• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • EKONOMI
  • Kilas Balik Wacana Rel Kereta Api di Kaltim

WARTA

Kilas Balik Wacana Rel Kereta Api di Kaltim

Wacana pembangunan rel kereta api di Kaltim kembali mengemuka. Bukan sebagai pengangkut batu bara, kali ini kereta cepat untuk manusia.
Oleh Muhammad Al Fatih
13 Mei 2025 08:00
ยท
0 menit baca.
Aktivitas pengangkutan tebu menggunakan kereta lori dari kebun ke Pabrik Gula Madukismo, di Kasihan, Bantul, Yogyakarata, pada medio 2007. FOTO: CONY HARSENO-KALTIMKECE.ID
Aktivitas pengangkutan tebu menggunakan kereta lori dari kebun ke Pabrik Gula Madukismo, di Kasihan, Bantul, Yogyakarata, pada medio 2007. FOTO: CONY HARSENO-KALTIMKECE.ID

kaltimkece.id Hari itu, 7 Februari 2012. Memakai setelan jas berdasi merah, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak hendak menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan asal Rusia, JSC Russian Railways. Penandatanganan perjanjian itu membawa misi ambisius: membangun jalur kereta api di Kaltim.

"Dengan jaringan rel kereta api, maka pengangkutan batu bara bisa lebih cepat dengan kapasitas angkut lebih banyak," ucap Awang Faroek saat itu.

Bukan hanya meninggalkan pengangkutan secara tradisional melalui jalur sungai yang hanya untuk batu bara, jalur kereta api itu juga dipersiapkan turut membawa komoditas perkebunan dan pertanian di Kaltim.

Gagasan Awang Faroek disambut dengan baik oleh pemerintah pusat hingga proyek kereta api di Kaltim pun menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN). November 2015, di periode kedua Awang Faroek sebagai gubernur Kaltim, Presiden Jokowi bahkan meresmikan langsung proyek kereta yang dinamai Kereta Api Borneo.

Meski saat itu Awang didera sakit, ia tetap bersemangat memperkenalkan proyek Kereta Api Borneo. Selain dirancang untuk membawa komoditas alam, ia menyebutkan proyek tersebut juga akan mempermudah jalur transportasi penumpang.

Turut hadir dalam peresmian yang diselenggarakan di Buluminung, Penajam Paser Utara, Duta Besar Rusia saat itu Mikail Galuzin. Kemudian Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, serta Pramono Anung, sekretaris kabinet yang kini menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Sayang, di pengujung pemerintahannya pada 2018, Presiden Joko Widodo justru mencoret proyek itu dari daftar PSN. Dana APBN pun batal mengalir demi proyek ambisius tersebut. Awang Faroek saat itu bersiasat dengan menjadikan proyek tersebut sebagai public private partnership antara Pemprov Kaltim dan Russian Railways selaku perusahaan swasta Rusia.

Estafet kepemimpinan Benua Etam kemudian berganti. Isran Noor, kolega Awang Faroek di Kutai Timur, sempat menyatakan akan melanjutkan proyek tersebut, namun hingga akhir masa kepemimpinan Isran kabar pembangunan kereta api tak pernah terdengar lagi.

Hingga pada April 2024, wacana pembangunan rel kereta api diam-diam muncul di Jakarta. Mengutip Kompas.com, perusahaan minyak dan gas asal Brunei Darussalam, Brunergy Utama Sdn Bhd, mengumumkan proyek jaringan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Kalimantan. Proyek yang disebut Kereta Api Trans Borneo itu, melintas tiga negara dengan jaringan rel membentang sepanjang 1.620 kilometer. Meski hanya fokus pada angkutan penumpang, wacana pembangunan kereta api di Kalimantan tetap diminati investor luar.

Proyek Kereta Api Trans Borneo dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama menghubungkan kota-kota dari pantai barat ke pantai timur, dimulai dari Pontianak, Kalimantan Barat, dan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah, yang merupakan daerah fokus ekonomi. Rute ini mencakup kota-kota seperti Kota Kinabalu, Kimanis/Papar, Beaufort, Sipitang, Lawas, Bangar, Limbang, Bukit Panggal, Miri, Bintulu, Sibu, Sri Aman, Kuching, Sambas Singkawang, Mempawah, dan Pontianak.

Kemudian tahap kedua menghubungkan rute utama Samarinda dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Rute ini meliputi Long Seridan, Ba Kelalan, Long Bawan, Malinau, Tanjung Selor, Tanjung Redeb, Pengadan, Lubuk Tutung, Bontang, Samarinda, dan Balikpapan.

