai pencarian Kahayu dan Ilham sejak kapal dinyatakan tenggelam. Sehari kemudian atau Selasa, 6 Mei 2025, sekira pukul 14.00 Wita, Ilham ditemukan.
"Korban atas nama Ilham Suharto ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dek ekonomi kapal," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, ditemui di Pelabuhan Ferry Penajam.
Sedangkan korban atas Nama Kahayu, lanjut Sukadi, tim SAR menemukan korban pada Rabu, 7 Mei 2025, pukul 10.35. Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa diduga terjebak pada saat kapal miring ke kiri. Atas temuan kedua korban, kata dia, operasi SAR pencarian korban feri ditutup.
Beberapa jam sebelum Ilham ditemukan, digelar pertemuan antara para penumpang KMP Muchlisa, pihak PT Sadena Mitra Bahari, dan PT Asuransi Jasa Raharja Putera di kantor PT ASDP Indonesia Ferry di Penajam.
Ditemui seusai pertemuan, perwakilan PT Asuransi Jasa Raharja Putera, Teguh Arianto, membenarkan bahwa ganti-rugi dihitung berdasarkan nilai kendaraan. Besarannya antara Rp1 juta hingga Rp560 juta. Klaim asuransinya dilakukan setelah proses evakuasi rampung. Para pemilik diminta menyiapkan dokumen-dokumen kepemilikan kendaraan.
"Surat-surat kendaraan adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk klaim asuransi," kata Teguh.
Sementara itu, Manajer Operasional PT Sadena Mitra Bahari, Irma, memastikan, perusahaannya juga akan memberikan kompensasi kepada para penumpang kapal dalam bentuk tali asih. Perusahaan pun tengah mempertimbangkan memberi ganti-rugi terhadap barang-barang berharga lainnya milik para korban.
"Kami meminta waktu untuk memberikan kepastian nominalnya," kata Irma.
Ia pun menampik jika KMP Muchlisa disebut tak layak beroperasi. Setiap tahun, kapal ini diklaim menjalani perawatan atau perbaikan (docking) sebagaimana yang dipersyaratkan dalam aturan pelayaran. Menurut Irma, kerusakan yang terjadi hingga menyebabkan kapal tersebut karam adalah sebuah musibah yang tak disangka.
"Jika tak laik beroperasi, enggak mungkin diberikan izin jalan," jelasnya.
Penyebab KMP Muchlisa karam disampaikan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan, Capt Heru Susanto. Ia menyebut, baling-baling atau as propeler kapal tersebut patah sehingga air masuk ke kapal. Para kru kapal pun sempat memperbaiki kerusakan tersebut namun tak berhasil.
Heru juga membenarkan KMP Muchlisa telah menjalani proses docking. "Kapal mulai menjalani docking sejak November 2024 dan selesai pada Februari 2025," sebutnya.
Atas kejadian ini, KSOP berencana melakukan pengecekan ulang kelayakan beroperasi semua feri di Pelabuhan Ferry Kariangau pada Rabu, 7 Mei 2025. (*)