kaltimkece.id Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan critical engine perekonomian Indonesia. Jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha, kontribusi UMKM terhadap produk domestik brutto (PDB) mencapai 60,5 persen. Serta terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Peran strategis yang dimiliki oleh UMKM, tentunya tidak lepas dari dukungan program dan kebijakan dari pemerintah yang telah menjalankan sejumlah program dukungan UMKM. Di antaranya bantuan insentif dan pembiayaan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kredit Usaha Rakyat, Digitalisasi pemasaran UMKM, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI).
Pada Jumat, 9 Desember 2022 Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim, menyelenggarakan “Kaltim Paradise of The East” dengan tema “UMKM Berkapasitas, Berkualitas, dan Naik Kelas”. Di Atrium Big Mall Samarinda. Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas UMKM untuk naik kelas, serta mendukung rangkaian kegiatan GBBI di Kalimantan Barat tahun 2022. Sekaligus sebagai penutup bagi rangkaian kegiatan pendampingan dan pengembangan UMKM yang telah dilaksanakan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Ricky Perdana Gozali, mengatakan, pengembangan UMKM merupakan salah satu program prioritas BI. Karena UMKM merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja dengan kontribusi yang sangat signifikan.
“Urgensi pengembangan UMKM yang berkapasitas dan berkualitas di Kaltim, semakin diperkuat seiring kepindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim. Dengan adanya momentum tersebut, para pelaku UMKM di Kaltim perlu menyusun strategi untuk menangkap peluang bisnis yang ada. Tentu dengan kualitas dan kapasitas yang memadai,” tutur Ricky Perdana Gozali.
Dalam gelaran "Kaltim Paradise of The East" dilakukan launching wajah baru batik Kaltim yang berasal dari 10 Kabupaten/Kota. Juga ada beberapa stand yang diperuntukan bagi UMKM pengrajin batik di Kaltim serta UMKM kopi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, industri batik nasional saat ini memiliki 47 ribu unit usaha yang didominasi oleh UMKM dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 200 ribu orang. Nilai ekspor dari industri batik nasional pada semester I tahun 2022 mencapai USD 27,42 juta.
Berdasarkan hal tersebut, selama 2022, Kantor Perwakilan BI Kaltim melaksanakan Program Pengembangan Batik Kaltim bersama dengan pemerintah daerah, desainer internasional, dan Balai Besar Kerajinan dan Batik. Untuk meningkatkan daya saing dan nilai jual batik Kaltim.
Secara singkat, Sekretaris Kaltim, Sri Wahyuni, mengatakan, peluang yang hadir seiring kepindahan IKN, harus diikuti daya saing yang kompetitif. Sehingga pemerintah sangat menyambut baik upaya BI untuk terus meningkatkan kapasitas UMKM melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi. Karena 2 hal itu yang masih perlu ditingkatkan.
UMKM Kopi
Untuk mendukung ekspor UMKM yang berkelanjutan, BI mengembangkan komoditas kopi, kerajinan, dan fashion. BI Kaltim telah melaksanakan sinergi pengembangan UMKM ekspor yang mencatatkan 8 eksportir baru dengan total transaksi Rp 6,8 miliar melalui program Export Kaltimpreneurs.
“Sebagai salah satu produk unggulan ekspor dari Indonesia, kopi Kaltim memiliki potensi untuk dikembangkan dan mendapatkan eksposur dari pegiat kopi di Kaltim. Di acara ini juga dilaksanakan kompetisi Mahakam Coffee Creation sebagai salah satu upaya untuk memperkenalkan Kopi Kaltim dan mengembangkan kapasitas produsen kopi melalui edukasi tentang hilirisasi produk kopi,” terang Ricky Perdana Gozali.
Selain itu, untuk mendukung target UMKM Go Digital, BI juga melaksanakan pengembangan UMKM digital melalui 5 area pengembangan. Yaitu, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kelembagaan; Keuangan; serta Produksi dan Pemasaran.
Pemanfaatan digitalisasi dalam sistem pembayaran dan pencatatan keuangan, membantu UMKM untuk membentuk rekam jejak dan profil kredit yang baik. Sehingga memudahkan UMKM untuk dapat mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal.
Dalam hal akses pembiayaan, pelaksanaan business matching telah membantu UMKM binaan Kantor Perwakilan BI Kaltim mendapatkan kredit senilai lebih dari Rp 2,1 miliar. Dan pengembangan kapasitas dan pendampingan bagi setidaknya 158 UMKM. Terdiri dari UMKM subsisten; pendukung pariwisata dan ekspor; serta produsen komoditas inflasi pangan (volatile food).
"Alhamdulillah, melalui sinergi dan silaturahim dengan BAZNAS, pemberdayaan ekonomi syariah di akhir tahun yang baik ini juga didorong melalui zakat community development untuk pondok pesantren binaan di Kutai Barat senilai Rp 500 Juta,” pungkas Ricky.
Pengembangan akses keuangan dan penyaluran kredit UMKM Kaltim tumbuh positif, meskipun sedikit mengalami perlambatan. Bersumber dari melambatnya kinerja kredit investasi di tengah peningkatan kredit modal kerja.
Kinerja penyaluran kredit UMKM Kaltim tumbuh positif sebesar 8,29 persen (year on yeat - yoy). Meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,10 persen (yoy). Pertumbuhan positif pada penyaluran kredit UMKM bersumber dari kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 9,43 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,98 persen (yoy).
Pembiayaan UMKM memiliki pangsa sebesar 18,13 persen dari total penyaluran pembiayaan perbankan di Kaltim. Lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang memiliki pangsa sebesar 18,75 persen.
Berdasarkan lapangan usahanya, perlambatan penyaluran kredit kepada UMKM Kaltim utamanya bersumber dari melambatnya penyaluran kredit UMKM di sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta berlanjutnya kontraksi sektor konstruksi.
Kredit UMKM sektor pertanian masih tumbuh positif sebsar 32,23 persen (yoy), namun melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 37,84 persrn (yoy). Selain itu, kredit UMKM pada lapangan usaha sektor PHR tumbuh 9,95 persen (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,32 persen (yoy).
Sementara itu, kredit UMKM di sektor konstruksi masih mengalami kontraksi sebesar 16,08 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 3,60 persen (yoy). Berdasarkan pangsanya, kredit UMKM Kaltim pada sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) mendominasi penyaluran kredit UMKM di Kaltim dengan pangsa 42,4 persen. Diikuti oleh sektor pertanian, dengan pangsa sebesar 26,75 persen.
Adapun lapangan usaha yang memiliki pangsa paling kecil dalam penyaluran kredit UMKM adalah lapangan usaha pertambangan, yakni sebesar 3,08 persen dari total penyaluran kredit UMKM. (*)