Ekonomi
Menyulap Limbah Kayu Jadi Perabotan

Pelatihan keterampilan di bidang perkayuan oleh PT Idea Borneo. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID
Dari limbah tak bernilai, kayu jadi furnitur yang bisa dijual. Ekonomi masyarakat lokal di Kukar pun diyakini meningkat. Bagaimana caranya?
Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Selasa, 21 Februari 2023
kaltimkece.id Bumi Kutai Kartanegara dianugerahi kekayaan vegetasi yang luar biasa. Berbagai varietas pohon tumbuh di kabupaten ini. Akan tetapi, sebagian pohon harus ditebangi untuk pembukaan lahan pertambangan batu bara. Batang dari pokok-pokok tersebut akhirnya hanya menjadi limbah. Padahal, ada nilai ekonomis yang tinggi dari limbah tersebut.
Berangkat dari keresahan itu, Komunitas Pencinta Kutai (Kompak) bersama PT Idea Borneo mengadakan diskusi tentang industri perkayuan. Berlokasi di workshop furnitur Idea Borneo, Tenggarong, tema diskusi yaitu Revolusi Industri Perkayuan Kutai. Pertemuan ini dihadiri perwakilan perusahaan pertambangan, PT Multi Harapan Utama; delegasi dari Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman; serta guru besar dan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi asal Jepang.
Dalam diskusi itu, Ahad, 19 Februari 2023, Ketua Kompak, Awang Muhammad Luthfi, mengatakan bahwa limbah batang pohon memiliki nilai ekonomis. Material kayu tersebut bisa digunakan sebagai bahan baku furnitur. Ia berharap, diskusi ini mempererat kerja sama semua pihak.
“Kami ingin menggalakkan edukasi kepada masyarakat untuk memulai usaha industri perkayuan. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan ekonomi masyarakat lokal," terang Luthfi.
Owner PT Idea Borneo, Panji Prakoso, memberikan penjelasan tambahan. Menurutnya, kerja sama yang konkret antarpihak telah terjalin sejak lama. Pada 2017, PT MHU melalui program corporate social responsibility atau CSR bersama Idea Borneo melatih warga di sekitar wilayah operasi tambang. Warga dilatih agar memiliki keterampilan di bidang perkayuan. PT MHU juga menyediakan material kayu dari hasil pembukaan lahan pertambangan.
“Kayu itulah yang digunakan untuk membuat mebel,” jelas Panji.
Pemkab Kukar ikut berperan. Kurang lebih 200 warga dari enam kecamatan difasilitasi pemkab untuk mengikuti pelatihan keterampilan kayu. Pelatihan tersebut di bawah binaan Idea Borneo.
Di samping itu, perguruan tinggi yakni Fakultas Kehutanan, Unmul, terlibat dalam kerja sama ini. Fahutan ambil bagian dengan meneliti kayu yang berkualitas untuk pembuatan mebel lokal. Penelitian termasuk mengembangkan varietas pohon berusia tanam di bawah 10 tahun.
Panji berharap, industri perkayuan ini mendapat angin segar seiring kepindahan ibu kota negara. Warga lokal yang memiliki keterampilan pembuatan furnitur dapat bersaing menyediakan perabotan bagi perumahan dan perkantoran di IKN. “Kolaborasi seluruh pihak diperlukan agar ekonomi tumbuh dan tujuan bisa dicapai,” terangnya.
Community Development Superintendent, PT MHU, Muslim Gunawan, mengapresiasi gerakan ini. Ia mengatakan, MHU menjamin keberlanjutan usaha yang melibatkan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial perusahaan. Lagi pula, gerakan ini merupakan bagian dari pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia berharap, industri seperti ini bisa mencetak pengusaha baru yang memiliki keterampilan khusus di daerah.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan, Unmul, Prof Rudianto Amirta, berharap kerja sama banyak pihak ini terus berlanjut. Langkah ini merupakan upaya menciptakan inovasi dalam industri perkayuan lokal. Ia menambahkan, Fahutan bersama PT Idea Borneo tengah membuat desain rumah kayu. Desain ini akan ditawarkan sebagai konsep hunian baru di IKN.
"Kolaborasi ini bisa membantu kita dalam pengembangan IKN,” ucapnya.
Gerakan ini menarik perhatian peserta program pertukaran pelajar internasional 2023. Program ini diikuti Fahutan Kehutanan Unmul dan tiga perguruan tinggi dari Jepang. Di Unmul, peserta program pertukaran pelajar terdiri dari tiga guru besar beserta 12 mahasiswa dari Kyoto University, MIE University, dan Kyoto Prefectural University.
Profesor Mamoru Kanzaki dari Kyoto University yang hadir dalam diskusi mengatakan, industri perkayuan penuh tantangan dan kompleks. Perlu usaha lebih untuk membangunnya. “Kami harap, kolaborasi dan ekspor terus berlanjut antara Indonesia dan Jepang,” tutupnya. (*)
Artikel Terkait
Pariwara Pemkab Berau
Bupati Berau Dukung Penungkatan Status Kejari Berau jadi Tipe A
Pariwara Pemkab Kukar
Kukar Jadi Tuan Rumah HKG PKK Kaltim
Pariwara Pemkab Berau