kaltimkece.id Teriakan beberapa pengendara di tepi jalan segera menarik perhatian Siswanto. Wakar yang baru saja mulai berpatroli di Jalan Hasan Alwi (eks Jalan Pulau Sulawesi), Kelurahan Pelabuhan, Samarinda Kota, tersebut mencari asal-usul keributan. Laki-laki itu terperangah melihat ke jalan. Sebuah mobil Toyota Innova hitam sedang melintas. Api menyala-nyala di bagian belakangnya.
Selasa malam, 4 April 2023, pukul 23.05 Wita, kendaraan berpelat Berau yang pajak lima tahunnya telah lewat tenggat waktu itu berjalan dari arah stasiun pengisian bahan bakar umum. Minibus itu baru berhenti setelah menabrak kendaraan lain yang sedang parkir. Siswanto segera berinisiatif mengambil alat pemadam api ringan.
"Saya semprot pakai apar tetapi apinya tidak padam. Malah makin besar. Sementara di dalam mobil itu masih ada orang," tutur Siswanto kepada kaltimkece.id. Ia sempat memecahkan kaca mobil untuk menemukan sumber api.
Saud Rosadi adalah jurnalis yang datang ke lokasi kejadian 15 menit kemudian. Beberapa juru warta sudah tiba lebih dahulu. “Aroma pertalite sangat menyengat malam itu. Api sudah mulai padam tetapi kami tetap waspada,” tutur Saud Rosadi kepada kaltimkece.id.
Kekhawatirannya tidak keliru. Beberapa menit kemudian, pada pukul 23.20 Wita, sebuah ledakan terdengar. Joko Iswanto, wartawan Samarinda Pos, waktu itu sedang menyeberang jalan. Ia terkena jilatan api yang berasal dari tumpahan BBM di saluran air. Lelaki 43 tahun yang juga ketua relawan Samarinda itu menderita luka bakar dan dibawa ke rumah sakit. Beberapa relawan yang lain juga jadi korban.
“Sudah beberapa kali dioperasi. Luka bakarnya sekitar 40 persen. Doakan saja agar segera pulih,” terang Abdurrahman Amin, atasan Joko Iswanto di Samarinda Pos.
Mobil yang terbakar itu ternyata mengangkut sembilan jeriken pertalite. Setiap wadah berisi 30 liter. Dari sembilan jeriken saja, ada 270 liter pertalite. Belum termasuk BBM di tangki minibus yang sudah dimodifikasi. Tangki dari pelat besi itu ditemukan di kabin belakang. Kepala Kepolisian Resor Kota Samarinda, Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, membenarkan temuan tersebut. Kepolisian terus menyelidiki kasus yang diduga melibatkan pengetap ini.
Peristiwa kelam pada malam Ramadan itu memperkuat dugaan distribusi BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran. Faktanya banyak sekali di depan mata. Pom mini dan pertalite eceran terus menjamur. Sementara itu, BBM bersubsidi justru kian sukar diperoleh di SPBU. Jika pun tersedia, antrean di SPBU pasti mengular.
Risqi Amrullah, 25 tahun, adalah mahasiswa yang bekerja sambilan sebagai ojek online di Samarinda. Lelaki yang berdomisili di Jalan HAM Rifaddin, Loa Janan Ilir, itu mengaku kesulitan mendapatkan pertalite di SPBU. Padahal, ia perlu 3 liter pertalite setiap hari buat bekerja.
Sepanjang April 2023, Amrullah mengaku sudah beberapa kali gagal membeli BBM di SPBU. Ia biasanya mampir di SPBU Harapan Baru atau SPBU di Jalan Juanda. Hanya pertamax yang tersedia.
“Akhirnya, saya lebih sering membeli pertalite di pom mini. Rugi Rp 6.000 untuk 3 liter pertalite. Sebagai ojek online, Rp 6.000 itu sangat berarti buat saya,” tutur Amrullah kepada kaltimkece.id. “Kalau sebulan beli di pom mini, berarti saya harus nombok Rp 180 ribu,” sambungnya.
kaltimkece.id memverifikasi keterangan Amrullah tersebut pada Sabtu sore, 15 April 2023. Di SPBU Jalan Kadrie Oening, pertalite masih tersedia namun antrean mengular hingga ke jalan utama. Selanjutnya adalah SPBU di Jalan Kesuma Bangsa, depan Mesra Business & Resort Hotel. Petugas SPBU di situ menerangkan, BBM jenis pertalite kosong. Ia tidak bisa memastikan waktu Pertalite tersebut tersedia.
Beberapa hari sebelumnya, pertalite selalu tersedia di SPBU Kesuma Bangsa saban sore. Biasanya BBM ludes dalam hitungan jam. Antrean sewaktu pengisian pertalite juga luar biasa. Kendaraan roda empat meluber sampai di depan tanjakan Balaikota. Kepadatan lalu lintas terlihat karena antrean BBM memakan separuh badan jalan.
Bisnis Besar Pertalite Eceran
Ketika stok pertalite di banyak SPBU seret, kaltimkece.id memeriksa ketersediaan pertalite di sejumlah pom mini di Samarinda. Pom mini ditemukan di hampir semua warung maupun kios kelontongan. Sebagai contoh, di jalur Jalan Bhayangkara, Jalan Pahlawan, dan Jalan Dr Sutomo saja, ada 10 penjual BBM eceran termasuk pom mini. Sementara itu, di Jalan Mayjen S Parman hingga Jalan Ahmad Yani, tercatat 18 penjual.