KA Trans Borneo akan memiliki empat terminal yang berfungsi sebagai pusat utama untuk transportasi massal, bersama dengan 24 stasiun yang membentang di seluruh pulau dengan jarak 150 kilometer antarstasiun. Kedua rute tersebut bertemu di distrik Tutong di Brunei, yang berfungsi sebagai pusat hub untuk kereta api.

Pakar teknik sipil dari Politeknik Negeri Samarinda, Tumingan, menilai bahwa membicarakan kembali proyek kereta api menjadi menarik pada momen penabrakan Jembatan Mahakam I oleh tongkang memuat kayu dan batu bara pada Februari dan April lalu.

"Wacana yang digagas oleh Pak Awang sebenarnya dapat menjadi jalur alternatif," sebutnya.

Rencana jalur kereta api di Kaltim ditemukan jejaknya pada dokumen Kajian Pemetaan Potensi dan Peluang Usaha di Kaltim yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) pada 2021.

Dalam dokumen tersebut disebutkan, jalur kereta api pengangkut batu bara akan menghubungkan Muara Wahau, Tabang, Muara Teweh, Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Tenggarong, Samarinda, Sanga-Sanga, dan Samboja. Jalur ini kemudian akan terhubung ke terminal alih muat batu bara di Lubuk Tutung, Kutai Timur.

"Jalur kereta api tersebut dapat mencegah penabrakan jembatan yang terus terjadi oleh kapal tongkang batu bara," ucap Tumingan.

Penilaian Tumingan bukan isapan jempol belaka. Andai wacana tersebut terwujud, maka jalur itu langsung menghubungkan jalur batu bara ke laut lepas untuk kemudian diekspor ke pelabuhan internasional. Tak perlu lagi ada muatan batu bara berlalu lalang di tengah kota.

Kapal tongkang batu bara yang berlalu lalang di lalu lintas perairan Sungai Mahakam. FOTO: LA HAMSAH-KALTIMKECE.ID

Kapal tongkang batu bara yang berlalu lalang di lalu lintas perairan Sungai Mahakam. FOTO: LA HAMSAH-KALTIMKECE.ID

Meski begitu, Tumingan mengingatkan masa depan industri batu bara yang merupakan sumber daya terbatas yang pada waktunya akan habis. "Di satu sisi perlu dipertimbangkan juga usia pertambangan batu bara yang mungkin tak lama lagi," tandas Tumingan.

Kekhawatirannya berdasar. Perkembangan jalur kereta api di Jawa menggambarkan situasi awal industri perkebunan dan pertambangan yang disebut paling menguntungkan di Jawa. Dibangunnya rel kereta hingga jauh ke pedalaman Jawa di akhir abad 19, dimungkinkan adanya potensi sumber daya alam dan guna menyokong industri perkebunan, terutama tebu dan kopi. Konektivitas kota terbentuk dan jalur kereta api kemudian bukan hanya mengangkut komoditas, melainkan juga sebagai moda transportasi masyarakat yang efisien saat itu.

Namun hal itu berubah ketika kota-kota yang menghubungkan pusat ekonomi dan produksi mulai menurun atau tutup beroperasi. Jalur-jalur rel pun kemudian ditutup dan dibiarkan terbengkalai. Mundurnya penggunaan moda ini, juga disebabkan muncul moda transportasi massal yang jauh lebih efisien dan fleksibel dibanding menggunakan kereta api.

Wacana jalur kereta di Kaltim kembali mengemuka pada pemerintahan Rudy-Seno.  Akhir Maret 2025, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menyampaikan peluang kerja sama pembangunan kereta selepas menemui wakil gubernur Provinsi Anhui, Republik Rakyat China.

Namun, wacana ini sedikit berbeda. Yang dimaksud Seno adalah kereta api cepat pengangkut penumpang. Serupa dengan kereta api Whoosh yang saat ini melayani rute Jakarta-Bandung di Pulau Jawa. Seperti diketahui, proyek tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan perusahaan dari China.

"Bisa saja nanti kita punya kereta cepat yang menghubungkan Samarinda, Balikpapan, hingga Ibu Kota Nusantara," ungkap Seno sebagaimana dikutip dari rilis Humas Pemprov Kaltim.

Wacana kereta cepat justru disambut secara kritis oleh akademikus Universitas Mulawarman, Samarinda, Purwadi. Pengamat ekonomi tersebut menilai wacana itu hanya akan membuang-buang anggaran. Ia justru mendorong agar Pemprov Kaltim memperhatikan infrastruktur jalan di Kaltim.

"Masih banyak jalan rusak yang perlu diperbaiki," ucap Purwadi kepada kaltimkece.id beberapa waktu lalu. (*)

Editor : Cony Harseno
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.