kaltimkece.id Seorang ayah dan anak, berinisial MR, 67 tahun, dan SS, diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. SS disebut memerintahkan ayahnya, MR, mengambil sabu-sabu di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Sang ayah telah ditangkap Kepolisian Resor Kota Samarinda. Sedangkan anaknya masih dalam pengejaran.

Kepada kaltimkece.id, Jumat, 15 Juli 2022, Kepala Polresta Samarinda, Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, membeberkan runtun perkara kasus ini. Beberapa waktu lalu, SS menelepon MR yang tengah berada di Nunukan, Kaltara. MR diminta menemani rekan SS, berinisial SF, 29 tahun, mengambil barang di Pulau Sebatik.

“SS merupakan anak kandung MR,” jelas Kombes Pol Ary Fadli.

_____________________________________________________PARIWARA

Beberapa hari kemudian, MR dan SF bertemu di Nunukan. SF ke kabupaten tersebut menggunakan pesawat dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Keduanya lalu menyeberang ke Pulau Sebatik menggunakan feri. Begitu turun dari kapal, MR dan SF disambut seorang pria bertopi tetapi tidak saling berdekatan. Jarak dari tempat berdiri MR dan SF dengan pria tersebut sekitar 30 meter. MR kemudian menghampiri lelaki itu sedangkan SF memilih menunggu dari jauh.

“Pria yang belum diketahui identitasnya itu menyerahkan tas plastik hitam kepada MR,” kata Kombes Pol Ary Fadli. Setelah itu, MR dan SF bergegas ke Samarinda melalui jalur darat. Rutenya dari Pulau Sebatik ke Nunukan, hingga melintasi jalan poros Samarinda-Bontang. Transportasinya ganti-ganti, dari kapal hingga mobil sewaan.

Ahad tengah malam, 10 Juli 2022, MR dan SF tiba di Samarinda. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan taksi daring. Akan tetapi, sebelum sampai ke tujuan, taksi tersebut dicegat sejumlah polisi di depan Markas Polsekta Sungai Pinang, Jalan DI Panjaitan. Petugas dari Satuan Reserse Narkoba dan Polsekta Sungai Pinang itu menggeledah seisi mobil.

“Kami menemukan sabu-sabu seberat 514 gram yang dibungkus pakai lakban cokelat di plastik hitam yang dibawa tersangka MR dan SF dari Pulau Sebatik,” ungkap Kapolresta. Temuan barang tersebut membuat MR dan SF tak berkutik. Mereka pasrah digelandang ke Mapolresta Samarinda.

“Penyelidikan kasus ini belum berhenti. Kami masih memburu SS yang sudah masuk daftar pencarian orang,” imbuhnya.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Ditemui kaltimkece.id di kantor polisi tersebut, MF beralasan tak tahu jika isi plastik hitam tersebut adalah sabu-sabu. Ke Samarinda, ia mengaku ingin menemui anaknya.

MF dan SF kini mendekam di sel tahanan Markas Polresta Samarinda. Keduanya dijerat pasal 114 ayat 2 subsider pasal 112 ayat 2 juncto pasal 132 ayat 1 Undang-Undang 35/2009 tentang Narkotika. Dalam peraturan tersebut, ancaman hukuman bagi penyalahguna narkotika adalah penjara minimal enam tahun. (*)

Editor: Surya Aditya