Di jalur protokol tersebut, 80 persen warung dan kios dilengkapi pom mini maupun pertalite eceran kemasan botol kaca. Kebanyakan pom mini ini punya stok pertalite. Mereka menjual BBM Rp 12.000 per liter atau Rp 2.000 per liter lebih mahal dari harga subsidi. Seorang pemilik warung di Kecamatan Samarinda Kota mengatakan, sebuah pom mini bisa menampung 200 liter pertalite.
Menukil catatan Dinas Perdagangan yang dipublikasikan Satu Data Samarinda, ada 9.416 warung dan kios di Kota Tepian. Perinciannya yaitu 3.081 warung dan 6.335 kios. Apabila diasumsikan 80 persen ritel tradisional menjual pertalite eceran, artinya, 7.532 warung dan kios yang menjual BBM bersubsidi di sepenjuru Samarinda.
kaltimkece.id memilih beberapa warung yang dilengkapi pom mini secara acak untuk mengetahui tingkat penjualan. Meskipun bervariasi, beberapa penjaga warung dan kios mengaku, bisa menjual pertalite antara 30 liter hingga 50 liter per hari. Apabila jumlah ritel tradisional yang menjual pertalite eceran sebanyak 7.532 unit, pasokan BBM bersubsidi dari SPBU yang menguap ke bisnis ini menembus 301.280 liter atau 301 kiloliter per hari.
Angka tersebut amatlah besar. kaltimkece.id mewawancarai Area Manager Communication, Relation, and Corporate Social Responsibility PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, untuk mendapatkan perbandingan. Menurut Pertamina Patra Niaga, konsumsi harian normal pertalite di Kaltim adalah 1.784 KL per hari. Dengan demikian, distribusi pertalite di Samarinda yang lari ke pom mini menyentuh 16 persen dari konsumsi normal harian pertalite se-Kaltim. Patut digarisbawahi, persentase tersebut baru dari satu kota.
Perputaran uang pertalite eceran dari 7.532 ritel di Samarinda, dari data di atas, mencapai Rp 2,25 miliar sehari atau 67 miliar sebulan. Bisnis pertalite eceran akhirnya lebih subur dari cendawan ketika hujan. Masih dari wawancara acak kaltimkece.id, pemilik pom mini mengaku meraup keuntungan Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu per hari. Adapun margin keuntungan pertalite eceran di seluruh Samarinda diestimasikan Rp 451 juta per hari atau Rp 13 miliar per bulan.
Bisnis barang bersubsidi ini diduga sebagai penyebab kelangkaan pertalite di SPBU. Ketika SPBU tidak menjual pertalite, konsumen terpaksa membeli eceran. Kondisi demikian barang tentu kian menyuburkan bisnis pertalite eceran.
Menanggapi fenomena itu, Arya Yusa Dwicandra dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengatakan, Pertamina selalu memastikan stok pertalite terjaga. Pertamina akan berkolaborasi dengan kepolisian serta dinas terkait untuk menindaklanjuti keluhan tersebut.
“Jika memang ada kendala atau keluhan di SPBU, bisa disampaikan melalui kontak Pertamina 135,” kata Arya melalui keterangan tertulis kepada kaltimkece.id, Ahad, 17 April 2023.
Arya lalu menjelaskan mengenai Peraturan Presiden 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Pertalite masuk kategori jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKB). Bahan bakar ini diminta pemerintah disalurkan kepada masyarakat. Mekanisme harga dan kuotanya ditentukan pemerintah. Sementara penerima dan pendistribusi pertalite, belum tercantum secara spesifik dalam aturan tersebut.
“Informasi terbaru, perpres tersebut dalam proses revisi,” ujar Arya.
Arya mengatakan, pengecer BBM bersubsidi tidak diatur dalam perpres maupun aturan yang lain. Artinya, kegiatan tersebut ilegal. Penindakan bisa dilakukan dinas terkait maupun aparat hukum. Arya melanjutkan, perpres dan Permen ESDM menjelaskan bahwa lembaga penyalur resmi yang ditunjuk adalah SPBU atau Pertashop.
”Selain dua jenis lembaga penyalur tersebut, berarti menyalahi aturan,” tegasnya.
Menjelang Idulfitri 1444 Hijriah, pemerintah disebut telah mendukung untuk memperlancar distribusi BBM. Pertamina menyiagakan 114 SPBU di jalur padat kendaraan dan wisata di Pulau Kalimantan. Sebanyak 19 SPBU berlokasi di Kaltim.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Kaltim, Komisaris Besar Polisi Yusuf Sutejo, menerima upaya konfirmasi kaltimkece.id mengenai masalah ini. Kombes Yusuf mengatakan, perlu berkomunikasi terlebih dahulu dengan Sub Direktorat Indagsi, Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Polda Kaltim. Beberapa hal perlu disikronkan dengan situasi di lapangan.
“Kami juga memerlukan komunikasi dengan instansi terkait mengenai keluhan tersebut,” tutup Kombes Yusuf melalui pesan singkat, Selasa, 18 April 2023. (*)
Dilengkapi oleh: Giarti Ibnu Lestari