kaltimkece.id Harga tiket pesawat dilaporkan meroket. Kenaikan harga avtur yang menjadi bahan bakar pesawat dituding sebagai penyebabnya. Kondisi ini membuat Kalimantan Timur mengalami inflasi atau kemerosotan nilai tukar mata uang.
Kamis, 18 Agustus 2022, Presiden Joko Widodo memimpin rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi. Dari sebuah ruangan di kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Gubernur Kaltim Isran Noor bersama sejumlah pejabat forum komunikasi pimpinan daerah mengikuti rapat tersebut melalui virtual.
Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi menginstruksikan kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan semua Tim Pengendalian Inflasi Pusat Daerah untuk memperkuat sinergisitas. Presiden juga meminta Kementerian berwenang menurunkan biaya penggunaan sejumlah transportasi, salah satunya harga tiket pesawat. Jokowi melaporkan, harga tiket pesawat sedang naik karena dipengaruhi kenaikan harga energi global.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Ricky Perdana Gozali, ikut dalam rapat tersebut. Kepada kaltimkece.id, Ricky mengatakan, inflasi di Kaltim tengah meningkat. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada Juli 2022 mengalami inflasi 0,61 persen (secara month to month atau mtm). Sementara pada bulan sebelumnya hanya 0,47 persen (mtm). Capaian ini membuat inflasi tahunan Kaltim pada periode yang sama menjadi 5,05 persen (year on year atau yoy).
“Inflasi tersebut, utamanya disebabkan peningkatan tarif angkutan udara. Tarif angkutan udara mengalami peningkatan 5,30 persen (mtm) pada Juli 2022,” kata Ricky. Menurutnya, ada beberapa penyebab naiknya harga tiket pesawat. Dua di antaranya karena harga beli avtur naik dan saat ini memasuki masa selesai libur sekolah.
Selain meningkatnya tarif angkutan udara, sambung Ricky, inflasi juga disebabkan naiknya harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Hal utama yang memicu peningkatan harga semua kelompok tersebut adalah, dilonggarkannya pembatasan mobilitas masyarakat seiring melandainya kasus Covid-19. Pelonggaran ini membuat daya beli masyarakat meningkat.
“Menyikapi kondisi tersebut, TPID Kaltim terus memperkuat sinergi dan aksi guna menjaga stabilitas inflasi di Kaltim,” urainya.