kaltimkece.id Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara disebut berimbas kepada kedatangan penumpang di Bandara Internasional Sultan AM Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. Dalam tiga tahun terakhir, penumpang di terminal kedatangan mengalami peningkatan hingga 60 persen.
kaltimkece.id menukil catatan PT Angkasa Pura I selaku pengelola lapangan terbang. Sebanyak 2,73 juta orang masuk ke Balikpapan melalui Bandara SAMS Sepinggan pada 2020. Pada masa pandemi yaitu 2021, jumlah penumpang yang datang turun menjadi 2,64 juta orang. Pada 2022 yang menjadi akhir pandemi, penumpang di Bandara SAMS Sepinggan melonjak jadi 3,77 juta orang.
Stake Holder Relation Manager, PT Angkasa Pura I, Retnowati, mengatakan bahwa tahun ini lonjakan kedatangan penumpang diperkirakan makin tinggi. Dasarnya ialah perbandingan penumpang antara Januari-Februari 2022 dengan Januari-Februari 2023. Pada periode tersebut tahun lalu, penumpang yang datang 480.115 orang. Sementara untuk tahun ini, sebanyak 768.351 orang.
"Pertumbuhan positif sekitar 60 persen,” terang Retnowati.
PT Angkasa Pura I menilai bahwa lonjakan penumpang masih dalam rentang yang aman bagi bandara. Sebagai informasi, Bandara SAMS Sepinggan didesain dengan kapasitas 10 juta penumpang per tahun.
Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Balikpapan, Yuli Sinta Noviyanti, menyebutkan penyebab lonjakan penumpang. Menurutnya, kondisi ini merupakan efek pembangunan IKN. Dampaknya tentu meningkatkan perputaran ekonomi lokal bagi pelaku usaha termasuk menambah pendapatan asli daerah. Selain IKN, lonjakan kedatangan penumpang juga imbas dari proyek besar di sektor minyak dan gas bumi di Balikpapan.
"Tentu ini peluang asal kita rajin dan bisa membaca peluang tersebut," pesannya.
Pengusaha lokal baik UMKM dan perhotelan disebut tumbuh. Banyak tamu dan pendatang di Balikpapan. Konsistensi Otorita IKN dan pemerintah, kata Yuli Sinta, sangat diperlukan. Pengusaha lokal harus diutamakan. Ia berharap, tidak ada permainan politik yang dapat mematikan pengusaha lokal.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Balikpapan, Yaser Arafat Syahril, satu suara. Menurutnya, pertumbuhan usaha di Balikpapan tak lepas dari bertambahnya jumlah penduduk dan pendatang. Kebutuhan populasi itu harus dipenuhi yang pada akhirnya berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. Lonjakan penumpang di bandara, jelas Yaser, adalah satu di antara sinyal pertambahan penduduk.
“Seperti itu formulanya. Penduduk bertambah, kebutuhan naik, ekonomi pun tumbuh,” terangnya. “Lagi pula, Balikpapan adalah kota jasa. Bertambahnya orang yang datang akan menambah keuntungan bagi UMKM,” sambungnya.
Yasir menambahkan, perputaran roda ekonomi di Balikpapan yang makin cepat harus dimanfaatkan. Peluang itu bisa ditangkap pelaku usaha lokal termasuk UMKM. Ia menilai bahwa lonjakan kedatangan penumpang menyebabkan permintaan (demand) berbagai komoditas ikut naik. Akan tetapi, pasokan (supply) belum seimbang. Peluang dari sisi pemenuhan permintaan itulah yang harus ditangkap. Jangan sampai, pelaku usaha lokal hanya jadi penonton.
Yaser juga mengemukakan kekhawatiran di tengah tingginya kedatangan orang ke Balikpapan. Kemacetan di Kota Minyak bisa makin parah. Pemerintah perlu mencari solusi yang efektif. Kemacetan lalu lintas dapat menyebabkan kenyamanan kota berkurang. Keadaan tersebut justru kontraproduktif bagi pelaku usaha di kota jasa.
“Saya berharap, infrastruktur kota segera dibenahi karena banyaknya orang yang pergi ke IKN melewati Balikpapan. Sekarang sudah sulit untuk melebarkan badan jalan. Artinya, harus membangun jalur alternatif,” usulnya. (*)