kaltimkece.id Perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Kutai Barat dan Kutai Kartanegara, PT Bayan Resources Tbk, tengah menjadi perbincangan. Perkaranya bermula dari pernyataan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi. Menurut Wagub, perusahaan menyalurkan bantuan ke sejumlah universitas di Pulau Jawa dengan total ratusan miliar rupiah.
“Ini nyata di depan mata. Mereka (Bayan Resources) memberi bantuan Rp 100 miliar untuk ITB (Institut Teknologi Bandung), Rp 50 miliar untuk UGM (Universitas Gadjah Mada), dan Rp 50 miliar untuk UI (Universitas Indonesia). Unmul mana? Kok, tidak ada? Mudah-mudahan ini menjadi titik temu buat kita untuk mengoreksinya,” terang Hadi, Rabu, 11 Mei 2022, selepas rapat paripurna di Gedung DPRD Kaltim.
_____________________________________________________PARIWARA
Politikus Partai Gelora Indonesia ini mengaku kecewa. Hadi bilang, sebenarnya ini hanya satu kasus. Dari yang ia pelajari, hampir semua perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKB2B) tidak serius menyalurkan dana corporate social responsibility di Kaltim. Padahal, aturan CSR sudah jelas. Perusahaan harus mendahulukan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
“Ini harus kita gugat. Artinya, bukan apa-apa, kita ini terlalu banyak memberikan kepada negara,” imbuhnya.
Bayan Resources adalah perusahaan bonafide. Berdasarkan laporan tahunan, perusahaan ini memegang lima PKP2B dan 16 izin usaha pertambangan. Lokasinya tersebar di Kaltim dan Kalsel. Seluruh entitas perusahaan memproduksi 40,4 juta ton batu bara pada 2021 dengan total pendapatan USD 2,85 miliar atau setara Rp 39,9 triliun. Laba tahun berjalan perusahaan pada 2021 sebesar USD 1,26 miliar atau sekitar Rp 17,64 triliun. Dengan demikian, CSR Rp 200 miliar yang disebut Wagub disalurkan ke perguruan tinggi di Pulau Jawa adalah 1,17 persen dari laba perusahaan terbuka itu pada tahun lalu.
Media nasional merekam pada Oktober 2021, seorang pengusaha tambang batu bara memberi bantuan kepada UI. Besaran donasi sebanyak Rp 50 miliar. Orang yang memberi dana itu bernama Dato Low Tuck Kwong, pengusaha kelahiran Singapura sekaligus pendiri Bayan Resources. Disadur dari dokumen yang dilampirkan di laman resmi perusahaan, Dato adalah pemegang saham utama dan pengendali perseroan. Dato diangkat sebagai direktur utama pada 10 Januari 2018 sesuai akta RUPS Nomor 24.
Unmul Merasa Kecewa
Kepada kaltimkece.id, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat, Universitas Mulawarman, Prof Bohari Yusuf, turut kecewa. Menurutnya, bukan persoalan Unmul-nya melainkan perusahaan itu beroperasi di Kaltim sehingga Kaltim sepatutnya yang pertama menerima CSR.
Prof Bohari melanjutkan, dana CSR yang disalurkan kepada tiga perguruan tinggi di Pulau Jawa tergolong besar. Apabila CSR itu digunakan untuk beasiswa, sudah sepantasnya diperuntukkan bagi mahasiswa Bumi Etam yang kuliah di ketiga universitas tadi.
“Jujur saja, Unmul secara kelembagaan tidak pernah menerima bantuan dana dari Bayan. Bantuan kebanyakan dalam bentuk beasiswa kepada mahasiswa. Ada juga hibah peralatan seperti di Fakultas Teknik tapi jumlahnya tak besar,” sambungnya.
Keriuhan ini disebut harus menjadi autokritik bagi Unmul. Universitas mesti lebih pro-aktif mencari informasi tentang potensi kerja sama maupun beasiswa. Masalahnya, kata dia, informasi perusahaan yang menyalurkan CSR ke perguruan tinggi sulit diperoleh. Ia pun menyayangkan ketika UI, ITB, dan UGM, justru mendapat informasi tersebut.
