kaltimkece.id Mudhari, 46 tahun, terlihat geregetan ketika ditanya mengenai air baku. Pria itu segera membawa reporter kaltimkece.id ke kamar mandi rumahnya di Jalan DI Panjaitan Strat 1, RT 78, Kelurahan Karang Rejo, Balikpapan Tengah. Ia memperlihatkan air di sebuah bak yang tampak butek. Warnanya kuning-kecokelatan.
“Ini sudah lumayan karena kotorannya sudah turun ke bawah. Tadi pagi, wah, keruhnya minta ampun,” gerutu Mudhari, Rabu siang, 26 Juli 2023.
Bukan hanya kotor, persoalan lainnya, air di kediaman Mudhari jarang mengalir. Ia bercerita, keran di kamar mandinya dibuka pada Selasa malam, 26 Juli 2023. Tak setetes pun air keluar dari keran tersebut. Entah kapan persisnya, yang jelas, air baru mengalir saat keluarga Mudhari sudah terlelap. Kondisi ini, kata dia, terjadi sejak Iduladha 2023 yang berarti sudah berlangsung selama sebulan terakhir.
Keluarga Mudhari masih memanfaatkan air tersebut untuk mandi dan mencuci pakaian. Untuk keperluan konsumsi seperti minum dan memasak, mereka mengandalkan air isi ulang. Walau demikian, mereka tetap merasakan dampak buruk dari penggunaan air kotor. Mudhari memperlihatkan luka-luka di tubuhnya. Luka-luka itu, kata dia, merupakan bekas gatal-gatal. Penyakit kulit ini mulai dirasakannya semenjak air di rumahnya kotor.
“Bukan cuma saya, istri dan dua anak saya juga merasakan gatal-gatal. Sudah saya belikan obat tapi tetap gatalnya tidak hilang,” ucap Mudhari dengan nada kesal.
Air di rumah Mudhari berasal dari PDAM. Ia menyebut, membayar Rp 150 ribu per bulan untuk menikmati air tersebut. Meski kini airnya kotor dan langka, ia mengaku belum melaporkan masalah ini kepada pihak PDAM. Ia hanya punya pesan untuk PDAM. “Untuk PDAM, tolong, lah, airnya diperbaiki karena imbasnya ke orang kecil,” ujarnya dengan suara sedikit lantang.
Mudhari, warga Balikpapan, memperlihatkan air keruh di rumahnya. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID
Mudhari bukan satu-satunya warga Balikpapan yang merasakan air kotor dari PDAM. Masalah tersebut juga menimpa Rini, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di RT 46, Kelurahan Gunung Samarinda, Balikpapan Utara. Hanya saja, air keruh di rumah Rini tidak terjadi setiap saat.
“Kalau air lagi keruh, saya mandi pakai air hujan yang saya tampung,” kata perempuan itu kepada kaltimkece.id.
Rini pun mengaku sering merasakan gatal-gatal setelah memanfaatkan air keruh dari PDAM. Air keruh tersebut juga bisa menyebabkan pakaian putih berubah jadi kuning. Sama seperti Mudhari, Rini berharap pemerintah segera mengatasi masalah ini agar air PDAM kembali layak dikonsumsi. Mengingat, ada uang yang tidak sedikit dikeluarkannya.
“Dalam sebulan, saya membayar tagihan air Rp 100 ribu,” sebut Rini.
Bekas gatal-gatal di tubuh Mudhari. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID
Penyebab dan Cara Memanfaatkan Air Keruh
Air PDAM di Kota Minyak dikelola oleh Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB). Dikonfirmasi pada kesempatan yang berbeda, Supervisor Customer Service PTMB, Suryo Hadi Prabowo, tak menampik bahwa air PDAM mengalami kekeruhan di sejumlah rumah warga Balikpapan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini terjadi. Faktor pertama, beber Suryo, terjadi kebocoran pipa. Akibat kebocoran ini, bioflok seperti bakteri, jamur, alga, hingga protozoa mudah masuk pipa.
Faktor kedua, terjadi masalah kualitas air baku. Suryo mengaku, air baku yang diproduksi PDAM mengalami penurunan kualitas. Faktor ketiga, sejumlah pipa PDAM mengalami penurunan kualitas karena usianya dilaporkan sudah tua. Suryo mengatakan, pipa-pipa yang sudah tua mengalami korosi sehingga menimbulkan reaksi kimia. Ketika kimia ini terkena tekanan air dalam jumlah besar, maka airnya akan keruh. Faktor lainnya adalah penempatan pipa di tempat-tempat tidak layak.
“Perlu diketahui, 60 persen pipa PDAM berada di tengah jalan, drainase, selokan, bahkan ada di pondasi rumah,” kata Suryo kepada kaltimkece.id di kantornya.
Mengenai air PDAM jarang mengalir, sambung dia, itu juga disebabkan perbaikan pipa. Setelah pipa diperbaikin pun, kata Suryo, air tidak bisa langsung mengalir ke semua rumah pelanggan. Pasalnya, lokasi rumah pelanggan berbeda-beda, ada di tempat tinggi dan ada pula yang jauh dari waduk. Butuh satu pekan pascaperbaikan pipa agar pendistribusian air PDAM kembali normal.
“Dengan syarat, tidak ada lagi kerusakan dan air PDAM produksinya kontinu,” sebutnya.
Suryo Hadi Prabowo, supervisor Customer Service PTMB. FOTO: SEPTIANUS HENDRA-KALTIMKECE.ID
Untuk mengatasi masalah air keruh, sambung dia, PDAM akan melakukan wash out atau pengurasan pipa untuk membersihkan air dari bioflok. Suryo juga meminta agar warga melaporkan masalah air kepada PDAM. Dengan catatan, warga diminta membawa sampel air keruh. “Pelanggan bisa melaporkan melalui kantor atau online. Nanti, tim dari PDAM akan mengecek,” ujarnya.
Suryo juga menyebutkan, sebanyak 21 persen dari jumlah rumah di Balikpapan belum dialiri air PDAM. Rumah-rumah yang belum menikmati air PDAM umumnya berada di daerah ketinggian seperti di Gunung Bugis, Balikpapan Barat; dan Kilometer 15, Balikpapan Utara. Suryo menjelaskan, salah satu penyebab masalah ini adalah, tekanan air PDAM belum mampu menjangkau daerah ketinggian. Penyebab lainnya, jalur atau pipa induk PDAM belum tersedia di beberapa daerah.
“Ada juga perumahan baru yang belum terlayani PDAM. Mereka (developer) mengajukan ke PDAM tapi belum bisa dilayani karena belum ada jalur induknya di situ,” jelas Suryo.
Ghitarina, ketua Laboratorium Kualitas Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman. FOTO: ISTIMEWA
Ketua Laboratorium Kualitas Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman, Ghitarina, memberikan penjelasan. Ia mengatakan, PDAM seharusnya mendistribusikan air berkualitas baku mutu kelas satu. Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Kelas satu merupakan air yang dapat digunakan untuk minum,” kata perempuan berhijab itu kepada kaltimkece.id via telepon, Kamis, 27 Juli 2023.
Ghitarina mengatakan, air keruh tidak layak dikonsumsi karena dapat memengaruhi kesehatan pengonsumsinya. Air keruh, ujarnya, bisa dimanfaatkan apabila telah dicampur bahan kimiawi seperti tawas atau kaporit dengan kadar tertentu. Setelah itu, air mesti direbus. “Yang penting, penggunaannya jangan berlebihan,” pesannya. (*)