kaltimkece.id Harga batu bara dunia sepanjang 2024 masih stabil walaupun tidak setinggi dua tahun sebelumnya. Berdasarkan Bursa ICE Newcastle, sepanjang Juli-Oktober 2024, harga emas hitam terpantau tidak terlampau fluktuatif. Harga terendahnya pada 1 Juli 2024 yakni USD132,10. Adapun puncaknya pada 7 Oktober 2024 sebesar USD153. Pada 29 Oktober 2024, harga emas hitam tercatat USD145,25.
Harga komoditas memang tertahan di antara USD140 sampai USD150 per ton selama dua tahun terakhir. Kondisi ini jauh berbeda dengan pertengahan 2022 ketika harga batu bara melambung ke angkasa. Periode Februari hingga Agustus 2022, menurut bursa ICE Newcastle, harga emas hitam menembus hingga USD420 per ton.
Stabilnya harga tahun ini juga bisa ditinjau dari harga batu bara acuan (HBA) yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. HBA tertinggi sepanjang 2024 adalah pada Oktober yaitu USD131 per ton. Sementara itu, titik terendah HBA yaitu USD109 per ton pada Maret 2024.
Ekonom Purwadi Purwoharsojo menyebut, ada dua faktor utama yang membuat harga batu bara turun. Pertama, Tiongkok dan India, yang merupakan pasar batu bara terbesar dari Indonesia, mulai meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan.
Faktor berikutnya adalah perang yang masih berkecamuk di sejumlah negara. Satu di antaranya di Timur Tengah. "Hal ini menyebabkan ekspor dari Indonesia, termasuk batu bara, sulit menembus negara yang terlibat perang," sebut akademikus Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kamis, 31 Oktober 2024.
Walau demikian, Purwadi menilai, harga batu bara saat ini masih terbilang stabil dan belum dapat menimbulkan gejolak. Harga batu bara diketahui pernah terjun bebas hingga USD50 per ton pada 2014-2015. Pertumbuhan ekonomi Kaltim bahkan minus 1,28 persen pada 2015. Dampaknya, tak sedikit perusahaan tambang batu bara dan usaha-usaha jasa ikutannya gulung tikar. Total 11.471 pekerja di Kaltim di-PHK.
Meski demikian, Purwadi meminta Pemprov Kaltim segera mengambil ancang-ancang. Menghadapi harga batu bara yang terus merosot tanpa persiapan, dapat membuat peristiwa 10 tahun silam itu kembali terulang. Pasalnya, batu bara merupakan salah satu kekuatan ekonomi utama bagi provinsi ini. Apabila harga batu bara kembali terjun bebas, dampaknya bisa ke mana-mana.
"Ambil contoh pekerja yang di-PHK. Yang rugi bukan cuma pekerja tapi juga keluarganya. Daya beli mereka pun ikut berkurang sehingga dapat memicu terjadinya inflasi," kata Purwadi.
Ia menyarankan pemerintah segera mengalihkan pemanfaatan batu bara, yang merupakan energi tak terbarukan, ke energi hijau. Hal ini dinilai paling realistis. Selain ramah terhadap lingkungan, bahan baku energi hijau juga murah-meriah dan tak ada habisnya.
"Sebanyak apapun cadangan batu bara kita, tetap, lah, batu bara bisa habis. Lantas, anak-cucu kita mau memanfaatkan apa kalau tidak dipersiapkan dari sekarang," pesannya. (*)