“Perusahaan di Kaltim harusnya punya tanggung jawab moral untuk anak-anak Kaltim. CSR perusahaan Kaltim, ya, untuk orang Kaltim,” ingatnya.
Tiga perguruan tinggi yang disebut menerima CSR dari Bayan Resources merupakan universitas top di Tanah Air. Menurut pemeringkatan Webometrics Ranking of World Universities yang dijadikan standar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, UGM adalah universitas nomor satu di Indonesia pada 2021. UI ada di urutan keempat sedangkan ITB di urutan keenam perguruan tinggi terbaik. Unmul, dengan segala keterbatasannya di daerah, di peringkat 51 yang justru tidak menerima CSR tadi.
Kritik tajam disampaikan Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang. Menurutnya, penyaluran CSR seringkali tidak difokuskan untuk menyelesaikan urusan dampak pertambangan. Contohnya, kerusakan sumber kehidupan warga seperti air bersih di lingkar tambang banyak ditemukan. Perusahaan justru membangun posyandu melalui dana CSR.
Masalah seperti ini tidak mengherankan. Proses penyaluran CSR tidak melibatkan masyarakat. Rupang mengatakan, Kaltim memiliki posisi tawar. Undang-undang perseroan terbatas mengharuskan dana tanggung jawab sosial disalurkan kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Sayangnya, aturan tersebut tidak disertai sanksi karena CSR adalah tanggung jawab, bukan kewajiban.
“Yang akhirnya terjadi, Bayan berbisnis di Kaltim tetapi tidak berkontribusi untuk rakyat Kaltim,” tegasnya.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Respons Perusahaan
Direktur Bayan Resources, Lim Chai Hock, memberikan klarifikasi pada Jumat, 13 Mei 2022. Ia menjelaskan bahwa bantuan dana pendidikan untuk UI diberikan pemilik PT Bayan Resources, Dato Low Tuck Kwong.
“Jadi perlu diluruskan bahwa itu bukan dana CSR melainkan dana pribadi beliau,” ujar Lim kepada Media Kaltim, grup kaltimkece.id.
Dengan demikian, sambungnya, kepada siapa Dato memberikan bantuan, perusahaan tidak bisa mengatur. Bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada UI itu bersifat dana abadi. Sangat mungkin penerima beasiswa dari universitas ternama itu adalah mahasiswa asal Kaltim. “Dan harapan itu juga sudah kami sampaikan kepada penerima,” katanya.
Mengenai bantuan untuk pendidikan di Kaltim, pada 23 Februari 2019, Dato didampingi beberapa manajemen Bayan berkunjung ke Universitas Mulawarman. Pada pertemuan itu, dibahas bantuan pendidikan untuk generasi muda Kaltim. Bahkan, kata Lim, Jumat pagi ini, diadakan pelatihan softskill dan kewirausahaan kepada mahasiswa Unmul penerima beasiswa Bayan Group Tabang Project di Hotel Ibis Samarinda.
“Penting digarisbawahi bahwa pemberian bantuan ini bukan untuk meng-counter pemberitaan. Sudah sejak beberapa bulan lalu kami rancang. Bisa ditanyakan ke Unmul,” jelas Lim.
Selama ini, Bayan Resources disebut telah bekerja sama dengan Unmul untuk kajian dan penelitian mengenai aktivitas perusahaan. Alumnus Unmul juga banyak yang bekerja di perusahaan tersebut. Lim melanjutkan, manajemen perusahaan sudah bertemu Gubernur Kaltim dan Bupati Kutai Timur. Perusahaan berencana membangun SMK swasta di Kutim.
“Harapannya, ada generasi yang unggul dari sekolah itu,” terangnya. (*)
Editor: Fel GM
(artikel telah diperbarui dengan konfirmasi dari PT Bayan Resources Tbk)